Bab 17 - Penguntit

234 4 0
                                    

KAYLINE POV

"Kay?! Bangun ogeb, Rapat sekarang" Laura menggebrak tubuhku menggunakan tangannya, Ia juga termasuk anggota organisasi. Aku membuka kelopak mataku lantas mengucek pelan mataku.

"Apasih, masih ngantuk ah" Aku malah meraih gulingku lantas kembali memejamkan mataku.

Byurrrr..

Satu gayung air tersiram ke dalam tubuhku hingga Aku terbangun dengan mata melototi Laura.

"Lagian gak bangun, rapat organisasi tau. Bikin buletin ke-2" ujar Laura sembari mengeluarkan kertas serta penanya, Ia sudah mempersiapkan semuanya. Kayline bernafas pelan lantas membersihkan dirinya.
_______________________

"Hai Osep" ujar Kayline mendapati Osep dibawah pohon rindang sedang memainkan game diponselnya. Osep segera mematikan ponselnya lantas melihat ke arah Kayline.

"Tumben dateng cepet" balasnya. Kayline hanya bisa menekukan wajahnya. Laura berlari-lari kecil sembari membawa air mineral. Kayline menggelengkan kepalanya.

"Gak usah lari-lari kali" jitak Kayline.

Setelah semuanya berkumpul, Osep memulai rapatnya. Kayline dan Laura memperhatikan dengan seksama.

"Yang lagi tren kan, berita lu lulus olimpiade Kay" ujar osep disela-sela rapatnya. Kayline hanya mengendikkan bahunya.

"Terus?" balasnya.

"Kenapa gak lu aja yang kita wawancarai?" tanya Osep membuat keduanya membulat. Memangnya salah? Jika ingin membuat berita kan harus mencari topik terkini.

"Jangan gue juga kali" Kayline mencibirkan mulutnya. Osep tertawa renyah, kembali melanjutkan aktifitasnya hingga mereka hanyut ke dalam tugas masing-masing.
_____________________

"Aku sudah mutusin, semester tiga nanti. Aku akan cari kerjaan" ujar Kayline entah kepada siapa dengan senyuman mengembang.

"Lulus S1 Aku harus memiliki perusahaan sendiri"  Aku kembali ke cermin memperhatikan wajahku. Aku memang bermimpi ingin membuka perusahaan dan menjadi kekasih seorang owner perusahaan.

"Kayline! Kau pasti bisa!" Aku mengenggam jemariku lantas mengatakan 'Yes' sembari menggerakan tanganku.

"Daripada gabut, cek Line aja deh" Aku menatap ruang chatku di Line. Tidak banyak yang berbincang denganku dan rata-rata mereka semua teman sosial mediaku yang ku temukan di beberapa grup.

Mataku langsung tertuju kepada teman sosial mediaku yang dulunya sempat musuhan kepadaku.

"Kayline, besok meet up yuk" ujarnya demikian. Aku mengernyit heran, baru kali ini ada orang yang mengajak diriku bertemu secara langsung di dunia nyata.

"Dimana?" tanyaku.

"Food court salahudin" jawabnya.

Okay, tidak ada salahnya kan bertemu langsung dengan musuhku. Lagi pula, ini kesempatanku untuk melihat dirinya yang sebenarnya. Aku tidak boleh menyiakan kesempatan ini.

"Ajak Kenzio gih" jawabnya. Aku mengerucutkan bibirku, kenapa harus dia? Aku tahu dia pasti sibuk. Tidak mungkin Kenzio akan bertemu dengan orang asing.

"Gak deh, dia sibuk" jawabku.

"Okey, jangan sampai telat" Aku menyelesaikan pesanku kepadanya.

☆☆☆

KENZIO POV

Aku memejamkan mataku. Masih saja kepikiran dengan surat bodoh itu. Lagi lagi, seseorang meneror diriku dengan menuliskan kode rumit di kertas yang ku temukan di dalam kolong ranjangku. Aku menghembuskan kasar nafasku.

Mysterious PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang