Kematian, bukanlah akhir.

11.7K 686 26
                                    

Disclaimer added by Masashi Kishimoto

Enjoy

.

.

.

Bugatti veyron berwarna hitam putih melaju di atas jalanan licin kota tokyo di sore hari itu. Saat ini adalah tanggal 23 juli, puncak musim panas terjadi, tapi cuaca buatan kami-sama memanglah tak dapat di prediksi oleh manusia biasa. Secanggih apapun alat yang di gunakan.

Beberapa kali klakson mobil berbunyi nyaring, saat lampu berwarna merah ataupun saat ada kendaraan yang lebih lambat dari pada miliknya. Dalam mobil ia menyetel musik yang sangat nyaring, mengabaikan ponselnya yang terus berdering.

'Kaa-chan.'  23 panggilan tak terjawab.. 

'Tou-san.' 8 penggilan tak terjawab...

'Baka.' 20 panggilan tak terjawab...

"Cih.." ia berdecih, tangannya terulur untuk mematikan ponselnya. Getarannya benar-benar mengganggu dirinya.

Jika semuanya tidak mempedulikan dirimu, maka akan lebih baik jika tak punya keluarga sekalian. Pikirnya.

Ia tak pernah memikirkan jika di luar sana, di dunia yang berbeda, ada seseorang yang rela menukarkan apapun untuk bisa merasakan memiliki sebuah keluarga lagi.

Ckiiiiiit....

Bruuaaakhh....!!!!

Ia membanting setir, mobilnya yang mahal terbuat dari baja yang ringan membuat mobil itu tak memiliki beban yang berlebih. Mobil Bugatti veyron berwarna hitam putih itu melambung di udara dengan posisi terbalik, menabrak etalase toko perhiasan yang terletak di pinggir jalan.

Pecahan kaca, benturan antara baja, aspal dan bahu jalan bagai menghentikan waktu. Hari ini, seseorang mungkin berada di ambang kematian.

.

"Nii-san sudah janji akan mengajakku ke mall kalau nilai ujianku bagus." seorang gadis berambut indigo bergelayut di tangan kakaknya dengan manja.

Gadis itu berusia tujuh belas tahun, kelas sebelas SMA yang baru menerima raport dengan nilai terbaiknya, ia sudah jelas akan naik ke kelas dua belas dan akan masuk ke kelas unggulan lagi.

"Baiklah Hinata, nii-san akan mengajakmu berbelanja, tapi nanti malam. Nii-san mau mengambil sesuatu di kampus sekalian menemani Naruto mengambil formulir pendaftaran."

Bibir gadis itu mencebik, jika sudah begitu maka ia akan di nomor duakan.

"Sudahlah Hinata, Neji kan sudah berjanji akan mengajakmu belanja nanti  malam, bagaimana kalau ku traktir es krim juga. Aku akan membelikanmu porsi jumbo."

Hinata, gadis itu tak terlalu mendengarkan apa kata Naruto. Ia terlalu fokus pada penampilan Naruto kali ini, kaus hitam dengan jaket orange dan topi berwarna senada membuatnya terlihat tampan.

"Huh, kalau kalian berdua mengajakku bersamaan maka kalian akan sibuk sendiri." katanya.

"Baiklah kalau begitu, jalan-jalan dengan Neji malam ini. Lalu jalan denganku besok, bagaimana?" tanya pemuda orange itu.

Hinata bersemu, dan mengangguk.

.

"Belok kiri, lewat jalan pintas saja." Neji memberi instruksi pada Naruto yang tengah menyetir mobil Mitsubishi pajero sport milik Neji. Hari ini Neji merasa tak enak badan, jadi ia meminta Naruto yang menyetir, menggantikan dirinya.

"Hei Naruto, kau suka Hinata kan?" tanya Neji tiba-tiba di sela keheningan mereka.

"Tentu saja aku suka." jawab Naruto tanpa basa basi.

What Happens? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang