Tiga hari kemudian mereka memutuskan untuk kembali ke London. Sejak saat itu hubungan mereka semakin membaik dan Queen tak bisa merasa lebih bahagia lagi dari ini sebab akhirnya ia menjadi istri Ken yang sesungguhnya.
Sejak saat itu, setiap malam Ken akan selalu bercinta dengannya dengan perlahan dan baru akan berhenti saat ia memohon untuk berhenti. Dirinya sungguh kesal karena selalu saja kalah dari laki-laki itu.
Tak terasa bahkan sebulan sudah ia menjadi istri Ken yang sesungguhnya. Kadang-kadang Oma masih sering datang ke rumah tapi Queen berusaha menghindarinya sebisa mungkin sebab tak ingin sampai terjadi keributan.
Ia bersyukur karena setidaknya Ken tak pernah lagi berpikiran macam-macam tentangnya setiap Oma baru selesai berkunjung sebab biasanya Ken akan mencurigainya setelah itu.
"Kamu sudah bangun," sapa Queen saat melihat Ken yang sudah rapi.
"Ya," ujar Ken duduk kemudian mulai sarapan. Queen juga sangat senang karena Ken tak pernah lagi menolak masakannya.
"Maukah hari ini kamu mengantarkanku ke kantor?" tanya Ken sambil meminum kopinya.
Queen menatapnya bingung sebab tak biasanya laki-laki itu meminta hal itu.
"Baiklah, aku ganti pakaian dulu," ujar Queen. Kebetulan ia memang sedang tak masuk kerja hari ini karena sedikit tidak enak badan. Ia tahu penyebabnya dan bermaksud memberitahu Ken disaat yang tepat.
"Ya."
Saat Queen sudah siap, mereka segera berangkat. Setibanya di sana Queen mengantarkan Ken sampai depan kantornya.
"Ayo, masuk dulu," ujar Ken saat Queen menghentikan langkahnya di lobi depan.
"Aku sampai di sini saja. Kamu naiklah."
"Ayo, atau aku gotong kamu dibahuku."
"Baiklah," ujar Queen menyerah.
Ia menatap tangannya di mana Ken sedang menggandengnya saat ini. Ia tak bisa menggambarkan bagaimana perasaannya sebab selama ini Ken tak pernah membawanya di hadapan umum apalagi bersikap mesra seperti ini.
Queen ikut masuk ke dalam ruangan Ken begitu tiba di sana. Ia melihat sekilas ruangan itu karena tak tahu reaksi Ken jika sampai menemukannya meneliti ruangannya.
"Aku pulang dulu," ujar Queen.
"Tinggallah di sini sebentar, aku suka saat kamu menemaniku bekerja seperti saat kita pergi ke New York waktu itu," ujar Ken meraih tangan Queen, menariknya ke dalam pelukan dan merengkuh pinggangnya hingga wajah mereka sejajar.
Ken menangkup kepala Queen dan memagut perlahan bibir itu. Saat sudah puas dia menempelkan kepalanya di sana.
"Tapi aku tak bisa mengajakmu ke sini setiap hari," bisiknya serak.
"Kenapa?" tanya Queen merasakan nyeri di hatinya tanpa ia inginkan.
"Sebab aku tak akan bisa bekerja dan malah akan terus mengajakmu bercinta."
Wajah Queen bersemu merah mendengarnya dan tanpa bisa ia kendalikan gairah merambati tubuhnya membuatnya menyadari jika ia juga menginginkan suaminya sama besarnya seperti laki-laki itu menginginkannya.
Mereka segera saling melepaskan diri saat pintu Ken diketuk dan dia kemudian memerintahkan orang tersebut masuk.
Beberapa karyawan Ken masuk ke dalam dan Queen bisa mengenali jika salah satunya pasti merupakan anak perempuan dari Dirla, kaki tangan Sheila.
Seketika ia tahu hal itu saat gadis itu menatapnya sinis dan meremehkan. Ken kemudian memperkenalkannya pada semua karyawannya.
"Kenapa Anda mengajak wanita itu ke sini, Pak? Penampilannya akan mempermalukan Anda di hadapan klien kita," ujarnya menatap Queen tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Captivated You by Yessy Lie (Inspirated By A True Story Series, #2)
RomanceJuga terinspirasi dari kisah nyata. Teman dari Mr. America & Floretta (bukan nama sebenarnya) Sequel My Husband is Mr. America *** Queen, gadis berumur 23 tahun harus terpaksa menikah dengan laki-laki yang membencinya demi kebahagiaan ayahnya. Diaba...