Happy reading luv ...
Jamgan lupa tinggalin vote sama komentar kalian!Umji menatap berkas yang diberikan Mingyu. Selama disini pria itu tak ada pertemuan penting atau kegiatan penting apa pun. Lalu, apa tujuannya kembali?
Umji segera mengambil kunci mobilnya dan mengendarainya kearah rumahnya atau lebih tepatnya markas mereka.
Ketika sampai, gadis itu mendobrak kesal pintu dan membuat semua pekerja disana merasa takut. Tak terkecuali mafia-mafia lainnya.
Mereka menghentikan pekerjaan mereka dan langsung berkumpul begitu melihat kemarahan pemimpin mereka.
"Aku harus membunuhnya! Harus!" Umji menatap satu-persatu mafia-mafia disana.
"Aku tidak mau tau, kalian harus bisa membunuh pria ini!"–Umji melemparkan foto pria itu–"Kalau gagal, kalian yang aku bunuh, kebetulan binatang peliharaan ku masih sangat lapar."
Semua yang ada disana menunduk takut mendengar perkataan pemimpin mereka.
"Kau gila?" Umji dapat mendengar seseorang mengatainya gila. Siapa lagi kalau bukan Eunha, kakaknya.
"Membunuh Park Jihoon? Kau mau organisasi kita terbongkar Kim Umji?" tanya Eunha yang berusaha menyadarkan kesalahan sang adik.
"Yang kau lawan saat ini adalah Park Jihoon. Selain pemimpin salah satu perusahaan besar, dia juga pemimpin organisasi mafia. Ditambah lagi dia sahabat Jung Jaehyun. Kau pikir kita bisa menang melawan mereka?" Umji mendecak kesal dan melempar semua barang dihadapannya.
"Lalu? Aku harus diam, melihat pria itu menghancurkan hidupku?" tanya Umji pada Eunha.
Eunha memukul kepala sang adik. "Kau itu bodoh ya? Kau pikir selama ini aku hanya diam melihat Jung Jaehyun berkeliaran dihidupku?"
"Terus? Memangnya kakak melakukan apa?"
"Selain bodoh kau juga sangat lambat. Kalau begitu apa gunanya aku selalu berlarian kesana kemari hanya untuk mengawasi si gila itu? Aku harus membunuhnya secara perlahan." Umji terlihat memikirkan cara dari kakaknya.
"Baiklah! Aku akan mengawasi si gila itu,"–Umji kembali menatap seluruh mafia–"Mulai hari ini aku ingin sebagian dari kalian mengawasi pria itu dan pastikan dia tak menyentuh Min Yoongi. Kalian ingat?"
Satu-satunya cara meringankan emosinya hanyalah ... Pergi menemui prianya. Umji mengendarai mobilnya dan berhenti tepat di depan rumah sang kekasih. Harus kah ia masuk?
Karena terus berpikir, Umji tak sadar seseorang mengetuk kaca mobilnya. Dan itu adalah sang pria, Min Yoongi.
"Kenapa tidak masuk?" tanya Yoongi.
Umji tidak mendengar kan perkataan Yoongi dan langsung memeluk pria itu. Yoongi hanya bisa mengelus lembut rambut gadisnya.
"Ada apa, hmm?" Umji tetap menggeleng dan terus memeluk Yoongi.
"Kau begitu merindukan ku ya?" Yoongi melepaskan pelukan itu dan menatap Umji.
"Daripada semua orang melihat kita disini. Bagaimana kalau masuk terlebih dahulu?" Umji mengangguk layaknya anak kecil dan menarik tangan Yoongi.
Umji melihat ke sekeliling rumah. Dimana si Jeon? Apa dia sedang tidak di rumah?
"Kau mencari Jungkook? Dia masih ada di kantor, ada sedikit pekerjaan yang harus dia kerjakan." Yoongi mengalihkan tatapannya pada Umji. Kenapa gadis cantiknya itu tidak bicara sejak tadi?
Yoongi meletakkan barang bawaannya dan mendudukkan Umji di sofa. "Ada apa dengan mu? Kenapa tidak bicara sejak tadi?"
Umji menghela napasnya dan tersenyum. "Aku hanya merindukan kekasih kulkas ku ini."