34. Kala itu,

56 1 4
                                    

- 1/2 dari perasaan kita kadangkala perlu disisihkan untuk mengenang, agar kebahagiaan tak hanya dapat terbayang. Mengenang tak selalu membuatmu kembali pada sesuatu yang menyakitkan. Namun, sedikitnya akan membuatmu belajar bagaimana cara menghargai tanpa harus kembali tersakiti. -

***

Tanah ku tak kulupakan ....

Engkau ku banggakan .....

Suara tepuk tangan bersorak sorai menutup nyanyian indah dari anak SMP yang terlihat cantik memakai bando merah dan gaun yang senada juga di acara pensi sekolahnya.

"wahh!!!! Kerenn!" ucap seorang laki - laki yang menaikkan tepukan tangan keatas kepalanya.

"seneng ya dim?" tanya perempuan yang kini meletakkan tangan di bahu laki - laki tersebut.

"seneng banget lah lolitaa!!!" jawab laki - laki yang masih saja girang itu.

"udah mau lulus dim, gamau ajak kenalan hanna apa? Gak bosen apa cuman tepuk tanganin hanna mulu?" wanita itu terus saja menginterogasi pria yang disisinya.

"emang kagum dan cinta tuh selamanya harus diungkapin ya? Tuhan aja mencintai makhluknya tanpa bicara" laki - laki itu menyingkirkan tangan yang sedari tadi menempel di bahunya.

"um, tapi kamu bakal selamanya penasaran kalo gini terus dim" wanita itu menoleh dan menajamkan pandangannya, laki - laki itu hanya merekahkan senyumnya selebar mungkin.

"udah nih ah, sana pergi! Aku mau stalking hanna lagi, kayaknya dia posting foto barunya." laki - laki itu menempelkan coklat ke bibir wanita tomboy yang sedari tadi menginterogasinya.

"stalking aja sampe mampus dim, inget aja ya! Sampe kamu terlambat nyampein semuanya, kamu bakal nyesel pada akhirnya dim, btw makasih coklatnya. Selamat lulus!!" ucap wanita itu sambil melambaikan tangannya, sementara laki - laki itu merenungi perkataannya.

***
"kali ini bukan terlambat ya bang, tapi terlalu buru - buru kayaknya!" ucap dimas yang sedari tadi menceritakan masa SMP nya kepada bang jodi.

"buru - buru apanya? Si lolita itu bener malah" ujar bang jodi.

"bener apanya bang?"

"elo kalo dengerin saran dia, pasti sakit hatinya gak akan terlambat gini!"

"lagian gue gak sadar diri juga ya bang, udah tau beda, masih mau berjuang aja."

"gaada yang gak mungkin dalam cinta, kalian beda, itu istimewa. Tuhan mau menyadarkan kita untuk belajar caranya menghargai."

"iya bang,"

"yoi!!" bang jodi mengacak ngacak rambut dimas, sementara dimas hanya tersenyum saja.

"lagi ngapain anak - anak mamih tengah malem gini, bukannya pada tidur!" ucap ibu yang kini terlihat elegan dengan piyamanya.

"udah, mamih masuk ke dalem aja ah. Anak laki lagi curhat nih!" ujar bang jodi, sementara dimas hanya tersenyum.

"aneh banget curhatnya tengah malem,"

"dimse, mamih pengen deh ketemu siapa yang bekerudung waktu itu kamu ajak sini? Sopan banget anaknya, mamih suka jadi ngiri sama imutnya tuh! Udah berbulan - bulan gak ketemu, pas tunangan jodi juga gak kamu bawa ke hadapan mamih" kata mamih margareth, ibu dari dimas dan bang jodi. Dirinya terlihat kembali dari dapur dan hendak membawa segelas air minum, langsung saja ia pergi ke kamar tidurnya tanpa mendengar jawaban sepatah katapun dari dimas.

"wah yus, lu gabilang bilang gue, hanna dibawa ke rumah? Gimana bisa sih?"

***
Siang itu, dimas terlihat sedang asyik memainkan game di handphone nya di balkon kamarnya. Terdengar suara ibunya yang sedang berteriak,

HANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang