- masak itu tugas utama, terutama ketika telah dilamar si dia -
"anjir, wow, ah, ah bangsat,"
"sakit,"
"anjay ngapain ini meletuk letuk,"
"ini kulit gue panas elahhh," ditta mulai risih ketika memasak ikan pindang yang ia goreng, sikap so jago nya ternyata tak membuat dirinya juga jago menghadapi letupan minyak panas. (semua orang juga same like ditta yes)
"hahahah, syukurin dit!" ucap aci mengejek ditta.
"apaan sih, ini bantuin atuh euy panas" kata ditta yang masih berusaha menjauh namun mendekat lagi karena takut ikan pindang yang ia goreng gosong.
"udah, berusaha aja dulu, tadi katanya biar kamu aja yang masak ikan pindang nya" ucap hanna sembari tersenyum
"aww, njay panas. Kalian mah malah diem aja, bukannya bantuin ahh, aku tuh gabisa diginiin" ditta masih saja merasa tersiksa dengan keadaannya.
"tugas kita udah beres, giliran kamu yang masak. Daritadi malah ngemilin tempe aja," kata aci sambil membuka celemek nya.
"iya iya ..., ngomong ngomong ini kapan matengnya si? Ah elah lama amat perasaan" ditta menggerutu.
"udah matiin dit, udah mateng itu!" ucap hanna yang kini sedang menata piring di meja makan.
"oke," ditta mematikan kompor. Namun,
"tubbbb!!!!" suara tubuh ikan pindang terbelah dua, yang mengakibatkan minyak terpencar sampai ke tangan ditta.
"ah, bangsat, pindangg!!!" sontak ditta teriak kaget sambil melepaskan spatula dari genggamannya dan segera ke posisi jongkok.
"ahahahah ..." aci dan hanna tertawa melihat ekspresi panik ditta.
"kayak prajurit perang anjay si ditta," kata aci.
"perih ..." rintih ditta.
"udah, ayo bangun! Itu biar aku kasih obat luka bakar. Kayaknya panas banget ya," kata hanna sambil membantu ditta berdiri.
"kamu angkat ikan pindang nya ya ci," titah hanna, sambil menahan tawanya.
"siaappp" sahut aci dengan tawanya.
***
"assalamualaikum," suara ketukan pintu dan ucapan salam terdengar dari luar rumah hanna."waalaikumsalam," hanna membuka pintu
"biyu, dio," hanna memeluk bi yuyu dan mengusap pipi dio.
"ayo masuk," ajak hanna.
"iyaa..." bi yuyu tersenyum, ia segera masuk dan duduk di kursi ruang tamu. Sementara aci membawakan bi yuyu dan dio minum.
"silahkan bi," aci menyimpan dua gelas berisi air putih di meja.
"makasih neng," ucap bi yuyu sambil minum.
"sama-sama" ujar aci.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA
Teen Fiction"tolong, tanyakan pada tuhanmu, apakah aku yang bukan umatnya boleh mencintai hambanya?" tanya dimas sembari menyentuh kedua lengan hanna "kita berbeda. takdir awal yang sudah berbeda pasti akan berjalan semakin bercabang. Takdir awal yang belum ter...