Bagian 9 - Bingung

339 36 1
                                    


Sorry for typo

Happy Reading

-
-
-
-
-
-
-

Shani mengembangkan senyumnya saat memasuki ruang rawat Beby. Gadis cungkring itu terlihat sedang duduk bersandar di ranjangnya sambil menonton TV. 

Shani duduk di samping Beby, di ruangan ini hanya ada dirinya dan Beby. Kinal sedang pergi sedangkan Viny sedang pergi ke supermarket yang ada di depan rumah sakit untuk membeli sesuatu.

"Halo, Beby! Gimana kabar kamu?" tanya Shani masih mempertahankan senyum manisnya.

"Ah, baik kok. Besok juga pasti udah boleh pulang," jawab Beby.

"Maaf ya, gara-gara aku ngajak kamu jalan, kamu jadi sakit." Shani menunduk.

"Gak papa kok, Shan. Ini bukan salah kamu, santai aja." Beby tersenyum manis, membuat Shani kembali terpesona.

"Viny mana?" tanya Beby saat menyadari ketidak hadiran saudara kembarnya itu.

"Tadi katanya sih mau beli sesuatu di supermarket depan," jawab Shani sedangkan Beby hanya ber-oh ria.

"Kamu belum makan?" tanya Shani saat melihat nampan makanan Beby masih utuh.

Beby menunjukkan cengirannya. "Belum, Shan, hehe."

"Kenapa belum?" Shani menatap tajam Beby.

"Aku gak suka makanan rumah sakit, Shan. Pait."

Shani menghela nafasnya, kemudian mengambil nampan makanan Beby, mengisi sendok dengan sedikit nasi serta lauk pauk dan mengarahkannya ke mulut Beby.

"Makan ya, aku suapin." Akhirnya, mau tak mau Beby menurut, ia membuka mulutnya, membiarkan Shani menyuapinya.

Mereka mengalihkan pandangan ke arah pintu saat seseorang masuk.

"Wah, beli apa lu, Vin?" tanya Beby setelah menelan suapan terakhirnya.

"Cemilan," jawab Viny meletakkan dua kantong plastik belanjaan nya di dekat sofa.

"Bagi satu dong!" pinta Beby yang langsung di tatap Shani dengan tatapan tak percaya.

"Kamu baru makan loh, By."

Beby terkekeh. "Gak papa, Shan. Pengen ngemil."

"Tapi kamu belum minum obat, By."

"Nanti lagi, Shan. Vin! Bagi satu."

"Nih!" Viny melempar sebungkus biskuit coklat pada Beby dan langsung di tangkap dengan baik oleh gadis berlesung pipi itu.

"Lo mau, Shan? Kalo mau ambil aja, gak usah malu-malu," tawar Viny yang hanya di angguki oleh Shani.

"Vin, gue kapan pulang?" tanya Beby

"Kata Kak Kinal sih, nanti malem. Makannya jangan sakit," jawab Viny. Beby hanya menatap malas saudara kembarnya itu.

Shani tersenyum tipis, ia melihat jam di pergelangan tangannya. "Vin, Beb, aku pulang ya. Udah malem nih."

Beby mengangguk. "Anterin sono, Vin."

"Eh, gak usah. Viny biar jagain Beby aja. Aku bisa pulang sendiri kok," tolak Shani halus.

"Udah, gak papa, Shan. Aku anterin ya? Bahaya kalo kamu pulang sendiri," ucap Viny yang di angguki Beby.

"Udah sana, gue mah gak papa, sendiri juga."

Shani terlihat ragu, tapi Viny langsung menarik lengan Shani keluar ruangan setelah berpamitan pada Beby.

Saat ini mereka sudah berada di jalan pulang menuju rumah Shani, hanya ada keheningan sampai akhirnya Shani membuka percakapan.

"Beby beneran gak papa di tinggal sendiri?" tanyanya.

Viny mengangguk. "Gak papa kok, udah biasa dia."

"Tapi aku gak enak, Vin," ucap Shani.

"Gak enak kasih kucing aja," canda Viny.

Shani memukul bahu Viny, membuat gadis itu meringis. "Nyebelin banget sih!"

"Galak banget sih!" ucap Viny tak mau kalah.

"Viny, aku serius ih!"

"Kamu mau di seriusin sama siapa? Aku? Apa sama Beby?"

Shani terdiam mendengar itu, ia mengalihkan pandangannya ke jendela.

"Maaf, Shan. Aku cuma bercanda," ucap Viny merasa bersalah.

"Gak papa kok, Vin."

Viny menghentikan mobilnya setelah tiba di depan rumah Shani.

"Makasih ya, udah nganterin pulang," ucap Shani tersenyum.

"Sama-sama, maaf ya soal yang tadi, aku gak maksud."

"Gak papa kok, kamu hati-hati bawa mobilnya ya, aku masuk dulu. Sekali lagi, makasih."

Shani berbalik dan mulai melangkahkan kakinya. Namun, panggilan Viny membuat langkahnya terhenti.

"Shan, besok aku jemput ya? Ke sekolah bareng."

"Emang kamu gak bareng Beby?"

Viny menggeleng. "Gak, paling besok dia di anter Kak Kinal. Tapi nanti kita naik motor, kamu mau kan?"

Shani diam sejenak, terlihat sedang berfikir. Sedetik kemudian, ia mengangguk.

"Iya deh, besok jemput ya. Jangan telat."

Setelah mengatakan itu, Shani berbalik dan melanjutkan langkahnya, meninggalakan Viny yang sedang tersenyum senang.

"Siap, Indira! Kamu langsung istirahat ya, biar besok gak kesiangan!" teriak Viny karena Shani sudah memasuki rumahnya.

Viny tersenyum lebar, entah mengapa ia merasa senang berada di dekat Shani. Ia memasuki mobil dan menjalankan nya dengan hati yang bahagia.

Di sisi lain, Shani tak bisa menahan senyumnya mendengar panggilan Viny untuknya. Jujur, ia nyaman berada di dekat Viny, tapi, ia juga merasakan hal yang sama saat berada di dekat Beby.

Kembar bersaudara itu berhasil membuat Shani jatuh Cinta dan membuatnya frustasi.

Setelah membersihkan diri, Shani merebahkan tubuhnya di kasur, ia menatap langit-langit kamarnya sesekali menghembuskan nafas lelah.

Ia bingung dengan perasaannya, ia bingung dengan siapa ia jatuh Cinta. Beby dan Viny, keduanya memiliki tempat tersendiri di hati Shani. Namun, Shani masih bingung, siapa sebenarnya orang yang ia cintai dan siapa orang yang hanya ia anggap sebagai sahabatnya.

Lagi, Shani menghembuskan nafasnya, ia mengacak rambutnya frustasi.

"Argghh!! Sebenarnya lo suka sama siapa sih, Shani?!"

TBC

-
-
-
-
-
-

Makasih buat yang mau baca, jangan lupa tinggalkan jejak.

See you next part

18 Juni 2020
Salam sayang dari Hima 😚🌻

Love Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang