Cerewet

1.3K 192 14
                                    

Vote and comment juseyo...
Follow-follow juga boleh..



🌼🌼🌼

Hampir setengah jam menunggu…

“Dek….” Quin tersenyum bahagia melihat siapa yang menjemputnya.

“Bang Av…” Quin berlari dan langsung memeluk kakak keduanya.

“Sorry, abang fikir kamu masih latihan, makannya abang nunggu telfon dari kamu.”

Quin mengangguk. “Engga apa-apa kok.”

“Hai bro…” Av menyapa Al sembari ber tos ria ala laki-laki.

“Apa kabar bang?” balas Al.

“Alhamdulillah baek, lu sendiri gimana?”

“Guemah selalu baik,” Al menaik turunkan kedua alis tebalnya sembari terkekeh.

“Btw makasih yaa Al udah mau nolong adek gue,” Av merangkul bahu sang adik.

“Kaya apaan aja dah lu ini bang.”

Setelah mengobrol sejenak, merekapun pergi meninggalkan sekolah swasta itu.

Sementara itu di dalam mobil Quin…

“Kamu kenal sama Al?” Avagail mengeluarkan suaranya.

“Yaa hanya sebatas kenal gitu doang, dia kan ikut olimpiade juga, jadinya sering ketemu deh,” Av mengangguk paham. “Tapi yaa bang, masa kemarin aku dibayarin belanjaannya sama dia,” kali ini Av mengerutkan keningnya.

“Maksud kamu?”

Quin menceritakan semua kejadian kemarin kepada kakak keduanya.

“Awas jatuh cinta,” ledek Av.

“Idih, apaan deh, kita juga baru kenal,”

“Yaa jangan salah loh, yang baru kenal langsung merit juga banyak, apa lagi ini cuma pacaran,” sambung Av.

“Dimarahin sama papah nanti aku kalau pacar-pacaran,”

Av terkekeh melihat reaksi si bungsu, “Engga apa-apa pacaran, kalau itu buat kamu nambah semangat belajar dan pacaran dalam hal positif, papah juga pasti dukung,” dielusnya kepala sang adik.

…..

Malam sudah tiba….

“Yaa pah, yaa… aku boleh ikut yaa pah…” rengek Quin memenuhi ruang makan.

“Papah bilang engga yaa engga Quin,” tegas Mahardi.

“Ahh papah… aku engga ikutan lari kok, cuma temenin abang doang,” perkataan itu sudah diulang entah untuk kali yang keberapa.

“Udah lah mas ijinin aja…” kali ini sang mamah berada di kubu anak gadisnya.

Agra Mahardi menatap mata anak gadisnya dalam. “Janji engga pakai ikut lari-larian.”

Quin mengangguk antusias sembari mengeluarkan jari kelingkingnya. “Janji.”

“Yasudah, sana kalian siap-siap. Quin, kamu pakai baju lengan panjang sayang,” suruh Irin dan kedua anaknya itu bergegas pergi menyiapkan diri.

Kalian pasti bertanya-tanya, sebenarnya apa sih yang akan di lakukan Quin?
Jawabannya, malam ini Quin akan ikut kakak keduanya untuk berolahraga, yaa walaupun ia hanya di izinkan untuk melihat tapi tidak melakukan.

“Pakai mobil, jangan pakai motor, takut-takut nanti hujan,” papah mengeluarkan petuahnya ketika melihat kedua anaknya sudah ready berangkat menuju stadion.

Althafandra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang