“Bajingan!”
Umpatan kasar terlontar begitu saja dari murid tampan incaran satu sekolah tersebut. Hanya karena ia terlambat 15 menit, kini ia harus merapihkan beberapa meja di halaman belakang ditemani oleh tukang kebun sekolah.
“Dek saya ke toilet dulu ya.”
Pamit sang tukang kebun pada Guanlin yang dibalas dengan deheman singkat.
“Kesempatan bagus untuk kabur!” seru Guanlin penuh semangat. Ia baru saja ingin beranjak meninggalkan halaman belakang setelah mengambil tas nya, tapi seorang yang berlari menuju pohon maple tak jauh dari tempat ia berdiri mengalihkan atensinya.
“Itu Jihoon?”
Ia lantas berjalan mengendap-endap untuk melihat apa yang akan dilakukan pemuda yang kerap kali ia bully didalam kelas.
“Jadi dia selalu ke halaman belakang tiap kali habis di bully?! I got you.” gumam Guanlin diiringi seringaian miliknya.
Ia terus memperhatikan Jihoon yang kini sedang berusaha mengusap air matanya hingga pemuda manis itu lelah dan beralih mengadahkan tangannya.
Guanlin sudah ingin berdecih sebelum kedua bola matanya membulat melihat tetesan air mata itu berubah menjadi Mutiara gold. Ia tak tahu jenis Mutiara itu, entah itu Mutiara air tawar atau Mutiara air laut, yang ia tau adalah Mutiara gold merupakan salah satu jenis Mutiara yang cukup mahal perbutirnya jika di perjual-belikan.
Dan apa-apaan dengan mata cacatnya itu yang mengeluarkan butiran Mutiara itu dengan mudahnya! Jihoon itu siapa sebenernya?!
Guanlin menatap lekat pada Jihoon yang kini mengeluarkan kalung emas dari balik seragamnya, dan Guanlin benar-benar shock saat melihat cahaya itu keluar dari dada kiri Jihoon diikuti seorang perempuan cantik dengan gaun emas berdiri dihadapan pemuda manis itu.
Demi Tuhan, ini pertama kalinya selama 19 hidup, ia melihat hal-hal ajaib seperti ini. Terlebih itu terjadi pada seseorang yang kerap kali ia tindas di sekolah.
Ia semakin terkejut saat Jihoon yang benar-benar kotor kembali bersih hanya dengan tiupan serbuk tersebut.
Hell! Is Jihoon someone from the sky? Maksudnya, apa ia seorang dewa?! Yang benar saja!
Ia menatap Jihoon yang kini menyerahkan sapu tangan yang ia sempat lihat untuk menyimpan Mutiara-mutiara tersebut, sebelum ia kembali sedikit berbincang pada perempuan misterius itu.
Ia tak tahu pasti, tapi sepertinya Jihoon sempat menyebutkan perempuan itu dengan nama ‘Zana’.
Ya, tak salah lagi. Ia sempat mendengarnya tadi.
Guanlin tak sempat pergi saat Jihoon berbalik dan menatapnya, begitu pula dengan perempuan dibelakangnya.
“Situație de pericol.”
Guanlin sudah ingin pergi, jika saja tiba-tiba pergerakan kakinya tidak terhenti. Ia mendadak terdiam di tempat, tak dapat melakukan apapun.
◽️◽️
“Zana?” ujar Jihoon lesu.
“Kita harus membawanya Jihoon, kita tidak bisa membiarkan seorang manusia pun tahu tentangmu.”
Jihoon sempat melirik Guanlin sebelum ia kembali menatap Zana dan mengangguk yakin.
“Sekarang Jihoon.”
Jihoon menghampiri Guanlin dan menggenggam lembut tangan pemuda itu sebelum berucap “Adu-ne în lumea zânelor.”
Guanlin melirik Jihoon juga perempuan dengan nama Zana itu berada didepannya, tangannya pun masih digenggam dengan lembut oleh Jihoon, terasa nyaman dan pas.
Ia segera menepis pemikiran bodoh itu dengan menggelengkan kepalanya. Sungguh berada di tempat ini saja ia sudah pusing. Ia seperti berada di tempat perjalanan waktu, sedikit sama seperti saat ia menonton serial kartun Doraemon.
Hingga sedetik kemudian ia sampai pada sebuah hutan dengan cahaya-cahaya kecil yang membentuk sebuah peri.
“Bawalah ke tempatmu Jihoon. Biar Zana yang akan membuat ramuan.”
“Baik Zana.”
“Lakukan semuanya secara keseluruhan.”
Jihoon mengangguk sebelum membawa Guanlin menuju rumahnya. Ia sudah akan menarik Guanlin memasuki air danau, Jika saja pemuda itu tidak protes, meskipun dalam hati.
“Dă-o jos.”
Begitu Jihoon menyelesaikan kalimatnya, Guanlin langsung melayangkan protes pada pemuda manis itu. “Kau gila?! Kau mau membunuhku?! Aku tau aku memang sering menindasmu, tapi apa perlu kau membalas dendam dengan cara membunuhku?!”
Jihoon menyerit heran, “Aku tak berniat membunuhmu.” ujarnya polos. “Lalu maksud kau ingin membawaku memasuki air danau apa?!”
Jihoon mengerucutkan bibirnya, “Aku ingin membawamu kedalam rumahku.” Guanlin menyerit heran, “Rumahmu? Dalan air danau? Kau ini manusia apa siluman ikan sih?!”
“Guanlin aku malas berdebat, tolong ikut saja. Aku tidak akan membunuhmu.” ujar Jihoon dengan tatapan lelah.
“Tidak! Kau gila?! Aku akan melaporkan perencanaan pembunuhan ini pada piha—”
Cup!
“Kau akan bisa bernapas dalam air. Diamlah.”
Guanlin terdiam kala Jihoon mengecup singkat bibirnya, yang kemudian tanpa ia sadari tubuhnya sudah memasuki air danau sepenuhnya.
“Ini rumahku, duduklah. Aku sudah melepas mantra yang sempat melingkupi dirimu tadi.”
Guanlin mengikuti permintaan Jihoon, entah mengapa kini ia dengan mudahnya menuruti perkataan Jihoon. Padahal biasanya Jihoon memohon-mohon padanya pun tak akan ia turuti.
Jihoon kembali dengan secangkir air yang tak ia ketahui air apa itu. “Aku tak akan meracunimu.” celetuknya kala melihat ekspresi wajah Guanlin yang menyiratkan kewaspadaan pada pemuda manis itu.
“Aku ingin menjelaskan sesuatu, karena kau sudah terlanjur melihat semuanya benar?” Guanlin mengangguk menanggapi.
Jihoon menyamankan dirinya sebelum memulai cerita pada pemuda dihadapannya tentang siapa ia sebenarnya.
“Aku—”
To be continued...
Hehehe, bentar-bentar. Jangan keburu² gais;v Bersambung dulu, dilanjut ntar atau mungkin besok. Tergantung ide saja;v
Kalo ada yg mikir knp gak sekalian dalam satu part aja, jadi gini... Aku gak bisa bikin cerita yang terlalu padet gtu loh, jadi nantinya malah stuck dan gak bisa lanjut... Jadi klo udah ngerasa cukup, ya udah bakal di stop, begitulah... Tak mengerti pula pada diri ini;v
Romania Trans;
Adu-ne în lumea zânelor : Bring us into the world of fairies
Dă-o jos : Take it off
KAMU SEDANG MEMBACA
One Of Our Love [Panwink]✓
Diversos[Bahasa] Welcome to- Part of our love story. We'll hope that all of you enjoy the story. -Laji Please give you're support! -박 지훈 Give your own star and comment about the story! -라이 관린 See you here(?) ah! I mean see you in the story~ Enjoy! [25/09/20...