Kenapa? apa mau mu? dengan menyapaku lagi. Tak cukupkah yang telah kuberikan kepadamu. Hingga kau hancurkan itu berkeping keping, di hadapanku.
Tak mengertikah kamu dengan inginnya aku berhenti untuk menangis. Itu semua salahmu. Kamulah yang membuatku seperti ini. Namun aku tak menuntut untuk balasanmu. Aku ingin, kita untuk sementara ini tak saling menyapa. Aku butuh waktu agar bisa menyapamu lagi tanpa melibatkan perasaan.
Kumohon mengertilah. Jika kamu memang ingin menghancurkan aku. maka hancurkanlah sekarang. Agar sapa darimu itu bisa kuanggap sebagai penyiksaan. Sakit yang tak mungkin kulupakan. Mungkin akan menjadi pelajaran, dis suatu saat nanti.
Bahwa mencintai tak harus dengan pengorbanan. Kamu perlu tuhan untuk bisa mendapatkan hambanya. Kamu tak bisa selalu memercayai semua itu ke egomu. Terkadang kamu butuh orang lain untuk bisa meringankan semua itu.
-RD
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALI
PoetryAngin yang dibawa burung itu, mencoba tuk menjauhiku. Dan kamu ikut terlena lalu mengikutinya. Disini aku hanya bisa melihatmu dengan sepi, kamu terlihat bahagia dan tertawa tanpa sidikit pun menoleh kepadaku. Seakan aku tak penting lagi dimata mu...
