Perbedaan ruang dan waktu

3.9K 594 70
                                    

"Bagaimana?" Tanya Sakura pada Naruto. Saat ini ia tengah berada di kediaman pemilik marga Uzumaki itu.

"Sakura-chan, minumlah dulu." dari dapur Hinata membawa nampan yang berisi ocha hangat dan beberapa kue kering. Di lihat dari raut wajah kunoichi itu, amat sangat terlihat kecemasan di wajahnya.

Hinata duduk di samping Naruto dan menggenggam tangan suaminya itu, lalu mengangguk.

Naruto menghela napas. "Sasuke masih hidup." kata Naruto yang langsung di sambut senyum penuh kelegaan oleh Sakura. "Tapi.." Naruto menggantung kalimatnya.

"Tapi?" secepat kelegaan itu datang, secepat itu pula ia pergi.

"Tapi ia berada di dimensi yang berbeda, bukan di masa lalu atau di masa depan. Ini adalah dimensi yang sama sekali berbeda. Untuk kesana, kita harus menunggu hingga garis dunia kita dan tempat Sasuke berada dalam garis yang sama."

"Lalu, bagaimana cara kita menyelamatkan Sasuke?" tanya Sakura masih dengan nada cemas yang sama.

Naruto memandang istrinya, dan setelah istrinya itu mengangguk, ia menggigit jarinya hingga berdarah. "Berikan tanganmu."

Sakura mengulurkan tangannya, Naruto membuat segel di sana. Dan tinta hitam muncul menggantikan darah Naruto. "Kurama akan memberi tau ku waktu yang tepat, dan simbol ini akan memberi taumu kapan kita bisa pergi. Tapi ku harap kau mulai menyiapkan hati."

"A-apa maksudmu?" tanya Sakura. "Apa Sasuke dalam bahaya?"

Naruto menggeleng. "Sebaliknya, kau harus bersiap jika Sasuke tak ingin kembali ke Konoha."

¤¤¤¤¤¤¤¤¤

"Sasuke-kun merasa sakit semalam, tapi karna dia menolak pergi ke rumah sakit, jadi saya membawanya ke rumah saya untuk beristirahat. Selain karna sudah terlalu larut malam, karna saya juga tak tau alamat rumah Sasuke-kun." Hinata menjelaskan lagi kejadian semalam dengan hati-hati agar tak lagi di salah pahami.

"Ah, paman dan bibi juga jangan khawatir, Sasuke-kun sangat baik, jadi kami tidak melakukan apapun selain beristirahat." Hinata menambahkan.

"Aaah, begitu rupanya. Kenapa kau tidak cepat menjelaskannya Sasu-kun." tanya Mikoto dengan nada kecewa, setidaknya di lihat dari sudut pandang manapun Hinata adalah gadis yang sempurna.

Sasuke hanya memutar mata. "Kaa-chan lihat kan di sini sangat panas, boleh aku membeli beberapa AC untuk di pasang di apartemen Hinata?" tanya Sasuke, setelah ia ingat-ingat, AC ada benda kotak yang mengeluarkan angin dingin.

Mikoto melotot. "Sasuke Uchiha, jangan membuat malu keluarga besar Uchiha! Beberapa AC katamu?" Mikoto menghela napasnya pendek-pendek, lalu menepuk paha suaminya yang duduk di sebelahnya. "Anata, kita harus beli AC kalau perlu sepabriknya sekalian. Atau Hinata pindah saja ke rumah bibi ne? Bibi akan memberimu kamar yang paling besar, bagaimana?"

"Eeh?" Hinata otomatis memandang Sasuke meminta pertolongan, dan ternyata Sasuke hanya mengangkat bahu. Hinata lalu memandang Naruto, harapan terakhirnya.

"Tidak bisa begitu bi, Hinata sejak dulu adalah bagian dari keluarga Uzumaki." Naruto berkata.

"Itu sebelum kakaknya Hinata mendonorkan jantungnya untuk Sasuke kan? Saat ini Hinata seperti anak bibi sendiri." Mikoto berkeras.

Naruto akan kembali membantah saat Sasuke membentuk segel dan mencoba menggunakan genjutsu. Seharusnya, untuk menjebak non-ninja dalam genjutsu bukanlah hal yang sulit.

Lima menit kemudian suasana ruangan itupun menjadi hening.

"Eeh?" Sakura yang pertama sadar seperti orang linglung. "Naruto, bukankah kita mau pergi ke toko buku?" Sakura menggoyangkan bahu Naruto.

What Happens? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang