"A-aku akan masak makan malam." Hinata bergegas menuju ke dapur. Meninggalkan Sasuke yang masih berdiri di depan pintu.
Kejadian tadi sore itu, benar-benar di luar perkiraan keduanya. Bagi Sasuke, tentu itu bukan ciuman pertamanya, ciuman pertamanya kan dengan Naruto saat genin dulu.
Tapi jika di lihat dari sikap Hinata saat ini, maka ini pasti adalah ciuman pertama gadis itu.
"Aku mandi dulu." Sasuke masuk ke kamar mandi dan mulai membasuh tubuhnya. Ia memejamkan mata dan pikirannya pun mulai berkelana kemana-mana.
"Sasuke! Keluarlah, aku juga mau mandi." seruan Hinata membuatnya mempercepat kegiatannya dan segera keluar.
"Tak bisakah kau pake baju dulu sebelum kau keluar kamar mandi?" Hinata menundukkan wajahnya.
"Kan sudah biasa, kenapa juga kau jadi seperti itu?"
"Ish." Hinata menghentakkan kakinya dan berjalan menuju kamar mandi. Akhirnya, untuk pertama kalinya, ia berdiri di bawah shower yang menyala dan merenung di sana.
Tapi nampaknya tak bisa lama, ia mendengar sesuatu yang pecah dari arah luar dan itu membuatnya cepat-cepat menyelesaikan urusannya.
Ia keluar kamar mandi dengan tubuh yang belum kering sempurna, menyebabkan kaos yang di pakainya sedikit basah.
"Sasuke? Apa yang kau lakukan?" Hinata melihat gelas yang pecah, dan ada hairdryer di tangan kiri Sasuke.
"Aku mau mengambil ini." kata Sasuke polos, mengangkat hairdryer di tangannya. "Kau lama sekali, jadi aku ingin mengeringkan sendiri."
Hinata menghela napas, ia menarik tangan Sasuke dan memintanya duduk di atas karpet, seperti biasa, ia lalu duduk di atas sofa dan mulai mengeringkan rambut Sasuke.
"Kau marah?" tanya Sasuke, ia jelas bisa membedakan diamnya Hinata. Mana yang marah dan tidak.
"Hinata?" Sasuke kembali bertanya saat beberapa saat Hinata tak juga kunjung menjawab.
"Tidak, aku tidak marah. Hanya saja sedikit canggung, aku malu." Hinata berbisik di akhir kalimat.
"Ehm. Ini juga pertama kalinya untukku, mencium seorang gadis. Tapi mungkin bagi tubuh ini bukan yang pertama." Sasuke mendongak, membuat tangan Hinata terhenti.
Mereka bertatapan untuk beberapa saat. Lalu entah bagaimana kini Sasuke telah menempelkan bibirnya pada bibir Hinata.
Mereka tak bergerak, dengan Hinata yang masih duduk di atas sofa dan Sasuke yang menumpukan tubuhnya dengan lutut dan lengan kanannya.
Lengan kirinya dengan apik bertengger di tengkuk Hinata. Sepertinya, kali ini mereka sedikit terbawa suasana.
.
.
.
Hinata merengut kesal, ia menatap sasuke yang menempel d tembok seperti manusia laba-laba.
"Maaf, bisa kau turunkan kaosmu itu?" Sasuke menunjuk kaos Hinata yang tersingkap hingga menampilkan perut rata Hinata dan sedikit bra warna biru muda milik gadis itu.
Hinata yang masih dalam posisi terbaring di atas sofa, segera sadar dari kelinglungannya dan segera membenahi pakaiannya, lalu berdiri, dan menuju meja makan dengan cepat.
"Kan kau yang melakukannya, sekarang cepat turun dan segera makan." Hinata menata makanan di atas meja, tanpa sekalipun menatap wajah Sasuke yang sudah turun dari langit-langit rumahnya.
.
"Aku akan pulang." kata Sasuke sembari memasukkan tempura udang dalam mulutnya.
Hening...
KAMU SEDANG MEMBACA
What Happens?
DiversosMenjelang kematiannya, Neji berpesan pada Naruto sang sahabat agar menjaga adik kesayangannya. Hinata. Tentu Naruto tak bisa menolak, tapi semakin lama Hinata yang culun pun berubah menjadi angsa putih nan cantik. Rasa ingin memiliki pun timbul, t...