8th: The Emptiness that You Left Behind

1.6K 200 89
                                    

‼Warning‼

Di chapter ini ada bagian yang sedikit menjijikkan buat sebagian orang (hh ga ngerti aku juga ngapain masukin bagian itu) jadi dari sini aku peringatin, di bagian ketiga, ada bagian yang kemungkinan bikin kalian ga nafsu makan dan pengen muntah. jadi bersiap-siaplah.

***

"Kai telah melarikan diri dari Soobin, Tuan."

"Lalu?"

"Kami mengetahuinya karena sejak kemarin Choi Soobin tampak sedang mencari seorang pemuda seusia Kai. Dan setelah kami cek gedung apartemennya, ada satu kamar dengan jendela yang pecah. Sepertinya dia kabur dengan memecahkan jendela, dan turun dari lantai sepuluh, kamar mereka."

Kim Taehyung terbahak seketika. Ia menggeleng-geleng pelan. "Anak itu benar-benar tak berubah."

"Saat ini, kami juga ikut mencari anak itu agar dapat menemukannya sebelum Soobin. Sayangnya, cuaca saat ini benar-benar tidak mendukung untuk kami menyelidiki lebih lanjut kemana ia pergi."

"Tak masalah. Jika anak itu ingin pergi, maka biarkan saja—walaupun sepertinya Joohyun tak akan senang mendengarnya."

"Tapi bukankah ini permintaan Madame—"

"Sudahlah, kau tak perlu ikut campur. Untuk itu, biar aku yang urus. Yang jelas, anak itu takkan kabur terlalu jauh. Ia tak punya tempat berlindung selain tempat dari mana ia berasal—dan kakinya sendiri yang akan melangkah ke tempat itu tanpa diminta siapapun."

Lelaki di ujung telepon sana menghela napas, sebelum akhirnya pasrah dengan keputusan sang majikan, "Baiklah. Saya serahkan pada Anda, Tuan. Sekian laporan saya."

Lelaki itu memutus telepon. Kim Taehyung meletakkan ponselnya di atas meja, berputar pada kursinya untuk berhadapan dengan wanita yang sejak tadi sedang menunduk. Di wajah wanita itu masih tersisa lebam yang sedikit pudar, dan beberapa bekas luka di pergelangan tangan dan sudut bibirnya. Taehyung menatap wanita itu dengan senyum miring.

"Sayang sekali. Sepertinya kesatriamu sedang sibuk dengan putrinya yang lain. Kau diabaikan olehnya."

Ia mengayunkan tungkainya dan bangkit dari kursi putar, menghampiri wanita yang tak menyahuti kata-katanya itu.

"Kau tak senang dengan kenyataan itu?" Ia membelai sisi wajah sang wanita, sebelum menarik dagu wanita itu untuk mendongak dan melihat langsung pada kedua netranya, "Tenang saja. Waktumu telah ditetapkan. Setelah itu, kau bisa bersatu dengan mantan kekasih yang masih kau cintai itu. Itu maumu, 'kan, Hyerin-ah?"

Wanita itu membalas pandang dari pria di hadapannya dengan mata berkaca-kaca. Sudut bibirnya bergetar menahan tangis yang hampir pecah—membuat Taehyung tersenyum puas tanpa sedikit pun merasa iba. "Bunuh aku sekarang juga. Lepaskan Soobin. Aku tak ingin jadi beban siapapun lagi." Wanita itu berucap lirih.

Kim Taehyung menempatkan jari telunjuknya di depan bibir wanita itu. Dengan senyum licik yang terpatri di bibirnya dan suara lembut, ia berujar pada Hyerin, "Cukup rengekannya. Bukan kau yang harus memutuskan. Kau hanya perlu menurut pada kami dan jalani keputusannya, mengerti?"

Pria itu melepas wajah Hyerin, dan segera berbalik untuk meninggalkan ruangan. Membiarkan wanita itu kembali larut dalam isak pelannya dan nasibnya yang malang.

graveyard | Choi Soobin, Huening KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang