The Truth Untold

4.8K 441 56
                                    

Jimin kembali ke kediamannya setelah bersiteru dengan sang kakak. Jimin berjalan menuju kamar yang dulunya di gunakan sang ibu jika ia menginap di rumah putranya tersebut.

Lalu Jimin meraih satu bingkai foto kebersamaan dirinya dengan sang ibu, mengusapnya pelan lalu ia duduk di tepi ranjang yang tertutupi kain putih.

"Eomma... aku tidak setuju dengan yang di lakukan Seokjin hyung... tapi apa dengan cara seperti itu bisa membuatmu bahagia disana?"

Jimin kembali mengingat momen kebersamaannya dengan sang ibu sejak ia kecil.

"Lakukan jika menurutmu itu yang terbaik"

Kata-kata dari sang ibu itu lah yang selalu menjadi motivasinya jika dirinya sedang terpuruk dalam sebuah masalah.

Kini tatapan Jimin beralih lurus ke depan tepatnya ke arah jendela kamar. Lalu ia melangkah ke sana, membuka jendela kamar, lalu berdiri di balkon sambil menatap langit-langit malam yang di hiasi bintang saat itu.

"Aku akan melakukan apa saja asal eomma tetap bahagia disana..."

.

.

Keesokan harinya.

Yuna datang ke kediaman Jimin. Ia mengetuk pintunya dan tak lama Jimin pun membukakan pintunya. Yuna terlihat sedikit cemas saat melihat wajah lesu tunangannya tersebut.

"Oppa... apa terjadi sesuatu padamu?"

"Uhm... tidak ada, aku hanya kurang tidur..."

Jimin langsung menggandeng Yuna menuju ruang tengah lalu mereka duduk bersama. Hanya selang beberapa menit saja, seseorang kembali mengetuk pintu rumah.

"Tunggu sebentar." ujar Jimin kepada Yuna sebelum ia beranjak membukakan pintu.

#CKLEK
Pintu terbuka dan berdiri lah Seokjin bersama Taehyung disana.

"Mau apa lagi, hyung?"

Tanpa kata, Seokjin hanya menghela napasnya lalu melangkah masuk. Ia tersenyum ramah saat melihat Yuna sedang duduk tenang di atas sofa. Melihat kedatangan Seokjin, Yuna pun beranjak berdiri lalu memberikan salam dengan membungkukan badannya.

"Jimin-ah... ada yang perlu kita bicarakan."

Jimin pun terburu-buru menghampiri Yuna, lalu menggandeng tangan gadis itu menjauhi ruang tengah.

"Pergi lah ke kamar sebentar... aku akan menyusulmu." pinta Jimin.

Yuna hanya membalas dengan anggukkan kepalanya. Ia mulai beralih menuju anak tangga sedangkan Jimin pergi ke ruang tengah.

Tapi, Yuna mengurungkan niatnya untuk pergi ke kamar. Ia memilih kembali dan bersembunyi di balik tembok.

"Untuk apa kau membawa Taehyung kemari?!" seru Jimin sambil menunjuk ke arah Taehyung.

Taehyung hanya berlaga santai menyandarkan punggungnya di tembok sambil tersenyum.

"Tentu saja untuk mengajaknya kerja sama denganku... Taehyung lebih bisa di andalkan daripada dirimu ini." ucap Seokjin.

"Maksudmu... kau akan menyuruh Taehyung untuk menyekap Hyebi?"

Yuna langsung mengerutkan dahinya saat mendengar ucapan Jimin.

"Tentu... Taehyung yang akan bertugas menyulik Hyebi... tenang, aku tidak akan melukai gadis itu... dia hanya umpan agar pria tua sialan itu mau keluar dan berlutut di depanku!"

Yuna terus mendengar percakapan ketiga pria tersebut.

#skip time#

Seokjin dan Taehyung memutuskn untuk pergi setelah membahas rencana mereka untuk menculik Hyebi. Yuna sendiri langsung berlari menuju kamar sebelum ketahuan oleh Jimin.

Tak lama, Jimin menyusul ke kamar dan melihat Yuna sedang duduk di tepi ranjangnya.

"Yuna... ada yang ingin ku bicarakan padamu." ucap Jimin sambil melangkah mendekati tunangannya tersebut.

Yuna hanya diam, ia sudah mendengar semuanya. Kesal? Tentu... ia tidak menyangka Jimin dan sang kakak mempunyai rencana yang berujung seperti itu.

Jimin pun menekuk lututnya di hadapan Yuna.
"Aku ingin kau membantuku lagi kali ini." ucap Jimin sambil memegang tangan Yuna.

Namun gadis itu menepis genggaman Jimin.
"Apa? Kau ingin aku membantumu apa lagi kali ini? Tidak cukup kah aku membantumu berpura-pura sebagai penguntit Jungkook?"

Selama ini, sosok misterius yang selalu mengirimi Jungkook pesan adalah Yuna. Mulai dari memberikan sebuah kertas pesan saat di kolam renang, mengirimi gambar Hyebi di taman bermain, hingga saat Jungkook memergoki Hyebi berboncengan dengan Jimin sepulang sekolah.

"Kau berjanji padaku untuk tidak mengulangi ini lagi! Aku tidak mau melukai perasaan Hyebi lagi! Dia... dia sahabatku." ucap Yuna yang kali ini terdengar sedikit bergetar, matanya bahkan mulai membendung air mata.

"Aku tau... sekarang berpikir lah, bagaimana perasaanmu saat tau ibu yang selama ini menyayangimu, pergi dengan cara tragis? Apa kau tidak pernah berpikir bagaimana perasaanku?"

Yuna pun meneteskan air matanya.
"Aku tau.... aku tau! Hiks... tapi kumohon batalkan rencanamu itu, bukankah Hyebi tidak ada sangkut pautnya dengan masalah kalian? Hiks..."

"Aku janji tidak akan melukai Hyebi... aku dan Seokjin hyung hanya butuh Hyebi sebagai umpan." ucap Jimin sambil menggenggam kedua tangan Yuna.

"Jika kau mengingkari janji... lebih baik kita berpisah."

"Uhm... aku janji."

#skip time#

Yuna mengajak Hyebi jalan-jalan bersama di salah satu pusat perbelanjaan. Saat Hyebi sedang asik memilih baju, Hyuna mengirimkan sebuah pesan kepada Jimin di mana lokasi mereka sekarang.

Hingga saat mereka selesai berbelanja dan harus berpisah, Yuna diam-diam mengikuti Hyebi yang sedang berjalan menuju halte bis. Ia langsung memfoto Hyebi dan mengirimkan lokasinya kepada Jimin.

"Sungguh maafkan aku, Shin Hyebi."

Tak lama, datang lah sebuah mobil van hitam yang saat itu di gunakan untuk menculik Hyebi. Saat melihat dua orang pria membawa Hyebi pergi, ingin sekali rasanya Yuna menolong sahabatnya itu.

#skip time#

Waktu dimana Jungkook datang ke kediaman Jimin.

Jimin dan Yuna hanya berpura-pura tidak tau soal penculikan Hyebi saat itu. Mereka tau dan mereka juga terlibat dalam khasus ini.

--- TBC ---

Mau aku fast update??
Kuy jgn jd silent reader... Aku semangat kalo kalian juga semangat vote / comment lho 😆

BIG SPOILER yaa..

NEXT bakal jadi PART TERAKHIR 🤧

Tenang... Tenang... Semua gk akan terduga 😆

So That I Love You (JJK) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang