Setelah pertemuan itu, Ken merasa sangat marah saat sampai di apartemen yang ia sewa selama di kota ini. Dia sudah marah sejak papanya menelepon satu bulan yang lalu dan mengatakan ingin menjodohkannya. Memerintahkannya pulang agar bisa melamar gadis itu.
Jangan harap dia akan menuruti perintah itu begitu saja dan tentu saja dia tak pulang saat acara itu dilakukan tapi kemarahannya semakin meningkat saat papanya kembali menelepon dan mengatakan jika pernikahan itu tetap akan berlangsung satu bulan lagi.
Berita itu membuat ia ingin tahu wanita seperti apa yang akan dijodohkan dengannya hingga mau saja menerima pernikahan yang bahkan pengantin pria tak menginginkannya.
Dia sangat ingin tahu tampang dari wanita murahan yang pasti dipilih oleh ibu tirinya yang juga murahan. Ia yakin ibu tirinya pasti memilih seorang istri untuknya yang bisa dia kontrol agar menuruti semua perintahnya.
Dia bahkan juga tahu jika ibu tirinya pasti ingin memastikan dirinya tetap bisa menikmati harta papanya setelah papanya meninggal karena tahu harta-harta itu akan diwariskan untuknya.
Nenek yang menyayanginya sudah memberitahukan semua tentang wanita itu padanya. Saat dia kecil mungkin dirinya memang tertipu dengan kebaikan wanita itu sewaktu baru menikah dengan papanya.
Seiring berjalannya waktu dan saat semakin tumbuh dewasa ia tahu alasan wanita itu begitu baik padanya dan ia tahu penyebab ibu kandungnya bisa meninggal setelah neneknya dengan terpaksa memberitahunya karena tak ingin dia terus tertipu.
Ken kembali mengingat pertemuan itu. Sebelum kembali ke kota ini, ia memang mencari sedikit informasi tentang wanita itu agar bisa mengajaknya bertemu.
Saat akhirnya bertemu wanita itu, dirinya sempat merasakan perasaan gelisah sewaktu menatap mata itu dan bahkan tanpa sadar matanya turun menyusuri bibir penuh wanita itu. Dia rasa dirinya terlalu banyak bekerja hingga jadi tidak normal.
"Apa yang harus aku lakukan agar dia mau membatalkan pernikahan ini?" tanya Ken sambil meminum minuman yang langsung dia tuangkan untuk dirinya sewaktu sampai di kamarnya.
Tapi Ken tak sempat menyusun apa-apa, apalagi memikirkan rencana apa pun sebab karyawannya meneleponnya dan memintanya kembali karena membutuhkan kehadirannya hingga seminggu sebelum pernikahan dan dia kembali ingat.
***
Queen baru saja selesai memasak saat ponselnya berbunyi dan kembali sebuah pesan teks masuk dari nomor yang ia kenali sebagai nomor calon suaminya.
"Apalagi yang dia inginkan?" tanya Queen dan membuka pesan itu yang ternyata isinya jika laki-laki itu kembali ingin menemuinya.
Ia bisa saja mengabaikan pesan itu dan membiarkan amarah mengerogoti manusia dingin itu tapi dirinya tak akan jadi pengecut hanya karena intimidasi saja.
Saat sampai di restoran yang sama, dirinya langsung menghampiri Ken.
"Langsung saja katakan apa yang Anda inginkan," ujar Queen saat tiba di samping Ken.
Laki-laki itu menatap padanya dan saat melihatnya seketika raut wajahnya berubah menjadi dingin.
Queen bergegas menjauhkan lengannya dari jangkauan laki-laki itu sebab ia sudah tahu jika pasti laki-laki itu akan menyeretnya lagi entah ke mana.
Ia bisa melihat jika Ken mengeretakkan mulut marah saat Queen melakukan hal itu.
"Katakan saja di sini."
"Jika kamu tidak punya urat malu, aku masih punya dan kita akan bicara di ruang tertutup," ujar Ken menatap Queen tajam.
Queen begitu kesal mendengar hinaan laki-laki itu padahal sesungguhnya ia sama sekali tak ingin berduaan saja dengannya di manapun. Tapi ia tak punya pilihan dan hanya bisa mengikuti Ken dari belakang jika tidak ingin kembali diseret olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Captivated You by Yessy Lie (Inspirated By A True Story Series, #2)
RomantizmJuga terinspirasi dari kisah nyata. Teman dari Mr. America & Floretta (bukan nama sebenarnya) Sequel My Husband is Mr. America *** Queen, gadis berumur 23 tahun harus terpaksa menikah dengan laki-laki yang membencinya demi kebahagiaan ayahnya. Diaba...