Bab 8 - Permulaan

493 10 0
                                    

KAYLINE POV

Aku memutuskan untuk berkemas barang, Karena besok adalah hari keberangkatanku menuju Amerika. Aku akan mendarat di kota New York. Desi, Laura dan Adelia juga ikut serta dalam mengemasi keberangkatan ku. Aku membuka posel handphone milikku. Ku lihat snapgram Kenzio yang juga sedang di- Amerika.

"Apa?! Amerika?" Jantung ku berpacu begitu cepat melihat snapgram instagram milik Kenzio. Pria itu memperlihatkan pemandangan kota New York. Di kota itu juga menjadi tujuan utama diriku.

'Apa Aku akan bertemu dengan Kenzio?' Batinku mulai berkata. Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat. Mana mungkin Aku bertemu dengan pria sempurna seperti dirinya. Pasti Kenzio sedang berlibur kembali bersama keluarganya.

Andai saja Papa sudah kembali dari mencari pekerjaan barunya. Bahkan Aku tidak pernah tahu kabar papa seperti apa. Mengingat semua itu, membuat air mataku mengembang.

"Kaylinee" Anna memanggil Kayline, lantas Kayline bangkit dari keterpurukan nya. Aku menghampiri mama ku yang sedang mencuci pakaian. Ku lihat peluh keringat miliknya bercucuran begitu saja.

"Bantu mama jemurin baju, Kay" Anna menyodorkan kepadaku beberapa bak pakaian yang telah dicuci. Aku mulai memindahkan nya ke depan halaman rumahku.

"Waktunya berjemur" Aku menatap langit yang sangat cerah, lantas Aku bersenandung sembari menjemur pakaian hingga selesai.
___________________

"Kay, gak ada kata terakhir sebelum pergi ke Amerika?" tanya Desi. Sontak semua mata tertuju ke arahnya.

"Emangnya Kayline mau mati?" sindir Laura, Desi langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Jaga diri kalian ya, jangan pernah lupain Aku" Air mata Kayline semakin mengembang dibuatnya. Adelia mengelus punggung milik Kayline.

"Yang harusnya bilang itu tuh kita Kay" balas Adelia.

"Eh tapi, Kenzio juga berada di Amerika loh" bola mata Kayline seakan berbinar. Andai saja Kayline dapat menemui Kenzio di sana.

"What?!" Semua dibuat terkejut oleh Kayline. Gadis itu hanya menatap temannya dengan datar.

"Aku tebak nih, kau mulai peduli dengan Kenzio. Jadi, Kau suka dengan pria Famous di grup itu?" Desi mulai percakapan sensitif.

"Gak!" balas Kayline cepat.

"Tapi kau enggak bisa membohongi kami, Kayline. Aku tahu sekali raut wajahmu yang merona" Desi melihat pipi Kayline memang merona seketika. Apakah iya, Kayline menyukai pria yang tidak pernah bertatap langsung dengannya?

"Udah lah Des" Kayline memutar bola matanya dengan malas.

"Gimana kalau Aku traktir kalian di cafe dekat sini? Sebagai traktiran terakhir di Indonesia" tawar Kayline demikian dan membuat mereka mengangguk setuju.

"Ah-syiap santuy" Ujar Laura, dan dipelototin oleh yang lainnya.
_______________________

"Kalian mau pesan apa?" Kayline memberikan menu cafe tersebut kepada temannya.

"Aku vanilla latte deh" jawab Desi Dan iikuti oleh Laura. Kayline melirik Adelia menunggu Ia memilih.

"Luwak White Coffee" balas Adelia disertai anggukan oleh Kayline. Sedangkan dirinya memesan cupcakes vanilla. Kayline langsung memberikan menu kepada maid.

"Lu berangkat besok Kay?" Tanya Laura demikian membuat suasana Yang tadinya hening menjadi ramai.

"Iya" balas Kayline.

"Jangan kangen Aku ya" terus Kayline.

"Kita pasti bakal kangenin kamu Kayline" balas Desi demikian. Setelah itu mereka bercakap-cakap dengan santai sembari tertawa. Teman-teman nya membuat kesan menarik sebelum kepergian Kayline ke Amerika.

Mysterious PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang