Vote and comment juseyo...
🍁🍁🍁🍁🍁
Kelas sepuluh A sudah berkumpul di lapangan dengan seragam olahraganya. Quin sudah memegang raketnya. Hari ini materi yang diberikan bebas alhasil dengan senang hati Quin mengambil raket yang ada di ruang perlengkapan olahraga, diikuti shila, keylin, dan Kana, sedangkan Fayza hanya menjadi penonton.
“Ayo.. yang kalah teraktir istirahat pertama,” tantang Kana sembari menaik turunkan kedua alisnya.
“Oke, siapa takut,” Shila berani, “Ayo Quin, kita pasti menang,” semangat Shila, karena ia berpasangan dengan Quin.
“Pasti menang dong, secara kita atlit bulutangkis tingkat Rt,”
“Cih... tingkat Rt aja bangga, gue yang pacarnya Kevin Sanjaya aja biasa aja,” seketika Quin, Shila, dan Keylin terbahak melihat kehaluan Kana.
Dilain sisi..
Sedari tadi seorang laki-laki memperhatikan sekelompok wanita yang ada di lapangan. Siapa orangnya?, yaa sudah pasti Althaf si Rajanya SDB.
Sudah dua puluh menit mata tajam itu tidak pernah lepas dari sosok gadis yang sedang tertawa riang dibawah sinar matahari. Entahla, memang benar-benar sedang dimabuk cinta banget sepertinya.
Sosok gadis yang sudah menggetarkan hatinya dan merasakan kenyamanan bila berada di dekatnya, membuatnya secara langsung menyatakan perasaannya. Inilah sifat asli seorang Althafandra, bila ia sudah bertemu seseorang yang pas, ia tidak akan ragu untuk mengutarakan perasaannya, tetapi ia juga akan mudah menghilang dan pergi bila sosok yang ia cintai menghianatinya, itulah yang terjadi dengan hubungan yang sebelumnya. Membuatnya menjadi sosok pria yang tak tersentuh bila kepercayaannya sudah diragukan atau dikhianati. Ditambah masalalunya yang kelam.
Menguasai sifat manja sang gadis bukan merupakan hal yang sulit. Ini sama dengan ia berhadapan dengan kakak perempuannya, namun yang membedakan, Quin lebih manja, sifat yang sama adalah, dua wanita yang sekarang ada di pikirannya adalah sama-sama dewasa dalam menyikapi sesuatu, atau menjelaskan sesuatu. Ini dibuktikan dengan jawaban gadis manja itu tentang pilihannya memotong rambut atau tidak, yang Al suka, gadis itu tidak pernah memaksakan kehendaknya, yang mengharuskan orang lain untuk melakukan sesuatu yang ia mau. Yaa sangat-sangat cocok dengannya yang tidak bisa dipaksa.
“Woy...lamun aje bang....” Ali datang dan duduk diatas meja.
“Liatin siapa sih lu?” kali ini Fajar yang bertanya sembari melihat arah pandang Al. “Ceileh... lagi memandang degem-degem yang lagi asik olahraga ternyata,” sambung Fajar yang melihat geng Quin masih sedang memukul koknya.
“Jangan-jangan udah jadian nih orang,” tebak Maxine.
“Bisa jadi yaa, secara kita engga tahu, selama di Jogja kemarin si bos ngapain,” Faiz mengiakan pendapat maxi.
“Berisik kalian,” Al beranjak dari duduknya, pergi entah kemana, membuat keempat pria itu melongo seketika melihat tingkah Al.
......
Suasana kanti belum terlalu ramai, mengingat bell istirahat akan berbunyi lima menit lagi, tetapi kelas Quin sudah duluan masuk ke kantin karena jadwal olahraganya.
“Kalian teraktir, yey....” girang Shila, sedangkan Kanna sudah merengut karena taruhan yang dibuatnya kalah.
“Mau pesen apa?” tanya kana masih cemberut.
“Bakso engga pakai mie dan batagor seporsi di bungkus, minumnya jus alpukat dan air mineral sebotol,” Kana membalakan matanya mendengar rentetan ucapan panjang Shila, lain halnya dengan Quin, Fay, dan Keylin yang hanya bisa tertawa melihat tingkah keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Althafandra
Teen Fiction[Cerita keempat yang dipublikasikan] !DON'T COPY MY STORY! Welcome pembaca baru. Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap cerita... __________ Lika-liku drama picisan SMA. Mampukah mereka mempertahankan cintanya sampai jenjang lebih serius? Mamp...