Bab 16 - Hampir Saja

271 4 0
                                    

KAYLINE POV

Namaku menjadi terkenal seantero kampus karena memenangkan lomba olimpiade. Apalagi Aku rekanan dengan prince charming, Aldo. Semua pasang mata melihat iri kepadaku. Aldo selalu berada disisiku setelah kepulangan nya. Ia benar-benar ingin melindungiku ketika ada bullyan.

Seperti saat ini, Aku memberikan Ia botol mineral beserta handuk kecil ketika Ia selesai bermain basket. Raut wajahnya tampak begitu tenang, keringat yang bercucuran membuat Aldo terkesan sangat sexy.

"Ternyata Kau hebat dalam memainkan basket" pujiku demikian. Aldo hanya mengacak rambutku lantas menarik lenganku untuk selalu berjalan disampingnya. Entah gosip darimana, Aku malah dirumorkan berpacaran dengan Aldo.

"Dih, jalang yang satu ini. Habis selesai ngelonte pas balik malah dapet prince charming kampus" Priscila bersama anteknya datang menghampiri meja yang ku duduki di kantin. Sedangkan Aldo izin ke kamar mandi sebentar. Priscila menumpahkan jus jambunya ke rambut kuncir kuda milikku.

"Apa apaan sih!" bentakku demikian. Aku sungguh marah jika Ia merendahkan diriku. Tetapi keberanianku hanya muncul sesaat. Jiwa introvertku kembali keluar.

"Ehh malah ngelawan" balas Yuna sembari mendorong bahu ku. Aku hanya bisa menatap mereka dengan kebencian. Priscila tersenyum kemenangan.

"Heh denger ya! Aldo itu milik gue seorang. Ye gak girls??" tanya Priscila kepada semua anteknya.

"Oh tentu, my boss" ujar mereka serempak. Priscila menyibakkan rambutnya kemudian menarik dagu Kayline dengan kasar.

"Jadi cewek jangan kegatelan. Lu itu jelek, ga pantes sama prince charming kampus. Nyadar diri deh!" ujar Priscila sembari menarik tangannya yang berada di daguku dengan kasar. Aku tertunduk dalam diam. Jeniver juga menatapku dengan tajam. Gadis itu malah memakan semua makanan yang ku pesan.

"Makanan kampungan kayak gini, masih aja dimakan" ujar Jeniver sembari membalikkan piringnya ke meja sehingga makanan itu tampak berserakan. Seluruh mata memperhatikan aksi pembullyan itu tetapi tidak ada yang ingin ikut campur dengan mereka.

"WOI" teriak Aldo dari kejauhan. Pria itu berlari dengan langkah kebesarannya kemudian menyingkirkan Priscila beserta anteknya dari hadapan Kayline.

"Kurang kerjaan banget hidup lu, gangguin si Kayline terus" balas Aldo demikian. Pria itu tampak kesal jika Kayline terbully kembali. Rahangnya begitu keras, emosi berada didirinya. Jika saja mereka bukan perempuan, Aldo sudah pasti menghajar mereka.

"Bang Aldo.. " ujar Priscila dengan nada manja. Ia berusaha mengaitkan tangannya dilengan milik Aldo. Pria itu langsung menepisnya. Dirasa kurang, Priscila malah berjinjit lantas mencium pipi Aldo dengan singkat.

"Kecupan manja dariku, sayang" balas priscila dengan senyuman manis yang tampak menjijikan menurutku. Priscila menatapku dengan tajam sepertinya Ia mengancam diriku.

"Aku pergi dulu sayang, jangan deket-deket dengan jalang ini ya" Aldo memendam emosinya, Ia menatap kepergian Priscila yang sedang melambaikan tangan kepadanya. Mata Aldo segera mengarah ke Kayline. Sungguh mengenaskan dengan tampilan rambut yang tersiram dengan jus jambu.

"Ekhm, Kau tidak apa-apa?" pertanyaan sama yang sering kali Aldo tanyakan dan selalu dibalas "tidak apa-apa". Aldo menghembuskan nafasnya kasar, menyuruh Kayline membersihkan dirinya ditoilet. Ia juga memberikan Kayline hoodie yang sempat Ia kenakan untuk menutupi rambut basah milikku. Aku segera berjalan ke arah kamar mandi. Ku lihat Aldo sedang membersihkan meja yang dibuat berantakan itu.
___________________________

Aku merebahkan diriku diranjang yang cukup sederhana. Setelah perkerjaan kampusku selesai, Aku kembali membuka layar handphone milikku. Aku lihat kontak line Kenzio sembari tersenyum menatapnya.

Mysterious PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang