Hari ini Naruto menikah, apa kau tidak ingin pulang?
Beberapa surat datang dengan isi yang kurang lebih sama, memberitaukan kabar yang menurut mereka semua adalah kabar membahagiakan.
Setelah sekian lama, bocah pembuat onar, kini menjelma menjadi pahlawan semua orang. Menyelamatkan semua orang, bahkan menikah dengan seorang wanita dari klan besar dan terpandang.
Sedangkan ia tak tau apa yang harus ia lakukan ataupun apa yang ingin ia capai. Ia telah menemukan kebenaran di balik klan dan desanya, tapi kemudian apa?
Seseorang menunggunya kembali, menunggunya untuk menghidupkan kembali klan Uchiha, lalu kenapa?
Masih ada lubang di dadanya yang belum tertutup, masih ada yang kurang dan ia tak tau apa itu.
Sasuke, pemuda itu menatap matahari yang bersinar jingga, elang miliknya terbang di udara, di kakinya terselip sepucuk surat untuk gadis musim semi yang selalu mengejar-ngejar dirinya.
Mungkin surat itu akan sampai besok, tepat saat hari pernikahan Naruto, yah, tak ada salahnya mengabarkan bahwa sampai saat ini dirinya masih hidup dan baik-baik saja.
Sasuke berdiri, menepuk sedikit pakaiannya yang terkena pasir. Ya, ia tengah berada di padang pasir luas, entah dimana, yang jelas bukan di Suna.
Amenotejikara, ia melakukannya beberapa kali. Terlalu malas untuk berlari atau melompat, ia ingin cepat sampai ke tempat tujuannya berikutnya.
.
.
.
"Tou-san? Apa ini genjutsu?"
Sasuke tak tau apa yang terjadi, hal terakhir yang ia ingat adalah ia melakukan Amenotejikara, entah untuk yang keberapa kalinya hingga ia terjebak dalam ruang hampa.
Saat ia terbangun ia langsung di sambut hal-hal aneh yang hanya mungkin terjadi jika ia terkena genjutsu, apakah mungkin ada orang yang memiliki kekuatan mata melebihi dirinya.
"Sasuke, apa kepalamu sakit? Apa yang sedang kau bicarakan nak?" Mikoto memandang Sasuke dengan khawatir, semua yang ada di sana pun menatap heran pada Sasuke yang terus mengoceh tentang genjutsu.
"Itachi, cepat panggil dokter!"
.
"Ini adalah hal yang wajar di alami oleh seorang pasien pasca kecelakaan, ia mengalami trauma otak yang menyebabkan hilangnya sebagian memori. Dia akan sembuh seiring berjalannya waktu, dukungan keluarga dan lingkungan sekitar sangat di anjurkan dalam kasus seperti ini."
Hinata berdiri di pojok ruangan Sasuke, mengamati dokter yang tengah memberi penjelasan. Juga mengamati wajah-wajah serius yang bahkan tak menyadari keberadaannya. Ia mendecih, sebaiknya ia pulang, mengingat bahwa jantung kakaknya kini berada di tempat yang ia benci membuatnya muak.
"Uzumaki!" Hinata menghentikan langkahnya, kenapa lagi-lagi si Uchiha itu memanggilnya dengan marganya Naruto.
Hinata menoleh, ia melihat Sasuke yang tampak ingin menyampaikan sesuatu padanya. Melihat itu, keluarga Uchiha pun memberikan waktu untuknya.
"Apa yang terjadi?" tanya Sasuke begitu Hinata berdiri tepat di samping ranjang.
"Kau mengebut, menerobos lampu merah dan menabrak mobil kakakku." kata Hinata ketus.
Sasuke mengernyit. "Apa itu mobil?" katanya dengan tatapan bingung.
"Kau mengalami transplantasi jantung, bukan otak, bagaimana kau bisa begitu bodoh." Hinata nyaris hilang kesabaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Happens?
RandomMenjelang kematiannya, Neji berpesan pada Naruto sang sahabat agar menjaga adik kesayangannya. Hinata. Tentu Naruto tak bisa menolak, tapi semakin lama Hinata yang culun pun berubah menjadi angsa putih nan cantik. Rasa ingin memiliki pun timbul, t...