Selalu Jahil

1.3K 186 26
                                    

Vote and comment juseyo..


🌼🌼🌼

Malioboro, salah satu destinasi yang wajib dikunjungi ketika berada di Kota Istimewa Yogyakarta.
Al membawa Quin kemari dengan sepeda motor yang ia pinjam dari temannya.

Setelah memarkirkan motornya, lalu mereka meneruskan dengan berjalan kaki, menyusuri setiap tempat-tempat yang menurut mereka menarik.

“Kak Al, ini,” tunjuk Quin ke kios yang menjual souvenir dan pernak-pernik.

“Mau beli?”

“Mau…” semangat Quin yang sekarang sudah sibuk memilih pernak-pernik seperti gantungan kunci, kalung, dan yang lainnya.

Al hanya diam sembari memperhatikan Quin yang sedang sibuk dengan dunianya.

“Banyak amat..” kaget Al melihat barang yang dipilih Quin.

“Aku mau kasih teman-teman di sekolah nanti,” cengir Quin tak berdosa.

Al masih tetap menunggu di luar, sedangkan Quin sudah masuk ke dalam toko sembari memilih-milih yang lainnya.

Setengah jam Al menunggu…

“Udah?” tanya Al yang melihat adik kelasnya keluar sudah dengan tas belanjaannya.

“Udah, ayo kita kemana lagi,” semangat empat lima Quin.

“Mau beli baju-baju batik di sini? Gimana kalau belanja di butik aja nanti.”

“Di sini aja engga apa-apa, lagian untuk baju rumahan ini. aku juga mau beli buat si mba-mba yang ngurus rumah, mungkin beliin daster aja kali yaa…”

Kali ini mereka berhenti di toko yang menjual aneka baju batik.

Quin kembali kalap belanja. Ia sibuk memilih daster dengan berbagai ukuran, kaos batik rumahan, selendang dengan motif batik, celana kain batik, dan banyak lagi.

“Ini ukuran kamu semua?”

“Iya, ini memang buat aku. Kakak engga tahu kan, aku kalau di rumah pakai daster, udah kaya ibu-ibu,” Quin terkikik sendiri.

Quin kembali keluar dengan menenteng belanjaannya.

“Engga kebanyakan?” tanya Al lagi.

“Engga kok, ada buat mamah, bibi, sama buat sahabat-sahabat aku, aku pengen kasih mereka daster, untuk yang laki-laki, mungkin kaos-kaos khas sini aja.”

Kembali mereka berjalan-jalan mengelilingi Malioboro. Sangat pas sekali dengan senja yang menemani mereka.

“Engga belanja oleh-oleh makanan?”

“Nanti aja deh, katanya kan kita juga bakal ada sesi beli oleh-oleh setelah olimpiade selesai. Aku mau beli makanan khas sini, nanti terlalu lama di simpan di hotel, soalnya mau beli oleh-oleh kekinian gitu,” jelas Quin.

Setelah itu, mereka beralih tempat. Al membawa Quin menuju mall Malioboro, tempat di mana otlet Dagadu berada. Dagadu sendiri adalah produk-produk khas Jogja yang kekinian.
Nah untuk yang ini, Al ikut memilih berbagai macam kaos rumahan. Kalau Quin jangan di tanya lagi, sesampainya di sana, Quin langsung mengubek-ubek tempat tersebut, dan melupakan kakak kelasnya yang mengajaknya.

“Kak, ini bagus deh…” Quin menunjukkan sepasang sandal rumahan.

“Yaudah, ambil,”

“Iss.. bukan buat aku, buat kakak,” dengus Quin.

Althafandra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang