____________________
Don't forget to vote, comment, and follow!!!
.
.
.
Happy reading!
____________________Ps: WARNING!!! sebelum mulai baca, sebaiknya baca chapter sebelumnya dulu!!!
🌺🌺🌺🌺🌺
Al membawa tubuh mungil itu kedalam pelukannya.
“Sorry,...” suara itu, terdengar lirih di telinga Quin.
Quin masih mematung di dalam dekapan kekasihnya.
“Sorry my Quin,...” ulang Al, lagi, sampai-sampai tidak menyadari bahwa pacarnya sudah mengeluarkan buliran bening di pelupuk matanya.
“Hikss,.. hikss,...” mendengar isakan pilu itu membuat Al menunduk untuk memandang kekasihnya.
“Kakak harap ini menjadi pelajaran buat kamu nantinya. Untuk sekarang, jujur kakak tidak ingin membahas apapun tentang mereka. Kakak akan berubah pikiran atau tidak, urusan belakangan,” Al memberikan pengertian perlahan-lahan.
“Hiks,.. tapi kan,.. kasihan Kak Celi,...”
“Kak Celi juga engga kasihan sama hatinya, yang udah berapa kali disakitin Fahri tapi masih saja mau menerimanya. Ini sudah menjadi konsekuensi Fahri. Kakak pikir dia tahu bahwa apa yang diperbuatnya mengundang kebencian dan kemarahan bagi siapa saja yang merasakannya. Kamu paham, Quin?” Quinturay mengangguk di dalam dekapannya.
Al melepaskan pelukannya sembari tersenyum tipis menatap wajah tak karuan dari kekasihnya. Lalu dihapusnya air mata yang keluar dari sudut mata hazel itu. Merapihkan rambut dan poni yang sedikit berantakan.
“Tadi malam tidur jam berapa?” Al melihat mata panda yang tercetak samar di bawah kelopak mata itu.
“Abis telfon sama kakak baru tidur,” suara serak sehabis nangis.
“Oke, sekali lagi kakak minta maaf udah buat kamu begadangan, nungguin kabar dari kakak, sampe matanya jadi mata panda begini, abis itu bengep lagi, pasti tadi malam tidurnya sambil nangis, makannya bengep,” Althaf masih memperhatikan wajah cantik kekasihnya, sembari memberikan usapan-usapan lembut di pipi chubby itu. “Pulang sekolah kita jalan yaa,..”
“Tapi kakak kan latihan?”
“Besok kok latihannya.”
.....
Sesuai dengan janjinya, Al mengajak sang kekasih jalan, tentunya setelah mereka pulang dan berganti pakaian.
Quin tampil cantik dengan ootdnya siang hari ini.
Kemeja putih berkerah sebagai daleman wearpack biru navy, dengan panjang dibawah lutut, dipadu sepatu kets putih senada dengan kemejanya.Althaf tersenyum melihat penampilan kekasihnya, sudah seperti mengajak anak kecil rasanya ketika melihat ootd sang kekasih.
Berbeda jauh dengan wanita-wanita sebelumnya yang selalu keluar dengan gaya fashion yang menampilkan perut rata atau lekuk tubuhnya. Sedangkan Quin, jauh terbalik.“Kita mau kemana?” Quin memasang seatbeltnya, sebelum mobil berjalan meninggalkan perumahannya.
“Nge mall gimana? Kamu mau apa? Nonton? Belanja?”
“Harley Quinn: Birds of Prey, gimana?” usul Quin, Althafpun mengangguk tersenyum.
Mobil berhenti di salah satu mall di bilangan Jakarta pusat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Althafandra
Teen Fiction[Cerita keempat yang dipublikasikan] !DON'T COPY MY STORY! Welcome pembaca baru. Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap cerita... __________ Lika-liku drama picisan SMA. Mampukah mereka mempertahankan cintanya sampai jenjang lebih serius? Mamp...