Bagian 5 - Full Time

512 41 0
                                    

Happy Reading

Sorry for typo

-
-
-
-
-
-

"Assalamualaikum."

Beby meletakkan sepatunya di rak khusus sepatu. Ia memasuki rumahnya yang terlihat sepi, dimana Viny? 

"Vin?" panggil Beby. Namun, tak ada jawaban.

Beby akhirnya menaiki tangga menuju kamar Viny yang berada tepat di samping kamarnya. Sedangkan di depannya adalah kamar Kinal.

Beby membuka pintu kamar Viny, ia bisa melihat kakak kembar nya itu tertidur pulas. Tanpa ingin mengganggu, Beby menutup kembali pintu kamar Viny dan masuk ke kamar nya sendiri. 

Setelah membersihkan diri, Beby duduk di atas ranjangnya, ia mengambil ponsel dan mengetikkan sesuatu.

Tak lama kemudian, ponselnya berbunyi. Dengan segera Beby membuka notifikasi tersebut yang tak lain adalah pesan dari Shani.

'Aku udah sampe rumah kok.'

Beby kembali mengetikkan balasan untuk Shani.

'Syukur deh, kamu mandi ya, biar makin cantik."

Beby terkekeh geli membaca balasannya untuk Shani. Dengan cepat, Shani membalas pesannya.

'Apa sih, sebelum kamu suruh juga aku bakal mandi, emangnya kamu gak pernah mandi:p'

Tok Tok Tok

Suara ketukan pintu terdengar, membuat Beby mengurungkan niatnya untuk membalas pesan Shani.  Pintu kamar Beby terbuka dan munculah sosok Kinal.

"Kamu gak tidur, By? Kak Kinal kira kamu tidur kayak Viny."

Kinal duduk di samping Beby sambil mengusap lembut rambut adik bungsunya itu.

"Gak lah, udah sore juga, masa mau tidur. Oh iya, Kak Kinal bawain apa buat aku?"

Kinal mencubit pipi tirus Beby. "Spesial. Ada di bawah kok, turun yuk, kita masak buat makan malem."

"Ayo!!" Beby tersenyum lebar kemudian menarik lengan Kinal keluar kamar.

"Jadi, kita mau masak apa, Kak?" tanya Beby saat keduanya sampai di dapur.

Kinal berfikir sejenak, ia melihat bahan masakan yang ada di dapurnya. "Em ... Gimana kalo kita masak tumis kangkung?"

"Setuju!!"

Kinal mengambil beberapa cabai dan bawang lalu menyerahkannya pada Beby. "Kamu potongin cabe sama bawangnya, biar Kak Kinal yang urus kangkungnya."

"Oke." Beby mulai memotong cabai dan bawang yang sebelumnya sudah di cuci. Sedangkan Kinal sedang mencuci kangkung.

Saat sedang serius dengan kegiatan masing-masing, sebuah suara terdengar membuat kedua orang itu terkejut.

"Wah, lagi pada masak apa nih?" tanya Viny yang baru sampai di dapur.

"Viny!! Lo tuh ngagetin aja sih, kalo tangan gue ke iris gimana?!" omel Beby.

Viny hanya menunjukkan cengirannya. "Ya maaf, By."

"Tau, ah," kesal Beby melanjutkan kegiatannya kembali.

Kinal hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adik kembarnya itu. Viny berjalan menghampiri Kinal yang masih sibuk membersihkan kangkung.

"Aku juga mau bantu dong, Kak," ucap Viny.

Kinal menoleh, "Inyi mau bantu? Ya udah, kamu irisin tempe aja, abis itu di kasih bumbu."

"Oke." Viny mengambil tempe, talenan, dan pisau, kemudian mulai sibuk dengan tugasnya.

Kinal tersenyum melihat adik-adiknya yang mulai tumbuh dewasa. Ia sangat menikmati saat-saat seperti ini, berkumpul dengan kedua adik kecilnya.

                                   ♡♡♡

"Tadi di sekolah ada anak baru, Kak, namanya Shani. Orang nya cantik, mirip Kak Ve lah, iya 'kan, Vin?"

Viny hanya menganggukan kepalanya menjawab pertanyaan Beby, karena mulutnya sedang sibuk mengunyah martabak yang Kinal bawa.

Setelah selesai memasak dan makan malam, tiga bersaudara itu berkumpul di ruang TV, menonton, berbagi cerita sambil makan martabak.

"Oh ya? Shani Indira bukan namanya?" tanya Kinal memastikan.

Beby mengangguk mantap. "Iya! Kok Kakak tau, sih?"

"Ya, tau lah. Shani kan sepupunya Kak Ve." Kinal mengambil satu martabak dan memakannya.

"Jadi Shani yang di maksud Kak Ve tadi pagi," ujar Beby lalu menerima suapan martabak dari Viny.

"Enak banget martabak nya, Kak. Besok beliin lagi, ya."

Kinal terkekeh, "pasti Kakak beliin lagi kalo kalian suka."

"Lo kok gak nyambung sih, Vin," ujar Beby tiba-tiba membuat Viny mengernyitkan dahinya bingung.

"Maksudnya?"

"Tadi kan gue lagi ngomongin Shani yang sepupuan sama Kak Ve. Eh, lo malah ngomongin martabak. Gak nyambung tau gak," omel Beby.

"Dih, ya udah sih. Ngapain kamu ngomongin Shani? Kamu suka ya sama Shani? Ayo, ngaku!!"

Beby menggelengkan kepalanya. "Gak, gue cuma penasaran aja."

"Halah, awalnya penasaran nanti lama-lama suka, udah ketebak," cibir Viny.

"Apaan sih! Rese bener lo, Vin." Beby melemparkan bantal sofa pada Viny. Bukannya merasa kesakitan, Viny justru tertawa senang karena berhasil menggoda Beby.

"Udah ah, kalian tuh kalo bareng berantem terus, giliran pisah saling nyariin," ucap Kinal melerai kedua adiknya.

"Inyi duluan, Kak. Rese banget!"

"Dih, enggak, ya. Ara duluan tuh, Kak," ucap Viny tak terima di salahkan.

"Udah udah, mending kalian abisin martabaknya terus ke kamar bersih-bersih, belajar terus tidur. Udah malem jangan berantem terus."

Keduanya mengangguk kemudian menghabiskan martabak yang tersisa beberapa potong lagi. Setelah habis, keduanya ke kamar dan menuruti ucapan Kinal.

Sedangkan Kinal, ia tersenyum memandangi kamar dua adiknya. Sedewasa apa pun Viny dan Beby, keduanya akan tetap terlihat seperti anak kecil di mata Kinal.

TBC

-
-
-
-
-
-
-
-

Holla ... Gimana ceritanya?

Jadi part ini khusus untuk tiga bersaudara.

Terima kasih buat yang udah baca 💙

See you🌻

Love Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang