Pt. 25 - I'm Fine

5.9K 503 52
                                    

Tuan Jeon dan Jungkook langsung membawa Hyebi kembali ke apartemennya. Lalu memanggil dokter untuk memeriksa keadaan gadis itu.

Hyebi mengalami beberapa memar terutama di bagian wajah dan yang terparah di bagian perutnya.

Bahkan Hyebi harus di sambungkan infus untuk mempercepat pemulihannya. Setelah itu Tuan Jeon, Jungkook dan sang dokter pun keluar dari kamar.

"Kau juga harus di periksa, Jungkook-ah." ujar Tuan Jeon.

"Tidak perlu.. Aku baik-baik saja.. Aku hanya ingin menemani Hyebi saat ini.. Appa tidak perlu khawatir" ucap Jungkook lalu melirikan mata ke dalam kamar dimana Hyebi sedang tertidur pulas.

"Uhm.. Baiklah.. Hubungi Appa jika terjadi sesuatu lagi.. Ah! Atau mungkin Appa bisa menyuruh beberapa bodyguard untuk menjaga kalian"

"Itu terlalu berlebihan.. Kami akan baik-baik saja.. Akan lebih baik jika mereka menjaga mu.."

Saat mereka sedang asik berbincang, datanglah ibunda Jungkook beserta kedua orangtua Hyebi.

"Sayang.. Apa kau baik-baik saja?" ujar Ibunda Jungkook kepada sang suami, lalu bergantian kepada Jungkook.

"Aku tidak apa-apa.. Tapi Hyebi terluka"

Ibunda Hyebi langsung menutupi mulutnya yang menganga saat mendengar ucapan Tuan Jeon.

Jungkook pun langsung mengantarkan kedua orangtua Hyebi kedalam kamar.

"Oh! Hyebi-ah.. Sayang." ujar Ibunda Hyebi lalu mengusap kepala putri semata wayangnya itu.

Ia menangis melihat beberapa memar di wajah Hyebi.

"Maafkan aku.. Maaf aku tidak bisa menjaga Hyebi dengan baik"

Tiba-tiba ibunda Hyebi balik badan lalu menampar pipi Jungkook. Ibu Hyebi sudah tau setelah Ibunda Jungkook memberitahukan apa yang sedang terjadi pada putrinya.

Jungkook hanya pasrah menerima tamparan dari ibu mertuanya itu.

"Tidak seharusnya Hyebi yang menjadi korban seperti ini! Itu urusan ayahmu! Seharus ayahmu atau setidak kau lah yang bisa mengurus masalah itu!"

"Maafkan aku, eomma-nim.." Jungkook pun berlutut di hadapan Ibunda Hyebi.

"Jika ini terjadi lagi pada putriku.. Aku tidak membiarkan dia untuk tinggal bersamamu lagi!"

#skip time#

07:30pm

Ibunda Hyebi dengan setia menemani putrinya tersebut. Saat ini ia tengah menyuapi putrinya semangkuk bubur labu dengan sup.

Sesekali Hyebi meringis kesakitan di perutnya yang memar akibat tendangan.

"Eomma khawatir sekali.. Putri kesayangan eomma di culik.. Jika eomma tau siapa pelakunya.. Akan ku hajar!"

Hyebi pun tertawa kecil.

"Itu karena aku terlalu cantik." sahut Hyebi percaya diri.

"Aigoo.. Kau ini." Ibunda Hyebi pun mencubit gemas pipi putrinya.

#CKLEK

Suasana menjadi hening saat Jungkook membuka pintu kamar lalu melangkah masuk. Jungkook hanya diam, ia sebenarnya ingin sekali merawat Hyebi, menemani gadis itu seharian.

Tapi apa daya, tak ada yang bisa ia lakukan setelah ia mengecewakan kedua orangtua Hyebi.

"Uhm.. Kau habiskan makananmu.. Eomma harus ke dapur." Ibunda Hyebi lalu meletakkan mangkuk bubur di atas meja sebelum ia keluar dari kamar.

Jungkook langsung mendekati Hyebi, duduk di tepi ranjang sambil menggenggam tangan gadis itu.

"Maafkan aku."

Tanpa di duga, Hyebi bergerak lalu memeluk Jungkook.
"Aku takut, Jungkook-ah"

"Aku janji... Aku akan melindungimu dan ini tidak akan terjadi lagi... Gwenchana."

.

.

3 hari kemudian.

Jungkook dan Hyebi kembali bersekolah saat kondisi Hyebi sudah membaik. Baru saja masuk ke koridor loker sekolah, mereka bertemu dengan Guru Lee.

"Hah.. Apa kalian baik-baik saja? Kenapa banyak siswa yang di pilih untuk maju lomba justru tidak masuk sekolah? Ada apa dengan kalian?" ujar Guru Lee.

Hyebi dan Jungkook saling bertatapan sejenak.

"Ah! aku tidak tau... Hyebi memang sakit dan aku harus merawatnya." ucap Jungkook.

"Kalau seperti ini caranya, mau tidak mau kalian harus satu tim... Jimin dan Lisa sampai saat ini belum ada kabar kenapa mereka tidak masuk sekolah"

Tiba-tiba Jungkook menggenggam tangan Hyebi dengan erat.
"Maaf ssaem... Kita harus ke kelas."
Dengan sedikit terburu-buru, Jungkook pun menarik Hyebi menuju atap sekolah.

Sesampainya di atap.

Jungkook langsung berdiri menghadap ke arah Hyebi dengan tatapan yang dalam.
"Aku tidak mau kau berurusan dengan pria brengsek bernama Jimin itu! Mengerti?"

Hyebi tersenyum lalu maju selangkah mendekati Jungkook sambil mengusap pipi pria tersebut.
"Uhm... Terima kasih sudah mencemaskanku."

Kini kedua tangan Jungkook pun meraih pipi Hyebi, sesekali ibu jarinya mengusap lembut pipi gadis itu.
"Aku mencintaimu, Shin Hyebi."

Hyebi tersenyum mendengar ucapan Jungkook.
"Benar kah? Benar kau mencintaiku?"

Jungkook langsung menarik kepala Hyebi lalu mencium bibir gadis itu sekilas.

.

.

Sementara itu, Seokjin dan Jimin untuk saat ini sedang tidak berada di Seoul. Mereka melarikan diri menuju Busan dan tinggal disebuah kontrakan untuk sementara waktu.

Saat ini mereka sedang duduk bersama diatas sofa berwarna hitam.

"Hidupku tidak akan tenang jika belum membunuh pria tua sialan itu!" gerutu Seokjin.

"Apa kau tidak bisa berpikir jernih, hyung? Untuk apa kau membuang waktu untuk membunuh Tuan Jeon... Dia sudah tua, hanya tunggu waktu saja"

"Lalu? Kau ingin aku menunggu hingga Tuhan mencabut nyawanya? Cih! Pikiranmu lah yang tidak jenih!"Seokjin pun menghisap rokok yang sedari tadi ia pegang.

Jimin tersenyum miring.
"Bodoh! Menurutku... akan lebih baik jika kita membunuh Jungkook... Jadi, keturunan Jeon Group berakhir sampai di Jungkook"

Seokjin terdiam sambil memutar bola matanya, ia berpikir sejenak mencerna perkataan sang adik.
"Uhm... Kau benar juga."

"Jika saja Jungkook mati, itu bisa menjadi salah satu cara untuk membuat Tuan Jeon depresi... Mungkin tidak hanya Tuan Jeon, tapi Ibu Jungkook dan juga.... Hyebi"

--- TBC ---

Aaakh maap nyak baru update 😁

Lagi sibuk bgt nih..

Ohya kabar nih, cerita ini gk akan lama lagi.. Dari awal emang aku gk ada rencana buat panjang.. Malah pengennya sampe Part 20 aja ternyata lebih hahaha..

Jadi yaudin udah terlanjur jd tunggu aja kapan bubar nya 🤣🤣

So That I Love You (JJK) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang