🎀 19 🎀

263 25 4
                                    

Saat Queen keluar dari kamarnya ia menemukan Ken tampak tak tenang.

"Ken, ada apa?" tanyanya.

"Besok kita pulang ke Manchester."

"Kenapa?"

"Papa yang minta."

"Apa Papa sakit?"

"Tidak."

"Lalu?"

"Aku juga tak tahu."

Queen kemudian hanya menatap Ken dan diam-diam pergi ke kamarnya saat laki-laki tampak cemas dan ia tak ingin mengusiknya.

Pagi-pagi mereka segera naik penerbangan pertama untuk kembali ke Manchester. Saat sampai di sana Queen melihat wajah Amber tampak begitu pucat dan ia tahu jika sesuatu yang salah sudah terjadi.

Tapi Ken masih tak memedulikan ibu tirinya dan hanya segera masuk ke dalam.

Setelah menyapa Amber, ia memeluknya kemudian menariknya agar mengikuti mereka masuk ke dalam menemui Rodrick.

Awalnya Amber menolak karena tak ingin Ken marah tapi saat Queen terus menariknya akhirnya dia mau.

Saat sampai di sana mereka bisa melihat jika Rodrick terlihat kesakitan dan semakin tampak lemah. Amber kembali menangis dalam diam dan Queen memeluknya.

"Ken," panggil Rodrick pelan pada putranya mengangkat tangannya untuk meraih putranya.

Ken mendekati papanya dan mengenggam tangannya erat.
"Papa hanya ingin kalian bersatu agar nanti Papa bisa melihat kalian dari alam sana sudah berbahagia."

Ken masih terus diam sambil mengeretakan rahang dengan rapat mendengar ucapan papanya. Bukan karena marah tapi karena dia tahu jika kondisi papanya semakin memburuk.

"Papa istirahatlah, kita bicara lagi nanti saat Papa sudah sehat."

Rodrick tersenyum mendengarnya kemudian menatap Queen memintanya mendekat. Queen meraih tangan Rodrick yang satu lagi dan tanpa sengaja bulir air matanya mengalir. Ia mengusapnya cepat sebelum Rodrick melihat jika ia menangis.

Rodrick menyatukan kedua tangan mereka.
"Jangan menyalahkan istrimu atau siapa pun, Ken. Dia pasti juga berat menjalani ini semua sama sepertimu tapi kamu butuh pendamping dan dia adalah pendampingmu. Berusahalah mencintainya atau setidaknya cobalah menerimanya menjadi istrimu bukan menyiksa batinnya. Papa mohon Ken, kamu sudah dewasa dan bisa melihat mana yang benar dan salah, istri Papa adalah pilihan Papa dan mamamu adalah pilihan nenekmu. Papa mohon lunakanlah hatimu sebelum kamu menyesal."

Ken hanya bergeming mendengarkan semuanya tapi dia bisa mendengar jika ibu tirinya terus menangis.

"Istri Papa sudah banyak berkorban untuk kita, dia bahkan menolak saat Papa ingin mewarisi sedikit harta Papa untuknya. Bahkan dia juga menolak Papa memberikan warisan untuk adik-adikmu hanya karena tak ingin kamu marah. Saat kamu kecil, jika kamu terjatuh maka dia akan lebih panik dari Papa. Mungkin kamu tak bisa mengingat hal itu tapi dia sungguh-sungguh menyayangimu tak kurang dari kasih sayang seorang ibu kandung. Kamu harus bisa menilai semua itu berdasarkan hati dan pikiranmu Ken. Dia bukanlah penyebab mamamu meninggal. Sebelum Papa mengenal mamamu, Papa sudah mencintainya tapi nenekmu tak setuju dan memaksa papamu menikah dengan mamamu. Saat Papa sudah menikah dengan mamamu kami tak pernah berhubungan lagi bahkan kami baru bertemu kembali 3 tahun setelah mamamu meninggal. Jadi jangan lagi menyalahkannya akan sesuatu yang tak pernah dia lakukan. Tahukah kamu, dia akan selalu meminta Papa meneleponmu untuk mengetahui keadaanmu, apakah kamu sudah makan atau belum dan apakah kamu menjaga kesehatanmu atau tidak. Jika Papa tak sempat melakukannya maka dia akan terus mondar mandir di sana sampai Papa melakukannya," ujar Rodrick tersenyum.

Captivated You by Yessy Lie (Inspirated By A True Story Series, #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang