Hinata berjalan pelan sambil menggendong Naruko, anak perempuannya yang berusia dua tahun. Ia tengah menuju ke kantor suaminya untuk membawakannya makan siang.
Ia melewati akademi ninja dan berpapasan dengan Sasuke di sana. Lelaki itu juga akan pergi ke kantor hokage sepertinya, nampaknya ia baru selesai mengajar.
"Konichiwa Sasuke-san." Hinata membungkuk. Sasuke memandangnya sekilas, mengabaikannya dan berjalan lebih dulu.
Hinata terus mengikuti dari belakang, inginnya jalan bersama. Meski mereka tidak akrab, tapi mereka adalah teman seangkatan.
"Ano, Sasuke-san." Panggil Hinata.
Sasuke berbalik. "Apa?" katanya datar.
"Emm, ano, bolehkah aku berjalan bersamamu?"
"Tidak, jalan di depan atau di belakangku." katanya singkat dan dingin.
Hinata terhenyak, ia tak menyangka Sasuke sedingin itu. Ia tau Sasuke orang yang dingin, tapi ia sungguh tak menyangkanya.
Tak lama Hinata berjalan di belakang Sasuke, ia melihat Sakura sedikit berlari masih mengenakan jubah pengobatannya. Menghampiri Sasuke dan membawakannya bekal.
"Sasuke-kun, aku memasak onigiri mau makan bersama?" tanya Sakura.
"Hm." Sasuke bergumam pelan, lalu membiarkan Sakura menarik lengannya.
Semua hal itu tak luput dari penglihatan Hinata, sungguh ia senang melihat Sasuke yang merespon Sakura. Tapi sejak kedatangan Sasuke lebih dari dua tahun yang lalu, pria itu bagai -entahlah- lebih parah dari terkena genjutsu mungkin.
Pandangan matanya kosong, ia berjalan tanpa menoleh, berbicara tanpa emosi, dan yang paling penting, lelaki itu enggan melihat dirinya.
Bukannya ia ingin di perhatikan oleh lelaki selain suaminya, tapi ini semua sungguh terlalu aneh.
.
.
.
Siang ini Hinata kembali mengunjungi suaminya di kantor hokage, namun kali ini ia tak membawa Naruko. Anaknya tengah demam dan ia menitipkannya pada Hanabi.
Saat ia sampai di depan kantor suaminya, tampaknya suaminya itu tengah mendapat tamu. Namun saat ia mendengar suara yang familiar, ia memutuskan untuk masuk.
"Konichiwa, Sakura-chan, Sasuke-san." sapa Hinata ramah.
"Konichiwa Hinata, kebetulan kami ingin makan bersama, ayo bergabunglah."
Hinata mendudukkan dirinya di sebelah Naruto, berhadapan dengan Sasuke.
"Hinata, kau masak apa?"
"Aku membuat sushi."
"Wah, oishi ne." lalu seperti biasa, Naruto yang makan dengan lahab di selingi dengan kekonyolannya yang membuat semua orang tertawa minus Sasuke.
"Aku sudah selesai, terimakasih makanannya." kata Sasuke dan berniat untuk pergi dari sana.
"Tunggu teme, kau mau kemana?" Naruto berseru.
"Pulang."
"Kenapa buru-buru?"
"Aku sudah mengerjakan pekerjaanku, seperti yang kalian inginkan." Sasuke berucap sebelum akhirnya benar-benar pergi dari sana.
Hinata menatap suaminya dan Sakura yang terdiam.
"Sebenarnya, di sana, apa yang terjadi pada Sasuke, apa yang kalian lakukan padanya?" tanya Hinata pelan, ia sungguh tak ingin menyinggung keduanya. Tapi ia merasa harus meluruskan suatu hal.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Happens?
RandomMenjelang kematiannya, Neji berpesan pada Naruto sang sahabat agar menjaga adik kesayangannya. Hinata. Tentu Naruto tak bisa menolak, tapi semakin lama Hinata yang culun pun berubah menjadi angsa putih nan cantik. Rasa ingin memiliki pun timbul, t...