Cerita hari ini

1.2K 180 21
                                    

Vote and comment ceunah...

🌼🌼🌼🌼🌼

"Pokoknya kak Al harus tanggung jawab!" Quin mengerucutkan bibirnya.

"Saya engga hamilin kamu, ngapain saya tanggung jawab," enteng Al yang mendapatkan pelototan tajam dari Quin sembari menggebuk lengan kakak kelasnya.

"Pokoknya abis ini anterin aku cari koper sama wadah buat semuanya," cemberut Quin. Sedangkan Al hanya terkekeh geli melihatnya.

"Yaa nanti kita beli koper, sekarang habiskan makanmu."

Sejak tadi Quin marah-marah tak jelas kepada kakak kelasnya karena berhasil mengerjainya untuk kali yang keberapa. Semua buket makanan yang diberikan kakak kelasnya masih tersimpan rapih di kamar hotelnya, ia terlalu bingung untuk diapakan semuanya. Kasih ke karyawan hotel? Ia tidak enak kepada kakak kelasnya, nanti kakak kelasnya berpikir bahwa ia tidak menghargai pemberiannya. Maka dari itu Quin memutuskan membawa semuanya. Kalau untuk buket bunga ia biarkan tinggal, buat apa juga di bawa, toh dua sampai tiga hari juga pasti sudah layu.

Sekarang, disini mereka berada. Di dalam mall besar yang berhadapan langsung dengan hotel.

"Saya ambil yang ini dua mba," Al membulatkan matanya mendengar apa yang Quin pesan.

"Untuk apa dua?"

"Oleh-oleh baju yang kemarin aku beli, dan oleh-oleh makanan beserta perintilan yang kakak kasih."

"Kamu bisa kerepotan nanti bawanya?, cek bagasi dan yang lainnya," peringat Al.

"Abis gimana lagi, satu koper itu engga cukup tau,"

"Buang aja makanannya," enteng Al yang mendapatkan pelototan dari Quin.

"Enak aja di buang, orang-orang di luar sana sulit cari makan, kok kita malah buang-buang makanan."

Perdebatan itu masih terus berlanjut membuat beberapa karyawan memperhatikan tingkah mereka, yang sudah pasti mengira bahwa sepasang anak adam itu adalah sepasang kekasih.

.....

Suara gerasak-gerusuk terdengar di restoran hotel.

"Kenapa geng bar-bar itu ada di sini?" gumam Quin yang melihat empat wanita yang baru masuk ke dalam restoran dengan angkuhnya.

"Udah packing Quin?" Lulu datang sembari membawa nampannya.

"Udah kak. Btw itu geng bar-bar ngapain disini kak?"

Lulu tertawa geli mendengar julukan yang diberikan adik kelasnya. "Nama gengnya SDB Squad. Lah kamu lupa, kamu kan menang taruhan, jadi mereka disini."

Quin mengangguk paham. Baru ingat juga dia akan perjanjian itu. "Btw yang kasih tahu mereka siapa ya kak?" Lulu mengedikkan bahunya bertanda tak tahu.

.....

Quin sudah siap dengan kaos kebesaran dan hot pants hitamnya, tak lupa tas sudah bertengger manis di punggungnya.

Tinggg.... 'suara bell kamarnya berbunyi'.

"Ada apa kak?"

"Ada yang mau bawa koper kamu," jawab Al sembari menunjuk seseorang. Quin membulatkan matanya, melihat satu personil geng bar-bar sudah berada di hadapannya dengan wajah yang memancarkan permusuhan. "Sana bawa,.." sambung Al.

Wanita bernama lengkap Aretina Aurelia itu membulatkan matanya melihat ada tiga koper yang sudah berdiri tegak. "Ini gue semua yang bawa?"

"Iya lah," balas Al.

Althafandra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang