" Hatimu lebih tahu siapa yang layak menghuni di dalamnya..aku atau dia. Hatimu yang lebih tahu... siapa yang kamu cinta," - Maddy Maxwell
Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya Maddy dan Vanilla sampai di hotel yang telah ditempah oleh Nickle . Vanilla terlihat sangat letih. Sampai sahaja di kamar hotel, Vanilla terus berbaring tanpa membersihkan diri terlebih dahulu.
Maddy menggelengkan kepala melihat tingkah isterinya. Setelah membersihkan diri dan memakai pijama tidurnya, Maddy menghampiri Vanilla.
"Tidak mahu mandi dulu?" Maddy mengelus pipi Vanilla. Wanita itu hanya menggeleng lesu tanpa membuka matanya.
"Atau setidaknya kamu tukar pakaian dulu," cadang Maddy. Sekali lagi Vanilla menggelengkan kepalanya. Matanya yang terlalu mengantuk langsung tidak mahu diajak berkompromi.
"Mahu suamimu ini menukar pakaianmu, Vanilla?" Maddy sengaja mengusik isterinya. Di luar dugaannya, isteri manisnya itu mengangguk. Dia memutar tubuh, berbaring terlentang dan merentangkan tangan, memberi ruang pada suaminya untuk menukar pakaiannya.
Maddy tersenyum, sambil jemarinya melucutkan pakaian yang dipakai isterinya. Bergetar tubuh lelakinya saat jemarinya menyentuh tubuh putih isterinya. Meski dia sudah menyentuh tubuh itu berulang kali, tetap saja dia rasa bergetar memandang dan menyentuh tubuh itu.
Keinginan untuk menyentuh tubuh mulus itu tidak pernah surut biarpun sedikit. Maddy merasakan dia tidak akan pernah puas menyentuh Vanilla.
"Kamu memang sangat cantik, Vanilla. Terlalu cantik, hingga aku merasa cukup beruntung telah memilikimu," dia berkata sangat perlahan sehingga tidak mungkin kata-katanya dapat didengar Vanilla.
Tidak mahu berfikir banyak, Maddy mengambil sehelai lingerie yang dibawanya khas untuk sang isteri tercinta. Meski dia lebih rela tubuh isterinya polos tanpa ditutupi sehelai benangpun, Maddy menyarungkan lingerie merah itu ke tubuh isterinya.
" Kamu makin terlihat cantik dan seksi, isteriku, "Maddy memandang tubuh isterinya yang kelihatan begitu seksi dan menggoda di dalam balutan lingerie berwarna merah menyala itu. Maddy mengerang keras saat kejantanannya mendadak bangun, terasa begitu tegang dan keras.
" Sial! " Dia membebaskan junior nya. Maddy menggenggam sang adik, mengurutnya sambil matanya menatap kuyu pada isterinya. Dia mengerang, membayangkan saat ini kejantanannya sedang berada dalam tubuh isterinya. Hampir sepuluh minit bermain sendiri, akhirnya tubuh Maddy mengejang. Cairan kental membasahi jemarinya.
" Good night, wife, " Maddy mengucup bibir merah isterinya sebelum ikut berbaring di sebelah isterinya. Menahan hasrat untuk menyentuh Vanilla bukan perkara mudah. Tetapi dia tidak mahu menyentuh Vanilla saat isterinya itu sedang dalam keadaan letih. Vanilla sudah menjadi isterinya. Dia tidak mahu Vanilla merasa diperlakukan seperti seorang pelacur. Dia mahu Vanilla merasa dihargai, agar suatu hari nanti wanita itu akan belajar untuk mencintainya.
💕💕💕
"Good morning, wife," Maddy meniup pipi Vanilla dengan niat ingin membangunkan isterinya itu. Namun Vanilla hanya mengeliat dan memalingkan tubuh hingga dia kini membelakangi suaminya.
"Hei, wake up, honey!" Maddy membalikkan kembali tubuh Vanilla.
"Enggh.." Vanilla mengeliat. Matanya terbuka sedikit. Wajah Maddy tersenyum manis di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Release Me ✔️
RomanceAku bukan pemimpi yang sanggup melakukan apa sahaja demi mencapai mimpi dan impianku. Aku hanya melalui hidupku apa adanya, berpegang teguh pada takdir tuhan, tanpa pernah menyesalinya. Demi seorang saudara dan sahabat, kuhancurkan masa depanku. Mi...