MMB 10

838 85 11
                                    


Happy reading...


Suho mendadak gugup mendengar pertanyaan yang dilontarkan warga tersebut.

"Bukankah kalian terlalu lancang? Semua orang juga punya masalah dalam keluarga, bukan? Kepala keluarga mana yang ingin membunuh keluarganya sendiri?" baiklah rasanya Eunha ingin muntah mengucapkan kalimat itu. Jelas-jelas pria dihadapannya ini adalah pria yang seperti itu.

"Benar sekali. Ayahku pernah bilang, tidak ada seorangpun yang ingin kehilangan keluarganya. Bukankah itu benar, tuan Jung?" tambah Umji.

Suho berdehem dan merapikan dasinya. "Benar, mana mungkin aku menyakiti keluargaku. Darimana kalian mendengar rumor itu?"

"Banyak orang yang sudah tahu," ujar warga disitu.

"Dan kalian langsung percaya?" ujar Umji dengan wajah tidak percaya.

Haruskah Eunha tertawa melihat wajah Umji yang terlihat sangat lucu?

"Ayo kita selesaikan masalah ini baik-baik," ujar Eunha yang berusaha menenangkan para warga disana.

Eunha mengikat rambutnya asal lalu menarik kemeja bagian lengannya dan membuat para warga mundur ketakutan. Ayolah, apa mereka setakut itu dengan Eunha? Dia 'kan tidak makan orang.

"Apa? Kenapa kalian semua mundur? Jangan bilang kalian takut dengan ku?" Umji hanya bisa menahan tawanya melihat para warga yang ketakutan itu.

"Umji," panggil Eunha dan Umji pun mengeluarkan sebuah berkas yang membuat Suho dan Yeri bingung.

"Berikan alasan yang jelas. Kenapa kalian tidak mengizinkan pembangunan hotel ini?" Eunha menatap mereka satu-persatu.

"Kami tidak punya mata pencaharian lain selain hutan dan lahan ini." Eunha membuka berkas itu.

"Kalau begitu, aku mengizinkan kalian bekerja di hotel ini," ujar Eunha dan membuat mereka semua terkejut.

"Bagi para orang tua yang memiliki anak kalian bisa menyuruh mereka kerja di hotel ini. Dengan syarat, pendidikan mereka harus sarjana dan pihak hotel akan menyediakan biaya pendidikan bagi siswa-siswi berprestasi. Dan bagi keluarga yang lainnya, kalian diperbolehkan membuka stan makanan disekitar hotel. Karena aku yakin ada kalanya para pelanggan ingin mencoba makanan luar." semuanya terlihat menganggukan kepalanya. Mereka setuju dengan penyelesaian ini.

"Baiklah, kami setuju. Kalian boleh melakukan pembangunan hotel disini." Eunha tersenyum dan membungkukkan tubuhnya sebagai tanda terimakasih.

Para warga pun mulai meninggalkan tempat mereka dan kembali kerumah mereka masing-masing. Yeri menatap curiga ke arah Eunha dan Umji.

Yeri menarik proposal itu dari tangan Umji. "Wah, nona Kim, bagaimana kalian bisa menyiapkan proposal ini tepat waktu?"

Pertanyaan Yeri membuat Suho tersadar akan kejanggalan itu sedangkan Eunha dan Umji hanya tersenyum.

"Kau lupa nona Jung. Adikku datang terlambat, apalagi kalau bukan mengurus proposal ini," ujar Eunha dan membuat Suho mengangguk percaya.

Yeri mengangguk dan memberikan kembali proposal itu kepada Umji.

"Terimakasih nona Kim. Kalau bukan karena kalian kami tidak akan bisa melanjutkan pembangunan hotel ini."

Eunha tersenyum dan kembali membenarkan pakaiannya. "Tidak masalah. Sebuah kesalahpahaman harus diluruskan, aku yakin mereka salah paham terhadap keluarga mu, tuan Jung."

Yeri sama sekali tidak percaya jika Eunha akan sebaik ini. Sangat diluar perkiraan.

●●●

My Mafia BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang