"Mengapa kumerasakan jiwamu semakin menjauh dariku. Tetapkan hatimu, sayang. Kuingin hatimu bertahan disampingku, jangan pernah ada yang mengubah hatimu" - Ivander
Ivander mengepalkan tangannya dan beberapa kali penumbuknya menghentam dinding apartment yang disewanya. Sakit, itu yang dirasakannya kini. Rasa sakit itu lebih sakit dari tusukan kaca.
"Sial kau, Maddy," raungnya saat sekali lagi matanya menatap pada layar laptop nya. Entah mengapa sejak semalam hatinya tergerak untuk membuka laman facebook sepupu jauhnya itu. Hinggalah pagi itu sebaik bangun tidur dia terus membuka komputer ribanya.
"Kau kejam, Maddy," Ivander merasakan matanya mula memanas. Betapa Maddy tersenyum angkuh disamping Vanilla yang mengenakan gaun pengantin berwarna putih, sedang melafazkan wedding vows di hadapan padri.
Pandangan Ivander beralih pada foto Maddy memeluk pinggang Vanilla sambil mengucup bibir Vanilla. Gambar romantis lainnya juga banyak. Salah satunya menunjukkan Maddy dan Vanilla saling menatap dengan kedua tangan Vanilla di atas bahu Maddy, manakala tangan Maddy merangkul pinggang ramping Vanilla.
Lebih menyakitkan hatinya saat melihat apa yang Maddy tulis pada posting tersebut. "Akhirnya aku memilikimu, sayang. Selamat menjadi isteriku dan selamat menjadi ibu bakal anak-anakku."
"Kau lelaki dayus, Maddy. Begitu banyak gadis dalam dunia ini, mengapa kau pilih Vanilla. Mengapa Vanillaku yang kau rosakkan!" Ivander menumbuk dinding hingga kepalan tangannya merah.
Ivander terkenang kembali perbualannya dengan Vanilla sebulan yang lalu, kali terakhir Vanilla menghubunginya. Saat itu Vanilla masih menyatakan rasa rindu dan cinta buat dirinya yang jauh di perantauan.
"Aku mencintaimu, Vanilla. Hanya beberapa bulan lagi, aku akan menamatkan sarjanaku. Aku akan pulang ke tanah air untuk menyuntingmu," kata-kata yang diucapkannya pada Vanilla disambut kekasihnya dengan ucapan "I promised, honey. Jangan ragu sedikitpun. Aku tidak akan pernah berubah. Jika aku boleh menunggu selama ini, mengapa aku tidak dapat menunggu dua bulan lagi, hmm?" tawa kecil Vanilla terdengar merdu di telinganya hingga dia terasa ingin pulang saat itu juga untuk memeluk Vanilla.
"Aku mohon kamu jangan berubah, Vanilla. Aku mohon kamu menungguku. Tetapi mengapa kamu cepat berubah. Apa salahku, Vanilla? Mengapa kamu tidak dapat menungguku sedikit waktu saja lagi? Di mana janjimu, sayang? " Ivander mencapai foto Vanilla yang terletak di atas meja kecil di samping tempat tidurnya. Ditenungnya lama foto itu.
" Aku terlalu mencintaimu, Vanilla. Sedikitpun hatiku tidak pernah berpaling, sayang. Tetapi saat ini kenapa aku merasakan kamu semakin jauh dariku," air mata lelakinya menitis, jatuh menimpa foto Vanilla dan tepat pada kelopak mata Vanilla.
Ivander kini menemui jawapan mengapa sejak sebulan yang lalu Vanilla tidak dapat dihubunginya. Rupanya kekasihnya itu sudah bersama lelaki lain. Sialnya lelaki yang bersama Vanilla ialah sepupunya sendiri.
💕💕💕
Maddy tersenyum puas melihat foto-foto yang dimuatnaik di laman facebook dan instagram nya. Semuanya foto-foto dirinya dan Vanilla yang diambil semasa wedding ceremony di church dan juga semasa wedding receiption yang diadakan di hotel. Tidak cukup dengan itu, dia memuatnaik fotonya sedang memeluk perut Vanilla saat isterinya itu sedang tertidur pulas, dengan dahi terlihat berkilat kerana dibasahi peluh hasil pertarungan malam pengantin mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Release Me ✔️
RomansaAku bukan pemimpi yang sanggup melakukan apa sahaja demi mencapai mimpi dan impianku. Aku hanya melalui hidupku apa adanya, berpegang teguh pada takdir tuhan, tanpa pernah menyesalinya. Demi seorang saudara dan sahabat, kuhancurkan masa depanku. Mi...