🎀 17 🎀

266 24 2
                                    

Saat tiba di hotel ia segera memulai jadwal kerjanya setiap Kamis yaitu menggantikan chef utama menyajikan makanan karena saat siang maka menu-menu andalannya yang akan dihidangkan.

Dirinya berkonsentrasi dalam menyiapkan semuanya agar tak terjadi kesalahan apa-apa. Ia baru berhenti saat Manager hotel menghampirinya.

"Queen," panggilnya.

"Ya, Pak?"

"Seorang pelanggan ingin bertemu denganmu."

"Apa aku melakukan kesalahan, Pak? Apa makanan yang aku buat sudah membuatnya marah?"

"Aku tidak tahu, dia hanya memerintahkan untuk memanggil koki dari makanan-makanan yang dia makan menghadap padanya. Aku sudah merasa curiga saat dia terus memesan makanan padahal belum menghabiskan yang lama."

Queen semakin ketakutan mendengarnya mencoba mengingat-ingat kesalahan apa yang sudah terlewatkan olehnya.

"Cepatlah sebelum dia semakin marah."

"Ya," ujar Queen merapikan dirinya kemudian bergegas menuju meja yang disebutkan atasannya.

Ia bisa melihat di meja itu ada lima orang dan semuanya laki-laki. Dua orang memunggunginya dan tiga orang lainnya tak pernah ia lihat sebelumnya.

"Ini kokinya, Sir," ucap Manager pada seorang laki-laki yang membelakanginya.

"Jadi kamu yang memasak semua ini?" tanyanya tajam pada Queen.

"Ya, Sir," jawab Queen gugup

Ia terkesiap saat laki-laki itu menatapnya dan menemukan jika ternyata Ken. Seketika wajahnya memucat dan tahu jika Ken pasti sudah mengetahui semuanya. Apalagi saat melihat raut marah di kedua mata laki-laki itu.

"Baiklah, kamu bisa kembali ke tempatmu," ujar Ken.

Dengan cepat Queen kembali ke dalam dan merasa cemas apa yang mungkin akan terjadi saat ia pulang nanti malam.

Ia menunggu di rumah dengan perasaan tak tenang saat Ken belum juga pulang. Semakin lama waktu berlalu, semakin ia merasa ketakutan sendiri akan reaksi laki-laki itu.

Dirinya menunggu di kamar dengan cemas dan saat rasa cemasnya tak juga hilang, ia pergi ke ruang kerja Ken kemudian menyusup masuk di bawah meja kantor laki-laki itu untuk bersembunyi di sana.

Jantungnya semakin berdetak kencang saat mendengar bunyi mobil Ken yang sudah pulang. Ia semakin panik saat langkah kaki laki-laki itu terdengar di dalam rumah.

Hingga akhirnya tak terdengar suara apa-apa lagi dan Queen menghembuskan napas lega. Ia berbaring di sana menunggu dan tanpa menyadarinya malah tertidur.

Saat mendengar suara kursi berderit, dengan cepat Queen membuka matanya lebar, menemukan Ken sedang berjongkok di atas lantai menatapnya aneh.

"Sedang apa kamu di sana?"

"Kamu sudah pulang?"

"Aku tahu kalau kamu pasti tahu jika aku sudah pulang sejak tadi, menemukan istriku menghilang hingga aku harus mencarinya ke seluruh rumah. Menemukannya bergelung di bawah meja seperti hewan yang ketakutan."

Wajah Queen merona malu mendengar ucapan Ken.

"Keluarlah dari sana."

"Aku di sini saja."

"Keluar! Atau aku akan ikut masuk ke sana."

"Tapi kamu tak akan muat."

"Tidak apa-apa kita bisa saling menempel seperti perangko lagi."

Captivated You by Yessy Lie (Inspirated By A True Story Series, #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang