"Bi-biar aku yang mengejarnya." Hinata memakai tasnya dan bersiap mengejar Sasuke.
"Hubungi jika terjadi sesuatu!" Naruto berseru pada Hinata yang berjalan menjauh. "Ha'i!" Hinata berseru.
Begitu Hinata keluar dari restoran tempat ia makan, ia hampir kehilangan jejak Sasuke. Ia hanya melihat sekilas parka milik Sasuke.
Ia dengan cepat berlari mengikuti Sasuke yang berjalan tertatih di kegelapan. Sesekali pemuda itu memegangi kepalanya, memukulinya dengan kepalan tangannya, begitu pula dengan dadanya, ia sesekali mencengkeram dadanya dan bergumam.
Hinata mengatur napas karna Sasuke yang kadang berlari dengan kecepatan tidak masuk akal.
Hinata bersandar di balik pohon, bernapas dan mengamati Sasuke saat tiba-tiba cahaya biru aneh menyelimuti tubuh pemuda itu.
Seakan mimpi, petir menyambar tepat pada tubuh Sasuke. Dan kemudian Hinata bisa melihat dengan jelas api yang membakar tubuh pemuda itu.
Sesaat keadaan menjadi benar-benar hening, di sana Sasuke tergeletak, ada asap keluar dari seluruh tubuhnya. Perlahan Hinata mendekati tubuh Sasuke.
"Sa-Sasuke?"
.
Dengan perlahan Hinata mengelap tubuh Sasuke yang penuh dengan luka gores dan lecet yang tidak hanya satu atau dua jumlahnya.
Tangannya berhenti tepat di bawah rusuk Sasuke yang terdapat bekas luka melintang. Tempat tubuh Sasuke mendapatkan donor jantung dari kakaknya.
Hinata menyelimuti tubuh Sasuke dan menuju ke dapur untuk mengambil kompres yang baru. Sasuke mengalami demam, jika bukan karna pemuda itu sempat bangun dan mengatakan ia enggan ke rumah sakit, pasti Hinata sudah membawanya ke rumah sakit dari tadi.
Drrrttt.... Drrrttt....
Getar handphone dari saku jaket Sasuke sedikit mengagetkan untuk Hinata, ia hampir lupa bahwa Sasuke memiliki keluarga yang mengkhawatirkan keselamatannya, tidak seperti dirinya yang sebatang kara di dunia ini.
"Moshi-moshi?" Hinata mau tak mau menerima panggilan dengan nama kontak 'Aniki' itu.
"moshi-moshi, bukankah ini handphone milik Sasuke?" tanya suara di seberang.
"Ah, ini Hinata.. Sasuke, saat ini sedang tertidur, a-apa saya harus membangunkannya?" Hinata bertanya ragu.
"Sasuke bersamamu? Di Tokyo?" suara Itachi terdengar panik, dan membuat Hinata tanpa sadar mengangguk, hingga ia sadar Itachi tak mungkin melihatnya mengangguk.
"I-iya Itachi-san."
Terdengar helaan napas panjang dari seberang. "Baiklah, tolong jaga dia hingga aku menjemputnya."
.
.
.
Sasuke selalu benci bangun karna cahaya matahari yang menusuk matanya, itu membuat kepalanya pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Happens?
RandomMenjelang kematiannya, Neji berpesan pada Naruto sang sahabat agar menjaga adik kesayangannya. Hinata. Tentu Naruto tak bisa menolak, tapi semakin lama Hinata yang culun pun berubah menjadi angsa putih nan cantik. Rasa ingin memiliki pun timbul, t...