Mata sembab, hidung berair, rambut yang tak lagi rapi, serta sedikit isakan kecil menjadi hal yang dapat di jumpai di dalam kamar apartemen Jennie malam ini. Entah sudah berapa lama ia menangis namun rasa kesal dan sesak di hatinya belum juga dapat ia kendalikan. Bayangan kejadian sorr tadi tidak bisa lepas dari pikirannya hingga Jennie benar-benar tidak bisa menghentikan isakannya.
Yoongi, lelaki yang kini tengah gencar mengetuk pintu kamarnya sudah membuat Jennie menangis sore tadi. Seperti yang sudah di ketahui, Jennie dan Yoongi memang tidak memiliki waktu bertemu yang cukup. Pertemuan dan kebersamaan mereka terhalang karena jadwal padat Yoongi yang tidak bisa di ganggu.
Jennie mencoba mengerti, sudah tiga hari setelah mereka pergi ke pesta bersama, mereka berdua tak lagi berjumpa. Oleh karena itu, pagi tadi Jennie sengaja berkunjung ke rumah Yerin dan meminta wanita itu mengajarinya memasak. Jennie ingin ke kantor Yoongi disiang hari, dan ia ingin membawakan Yoongi masakan yang dia buat. Cukup lama Jennie memasak satu menu yang paling mudah menurut Yerin, bibimbap. Dan setelah dia menyelesaikan masakannya, dengan segera Jennie pergi ke kantor Yoongi.
Namun sayang, sesampainya dia di kantor ternyata sang kekasih sedang tidak berada di sana. Jennie menunggu cukup lama, tiga jam dia duduk dengan bosan di dalam ruangan Yoongi namun kekasihnya tak kunjung kembali. Ponsel lelaki itu tidak aktif, ia tidak bisa mengabari Yoongi dan akhir nya Jennie memilih untuk menunggu lebih lama meskipun ia sendiri merasa kelaparan. Hingga hari mulai menunjukkan pukul setengah enam sore, lelaki yang sudah empat jam lebih ia tunggu tersebut akhirnya datang.
Jennie senang akhirnya Yoongi datang meskipun hari sudah hampir malam. Namun rasa senang Jennie mendadak sedikit luntur letika ada seorang wanita bertubuh putih dengan rambut pendek mengekori langkah Yoongi masuk ke ruang kerjanya.
"Yoongi?"
Yoongi nampak terkejut ketika melihat Jennie ada di dalam ruang kerjanya. Wajah lelaki itu nampak lelah, begitu pula dengan wanita yang kini menatap Jennie dengan tatapan bingung.
"Jennie kau di sini?"
"Kau dari mana? Aku menunggu mu di sini sudah hampir lima jam" gerutu Jennie.
Jennie beranjak mendekat ke arah Yoongi dan memeluk pria yang sudah tiga hari ia rindukan. Namun baru beberapa detik Jennie memeluknya, Yoongi dengan cepat mendorong sedikit tubuh Jennie agar menjauh.
"Jennie aku lelah, aku baru kembali dari kantor cabang"
"Oh begitu ya? Baiklah. Ah ya kau sudah makan? Aku membawakan makanan untuk mu. Kau makan ya?" Jennie tersenyum seraya dengan cepat mengambil kotak makanannya dan membawa kembali ke arah Yoongi. Senyum cerah tak lepas dari wajah cantiknya.
"Aku sudah makan tadi di luar"
"Yahh sayang sekali"
"Jennie, sekarang kau pulang saja ya, aku masih ada kegiatan yang harus di selesaikan. Malam nanti aku akan pulang ke apartemen"
Yoongi melangkah menuju meja kerja meninggalkan Jennie yang masih menatapnya dengan bingung. Tidak hanya Yoongi, wanita berambut sebahu tadi juga mengikuti menuju meja kerja lengkap dengan beberapa dokumen di kedua tangannya.
"Pulang? Bagaimana kalau aku menunggu, lagi pula kau kan juga akan ke apartemen. Jadi kita bisa pulang bersama"
"Aku tidak tahu akan pulang jam berapa, jadi kau duluan saja"
"Tidak apa-apa, aku tunggu saja. Aku akan pulang bersama mu"
Jennie melangkah kembali ke sofa tempat dia menunggu tadi. Meskipun hatinya merasa sedikit tidak enak dengan sikap Yoongi namun Jennie mencoba untuk tetap bersabar. Lagi pula ia tidak boleh menunjukkan sisi kekanakannya hanya karena Yoongi memintanya untuk pulang meskipun ia sudah menunggu hampir lima jam.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAPPED || (Tersedia di playbook)
FanficWARNING ⚠️ KONTEN DEWASA 21+ 🔞 Dan di sinilah kisah mereka di mulai. Kepulangan Jennie ke negara asalnya untuk menemui kekasih yang sudah hampir tiga tahun ia pacari itu ternyata membawa Jennie ke kisah lain. Terjebak dengan pria superior yang memb...