- mengalah bukan untuk mundur, tapi untuk belajar bagaimana mengatasi segala perbedaan dan kesalahpahaman -
***
HALAL HEALTHY PRODUCT FOR PUBLIC, tulisan tersebut terpampang di banner yang berdiri di dekat gerbang campus dimana tempat dito menjalani jenjang kuliahnya dulu. Hanna dan aci mengikuti jalan dito dari belakang yang sedari tadi berjalan menuju acara bazar berlangsung.
"eh kalian ngapain ngintilin saya sih?" tanya dito yang mendadak membalikan badannya juga menghentikan jalannya dan membuat hanna serta aci tersentak kaget.
"hah? Engga!" ucap hanna gugup, sementara aci hanya tersenyum sambil menggaruk kepalanya.
"bingung ya?" tanya dito.
"iya pak," ujar aci.
"jangan panggil pak, panggil dito atau kakak aja ya, ana masih muda kok!" kata dito dengan kalemnya.
"eh iya kak!" ujar aci dengan girangnya.
"saya aci!" sambung aci
"oh oke, saya lupa tanya nama kamu tadi ya!" ujar dito.
"aci, kamu janjian sama siapa disini?" sambung dito.
"mampus kamu ci!" bisik hanna ke telinga aci.
"ah, anu!" aci mulai menggaruk kepalanya lagi, namun di sela menggaruk kepalanya ia melihat eman lewat di hadapannya, dan tepat di belakang dito.
"ah itu sama temen,"
"man! Man!" aci memanggil eman, sontak eman pun menghampirinya.
"eh elu ci, han, disini juga ternyata. kenapa ya?" tanya eman sambil melambaikan tangannya ke hanna dan aci.
"disini juga maksudnya?" tanya dito.
"maksudnya eman lupa kalo hari ini kita janjian, udah ayok man ah, dah kak dito, hanna" aci meninggalkan hanna juga dito, dan menggandeng tangan lalu mengajak paksa eman untuk pergi.
"lepasin ah!!" ucap eman sambil berusaha melepas gandengan aci.
"lucu juga ya temen kamu itu dek!" ucap dito.
"iya aci emang kayak gitu!" sahut hanna.
"mau lanjut jalan?" ajak dito.
"ayok!"
Mereka berjalan jalan melewati bazar sambil melihat lihat pameran juga presentasi dari berbagai produk yang diciptakan oleh mahasiswa dari fakultas masing - masing. Sesekali, dito berbincang dengan teman yang dulu sekampus dengannya. Berbeda dengan aci dan eman yang sedari tadi tak berhenti cekcok.
"lu sama siapa man kesini?" tanya aci sambil sedikit tersenyum ke arah eman yang sedari tadi terdiam tanpa ekspresi.
"sendiri?" sambungnya.
"lo pikir gue bawa kurcaci!" jawab eman dengan ketusnya.
"serius man," ujar aci.
"iya gue serius, gue selalu serius, emangnya elo main main ci,"
"oh, elo ngungkit ngungkit man. Mulai khaann" kata aci dengan menaikkan nada suaranya.
"elo kali ci .., mau flashback sama gue?"
"cuihh .., naudzubillah deh!"
Mereka berdiri saling berbeda haluan sambil masih saling melirik sinis.
"man!!" teriak laki - laki yang ternyata itu adalah dimas.
"itu ada yang manggil noh, malah diem aja kek tower, lah tower ada gunanya, elo gaada!" ejek aci.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA
Teen Fiction"tolong, tanyakan pada tuhanmu, apakah aku yang bukan umatnya boleh mencintai hambanya?" tanya dimas sembari menyentuh kedua lengan hanna "kita berbeda. takdir awal yang sudah berbeda pasti akan berjalan semakin bercabang. Takdir awal yang belum ter...