Lip balm rasa cerry

4.1K 570 79
                                    

Hinata mematut pantulannya di cermin sekali lagi. Ia begitu gugup di hari pertamanya menyandang gelar sebagai mahasiswi.

Ia memastikan roknya tidak kusut, lalu mengecek tasnya kembali, apa laptop dan segala perlengkapannya sudah di tempatnya atau belum.

"Kenapa lama sekali sih?" suara Sasuke terdengar dari pintu kamarnya, membuat Hinata mendelik kesal.

"Tidak bisakah kau tunggu di ruang tamu, seperti pria berpendidikan?" Hinata mengambil sebuah lipbalm dari kantong roknya dan mengoleskannya di bibir.

"Aku tidak berpendidikan kok, oh, apa yang kau pakai itu?" Sasuke menunjuk lipbalm yang Hinata pakai.

"Ini pelembab bibir, kau tau, semua gadis memakainya."

"Benarkah?" Hinata mengabaikan Sasuke, ia malah menarik tangan pemuda itu untuk segera pergi dari sana. "Kunci pintunya." Hinata memberi perintah pada Sasuke.

Hinata tak tau lagi, sejak kapan apartemennya ini menjadi milik Sasuke? Pria itu selalu makan di rumahnya, kadang tidur pun juga. Hinata pasti akan kesal jika saja Itachi tidak memberi uang jajan yang banyak padanya.

Karna Sasuke selalu berdiri di bawah shower setidaknya lima belas menit sebelum Hinata mulai mengomel dan mengancam akan mengusir Sasuke dari sana.

Tapi tentu ia tidak serius, karna kenyataannya ia sudah terlalu nyaman dengan kehadiran Sasuke.

Ia tak lagi segan menggenggam tangan Sasuke dan menyeretnya kemanapun, ia nyaman berada di dekat Sasuke.

Sasuke membiarkannya melakukan apapun yang ia mau, kalaupun pemuda itu tidak setuju pada sesuatu yang Hinata pilih, Sasuke akan memberi alasan yang masuk akal.

Itu membuat Hinata merasa, di hargai.

"Naik mobil atau bis?" tanya Hinata. Hinata menatap Mercedes Benz hitam yang teronggok di parkiran apartemennya. Hampir tiga minggu mobil itu sama sekali tak tersentuh. Sasuke yang membawanya, tapi enggan memakinya lagi.

"Sebenarnya aku lebih suka melompat."

Jawaban Sasuke membuat pipi Hinata memerah, jika Sasuke melompat sambil menggendongnya, maka Hinata akan dengan jelas mencium aroma Sasuke. Dan itu membuat suasana menjadi canggung setelahnya.

Tentu karna jantung keduanya yang berdetak lebih cepat dari seharusnya.

.

Sasuke menunduk, melindungi tubuh kecil Hinata agar tak terdesak oleh penumpang yang lain. Juga sekaligus mencium wangi shampo yang Hinata pakai. Padahal Sasuke juga sering memakai shampo yang sama, tapi aromanya jadi berbeda kalau di cium dari rambut Hinata langsung.

Sasuke melihat Hinata yang kini menundukkan wajahnya.

Sasuke tau, wajah merah Hinata adalah tandanya. Sama seperti di dunia shinobi, wajah gadis ini juga gampang sekali memerah. Apa itu artinya, Hinata sudah sedikit move on dari si kuning? Sasuke harus segera memastikannya.

"Sa-Sasuke, kau terlalu dekat." Hinata berkata pelan.

"Waktu itu saja kau enteng sekali memelukku." balas Sasuke, berbisik di telinga Hinata. Karna penumpang bus semakin banyak dan berdesakan.

"Saat itu beda-" Hinata terdiam. Bus mengerem mendadak, membuatnya terdorong ke depan dan nyaris menubruk nenek yang duduk di depannya jika saja Sasuke tak menahan perutnya.

Hinata terdiam, Sasuke juga.

Wajah Hinata panas, jantungnya berdetak tak karuan.

Dan Sasuke, juga.

What Happens? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang