Misunderstanding II

502 69 13
                                    

“—dan kini bunda sudah tiada, lalu siapa lagi yang mau menyayangiku? Tidak ada bukan?! Termasuk Guanlin.”

BRAK!

Jihoon membanting pintu dengan keras, dan kini ia merosot bersandar pada pintu dengan isak tangis pelan.

◽️◽️

Ji Heon di depan pintu kamar sang adik kembar pun tersentak kaget. Bukan karena bantingan pintu itu, tetapi pada perkataan sang adik.

Bagaimana Jihoon tau tentang dirinya dan Guanlin?

Guanlin itu kekasih Jihoon, tetapi kini hubungan keduanya sedang rentan, karena Guanlin yang terus mendesak Jihoon untuk bersikap baik padanya juga ayahnya.

Jihoon yang masih menyimpan rasa sakit pada keduanya tentu saja menolak permintaan Guanlin.

Guanlin tentu saja membela Ji Heon mati-matian, membuat Jihoon berspekulasi bahwa keduanya menjalin hubungan dibelakangnya, ia marah besar tentunya, tetapi bukan seperti itu nyatanya. Jihoon salah paham. Guanlin dengan Ji Heon tidak berkencan!

“Jihoon.”

“PERGI BRENGSEK! KENAPA PULA MASIH DISANA?!?! KAU MEMBUATKU SEMAKIN MEMBENC—”

BRAK!

Suara itu menghentikan perkataan Jihoon.

“JAGA BICARAMU PARK JIHOON! DASAR ANAK SIALAN! HANYA UNTUK BERKATA SAJA MULUTMU SEPERTI TIDAK PERNAH DIDIK! MATI SAJA KAU!!!”

“Ayah! Ayah kenapa berkata seperti itu, hiks. Tarik ucapan ayah pada Jihoon.” Ji Heon kini memeluk sang ayah yang sudah akan kembali menendang pintu kamar Jihoon.

“YA! AKU MEMANG ANAK SIALAN! AKU JUGA BUKAN ANAKMU KALAU KAU LUPA! ANAKMU KAN HANYA SI BRENGSEK ITU YANG BERPRILAKU SEPERTI MALAIKAT!—”

Jihoon menjeda kalimatnya, ia membuka pintu kamar dengan satu tas ransel dipundak kanannya.

“Aku juga tidak berharap memiliki ayah seperti kau!” ujarnya dingin, ia lantas berjalan meninggalkan Ji Heon dan sang ayah yang masih berada di depan kamarnya.

“Jihoon! Jihoon! Kau mau kemana?!”

Ji Heon dengan cepat melepas pelukannya pada sang ayah dan berlari menyusul Jihoon, yang kini terdiam dengan seseorang di hadapannya.

“Oh Guanlin? Ada apa datang? Ingin bertemu dengan tuan puterimu ya? Oh silahkan, dia ada di depan kamarnya.” ujar Jihoon dengan remeh.

“Jihoon.” panggil Guanlin lirih.

“Aku tak punya banyak waktu Lai, pergilah!” Jihoon menepis tangan Guanlin yang ingin menyentuhnya.

“Aku ingin berbicara denganmu.”

“Tidak sekarang!”

Jihoon sudah ingin berjalan melewati Guanlin, jika saja tangan Ji Heon tidak menahannya.

“Kau ingin kemana Jihoon! Hiks.”

Ah Guanlin baru menyadari kekasihnya itu menggunakan ransel besar.

“Ji—”

Bruk!

Jihoon menepis kuat tangan Ji Heon hingga sang kakak tersungkur. Guanlin pun membulatkan matanya melihat adegan tadi.

“JIHOON!!”

Guanlin membentak Jihoon lantas berjalan cepat menghampiri Ji Heon, ia pun tak sengaja menyenggol keras bahu Jihoon, yang diartikan sebagai rasa kesal kekasihnya itu padanya. Membuat Jihoon terkekeh remeh.

“Maaf membuat kekasihmu terjatuh.” ujarnya datar.

“PARK JIHOON MINTA MAAFLAH PADA JI HEON!!!” bentak Guanlin.

Hah! Niat awal ingin kerumah kekasihnya untuk meminta maaf dan meluruskan masalah yang ada, lagi-lagi pertengkaran Jihoon, sang ayah dan Ji Heon menyapanya.

Chanyeol yang mendengar suara bentrukan juga bentakkan itu segera mendekat. Dan kala ia melihat Ji Heon yang tersungkur dengan Guanlin yang sedang membantunya, juga Jihoon yang hanya diam dan menatap datar kedua orang lainnya membuat ia naik pitam.

Tanpa banyak pikir ia melayangkan pukulannya yang tidak pelan itu pada Jihoon, membuat pemuda manis itu terjatuh dari ujung tangga. Badannya terguling kebawah.

“JIHOON!”

Guanlin menuruni anak tangga dengan cepat, sedangkan Chanyeol mengambil alih Ji Heon yang sudah tak sadarkan diri, karena kepalanya sempat terkena pot tanaman disana.

Beralih pada Jihoon yang kini kepalanya sudah mengeluarkan darah segar, begitu pula dengan hidungnya, juga sudut bibirnya yang sobek.

Guanlin segera melepaskan tas ransel milik Jihoon dan menggendongnya ala bridal style menuju mobilnya untuk segera dibawa ke rumah sakit.

“GUANLIN! Pakai mobil saya saja!”

Guanlin hanya mengangguk, lantas beralih pada mobil Chanyeol yang berada didepan mobilnya.

‘Ji kumohon bertahanlah.’











To be continued.....




Hehehe masih berlanjut.. Drama banget gak sih? Wkwkwk

One Of Our Love [Panwink]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang