Bagian 14 - Pertengkaran

334 39 4
                                    


Sorry for typo

Happy Reading

-
-
-
-
-
-

"Aku mau kita putus."

Perkataan Veranda mengejutkan Kinal, mereka baru beberapa bulan berpacaran dan sekarang gadis berwajah bidadari itu tiba-tiba ingin putus, apa ia berbuat salah?

"Tapi kenapa, Ve? Kita baik-baik aja. Atau aku ada salah sama kamu?"

Veranda hanya diam, tak menjawab pertanyaan beruntun dari Kinal.

"Ve, jawab aku! Kenapa kamu minta putus? Apa salah aku sama kamu? Apa yang kurang dari aku? Jawab Veranda!" Kinal sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Maaf, Nal. Kamu gak salah apa-apa. Papa udah jodohin aku, dan aku gak bisa nolak itu, makannya aku mau kita putus," jelas Veranda dengan air mata yang perlahan mengalir dari mata indahnya.

"Maaf, Nal. Maafin aku."

Kinal membeku. Ia tau jika hubungannya dengan Veranda salah, ia tau jika suatu saat nanti dirinya tidak akan bisa bersatu dengan Veranda. Tapi, kenapa harus secepat ini?

"Aku minta maaf, Nal."

Kinal memeluk Veranda yang menangis. Jika memang ini yang terbaik, ia akan menerimanya.

"Ya udah, mulai sekarang kita putus."


                                 ◇◆◇

Bunyi lonceng terdengar saat Beby memasuki  cafè, langkahnya langsung menuju meja paling ujung, di sana terlihat seorang wanita sedang menunggunya.

Senyum Beby merekah. "Hai."

Wanita itu membalas sapaan Beby, ia mempersilahkan Beby duduk Dan memesan minuman.

Senyum Beby terus mengembang, seolah lupa dengan kejadian kemarin sore saat ia menolak Shani. Karena di hadapannya sekarang, ada seseorang yang berhasil mengisi hati Beby terlebih dulu.

"Oh, iya. Kapan kamu sampai Jakarta?" tanya Beby membuka percakapan.

"Kemaren malem," jawab perempuan itu.

"Oh, niatnya mau berapa lama di Jakarta?" tanya Beby lagi.

"Niatnya sih cuma seminggu, tapi gak tau deh, bisa aja lebih."

"Kenapa gak selamanya aja?"

Perempuan itu mengernyitkan dahinya, bingung dengan ucapan Beby. "Maksudnya apa?"

"Ya, kamu pindah aja ke Jakarta," jelas Beby.

Perempuan itu tertawa kecil. "Gak mungkin lah, aku gak punya siapa-siapa di sini."

"Kan ada aku."

"Apa sih, Beb, aku gak ngerti."

Beby menatap wanita itu serius, lalu memperhatikan sekeliling, sebelum akhirnya menatap perempuan itu lagi.

"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu."

"Apa?"

Beby mengatur nafasnya, di genggamnya tangan perempuan itu.

"Aku Cinta sama kamu, Ay. Apa kamu mau jadi pacar aku?"

                                     ◆◇◆

Viny memasuki rumah dengan emosi. Tangannya terkepal erat, ia segera menaiki tangga menuju kamar Beby.

Tanpa mengucapkan apa pun, Viny membuka pintu kamar Beby dengan kasar, membuat sang pemilik kamar terkejut.

"Lo apa-apaan sih, Vin. Kenapa buka pintunya kasar gitu, salam dulu kek kalo masuk kamar orang tuh."

Beby berdiri di hadapan Viny. Viny tak perduli dengan ucapan Beby, ia langsung mencengkeram kerah baju milik Beby. Beby menatap mata Viny yang menyiratkan kemarahan dan kekecewaan, sebelum menyadari apa yang terjadi, Viny sudah lebih dulu memukul wajah Beby.

Viny kembali mencengkeram kerah baju Beby.

"Lo kenapa sih, Vin?" tanya Beby bingung dengan sikap Viny.

"Lo bodoh, Beb. Lo orang paling bodoh yang pernah gue temuin!!!" Lagi, Viny memukul wajah Beby membuat Beby meringis kesakitan.

"Maksud lo apa?! Kita bisa omongin ini baik-baik kan, Vin?"

"Kenapa? Hm? Kenapa lo nolak Shani?! Kenapa lo bikin dia nangis?! Kenapa, Beb? Hah?!"

Beby menatap Viny. "Karena gue gak Cinta sama dia, Vin! Gue gak maksud bikin dia nangis, tapi udah ada orang lain di hati gue!"

BUG!

Viny kembali memukul wajah Beby, meninggalkan luka lebam.

"Kalo lo gak suka sama dia, kenapa lo ngasih harapan ke dia, breng*ek?!!"

BUG!

Beby meringis, ia melepaskan tangan Viny di kerah bajunya, dan menatap Viny.

"Gue gak pernah ngasih dia harapan! Gue baik ke dia, karena gue udah anggep dia kayak adek gue sendiri, Vin!!"

"Gue gak perduli! Selama ini gue udah simpen perasaan gue ke Shani, karena gue tau kalo dia itu suka nya sama lo! Tapi, lo malah dengan gampang nya nolak dia!!"

Saat Viny akan kembali memukul wajah Beby, teriakan Kinal menghentikannya.

"Stop!! Kalian apa-apaan sih?!"

Kinal menatap adik kembarnya, wajah Beby terlihat di penuhi luka lebam dan tangan Viny yang masih terkepal erat.

"Viny, masuk kamar kamu, Kakak mau bicara sama kamu!"

Viny menurut, sebelum ia keluar dari kamar Beby, ia sempat menatap tajam adiknya itu.

"Beby, kamu diem di sini, kakak obatin luka kamu."

"Iya, Kak."








TBC

-
-
-
-
-
-

Kamis, 29 Oktober 2020

Love Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang