Pada saat ini pertanyaan pertanyaan yang ada dalam benakku hanyalah "kenapa?"
Sebuah kata yang dapat mendeskripsikan semua keadaan, Namun di balik "kenapa?" kamu selalu saja menutupinya dengan "karena"
Kamu selalu memainkan logikamu dan mengabaikan perasaanku. Karena itu, untuk apa perasaanmu kalau saat menilai hati kamu malah bergantung pada logika.
Logika berjalan karena otak, dan tak sepantasnya ia menyalahkan perasaan karena suatu hal
-RD
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALI
PoetryAngin yang dibawa burung itu, mencoba tuk menjauhiku. Dan kamu ikut terlena lalu mengikutinya. Disini aku hanya bisa melihatmu dengan sepi, kamu terlihat bahagia dan tertawa tanpa sidikit pun menoleh kepadaku. Seakan aku tak penting lagi dimata mu...