Love The Way You Lie IV

322 51 25
                                    

°°°

   Riak air kanal terdengar menenangkan, kontras dengan suara bebek juga kicauan burung diluar sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Riak air kanal terdengar menenangkan, kontras dengan suara bebek juga kicauan burung diluar sana. Pagi yang cerah membuat seutas senyum pemuda manis itu terbit begitu saja diwajah manisnya.

Pemuda manis itu, Jihoon, melangkahkan kakinya menuju pekarangan rumah yang cukup luas namun indah itu, ya cukup luas. Setidaknya untuk ukuran satu rumah didesa tanpa jalan darat.

“Tidak ingin sarapan dulu Hoon?”

Jihoon yang sedang menatap para tetangganya yang sedang berisap untuk bekerja, menoleh menatap sumber suara. “Ah, ka Jonghyun. Nanti dulu deh ka, Jihoon masih mau liat sekitar. Udah lama juga gak liat alam kayak gini, biasanya tiap hari liatnya gedung-gedung sama jalanan macet aja.”

Yang disebut nama, hanya mengangguk paham. “Sarapan ada di meja ya, Kakak mau ke peternakan dulu, kalau mau makan silahkan aja. Oh ya, Ka Minki sudah jalan lebih dulu, tak apa kan jika kau kakak tinggal?”

Jihoon mengangguk, “Tak apa. Ah ya! Nanti siang biar Jihoon yang masak, kakak sama Ka Minki pulang ya.”

“Iya yasudah, kakak jalan ya. Dah~”

Jihoon balas melambai saat perahu yang dinaiki oleh Jonghyun mulai menyusuri kanal didepan rumah yang saat ini ia tempati.

Omong-omong, Jihoon berada di Giethoorn. Sebuah desa kecil di Belanda, tepatnya terletak di provinsi Overijssel, di timur Belanda. Desa yang tidak bisa ditempuh dengan transportasi darat dan hanya bisa menggunakan perahu kecil atau paling tidak sebuah sepeda, itupun kau harus mengayuh sepedamu dipinggiran kanal.

Desa yang damai dengan sejuta keindahan didalamnya, tempat yang cocok untuk menjernihkan hati dan pikiran.

Dan kebetulan sekali, Jonghyun, kakak kelasnya waktu semasa sekolah menengah atas yang kini sudah menikah dengan Choi Minki yang juga merupakan kakak kelasnya, tinggal disana. Jadi sewaktu ia berniat untuk kabur, destinasi pertama yang menjadi tujuannya adalah desa kecil ini.

Jihoon kembali memasuki rumah sang kakak kelas lantas menuju ruang makan dan menyantap sarapannya. Huh! Benar-benar tempat yang nyaman meski rumah ini tak sebesar rumahnya di Korea.

°°°

   “Shuhua, bener gak tau Jihoon kemana?”

Shuhua menatap sang lawan bicara dengan sendu, ia menggeleng lemah membuat pemuda dihadapannya mendesah kecewa. “Maaf ka Jim, tapi kali ini Sua benar-benar tidak mengetahui keberadaan Jihoon.”

“Apa Guanlin mengetahui kepergian Jihoon?”

Lagi-lagi pertanyaan yang dilontarkan Jimin, kakak Jihoon, dijawab gelengan oleh Shuhua. “Justru Jihoon pergi ingin menghindari Guanlin.”

Jimin mengusak wajahnya kasar, benar-benar tak habis pikir oleh tingkah dan pemikiran sang adik. “Sebenarnya Jihoon sama Guanlin itu kenapa? Kok sampai Jihoon tiba-tiba seperti ini?”

“Maaf ka, Sua gak bisa kasih tau. Tapi kalau kakak mau dengar apa yang terjadi sebenarnya, kakak bisa tanya Jihoon langsung.”

“Nomornya tidak aktif.”

Shuhua meringis sembari menyodorkan ponsel milik Jihoon dihadapan Jimin. “Jihoon pergi tanpa membawa ponselnya yang ini, ia membawa ponsel yang satunya. Ia berjanji akan menghubungiku, tapi masalahnya juga, sampai saat ini ia belum menghubungiku sama sekali.”

“Oh astaga Park Jihoon.”

°°°

   Guanlin sedari tadi tidak berhenti menghubungi Jihoon, tetapi yang ia dapatkan hanyalah balasan dari suara operator. Ia mendengus frustrasi, sebelum berjalan menghampiri sang ibunda yang sibuk bermain ponsel dengan majalah fashion dipangkuannya.

“Ma.”

“Hm.”

“Mama tau Jihoon kemana gak? Guanlin telepon nomornya gak aktif, di apartemennya juga gak ada.”

Nyonya Lai, menutup majalah yang sedang ia baca juga menaruh ponselnya diatas meja, dan beralih menatap serius puteranya. “Lin jujur sama Mama. Kamu sama Jihoon kenapa? Bertengkar?”

Guanlin menyerit tak mengerti, “Bertengkar apaan sih ma? Guanlin sama Jihoon baik-baik aja kok, malah abis kejadian acara makan malem itu Guanlin sama Jihoon masih ngobrol biasa, masih cuddle-an juga.”

Nyonya Lai menghela nafas panjang, “Kalau gitu kenapa? Jihoon gak mungkin nolak rancangan pernikahaan kan? Gak mungkin sampai pergi dari rumah, gak mungkin dong, Mama benar kan?”

Wait what? Pergi dari rumah?”

°°°

   Ting! Ting! Ting!

Shuhua berjalan cepat menuju ponselnya yang berada di nakas. Ia baru saja selesai mandi omong-omong.

‘+31 6 2535**** is calling...’

Ia menyerit heran begitu mendapati nomor asing yang menelponnya, terlebih dengan kode digit nomor tersebut. Bukankan kode negara Korea adalah +82?

Dengan ragu ia mengangkat panggilan tersebut.

Hi? Who's this?”

Huh! Beruntung ia fasih berbahasa inggris.

‘Halo, Sua?’

Yes, it's me. Who's there?”

‘Ini Jihoon. Maaf baru menghubungimu sekarang, aku baru sampai kemarin malam.’

“OH ASTAGA PARK JIHOON!!! AKU BARU SAJA HAMPIR INGIN MEMUSUHIMU JIKA KAU BENAR-BENAR TIDAK MENGHUBUNGIKU. LAGIPULA INI SUDAH SEMINGGU! KEMANA SAJA KAU HAH?!”

‘Sssh... Kecilkan suaramu Sua! Kau ingin pendengaranku terganggu?! Toh yang terpenting aku sudah menghubungimu kan? By the way, aku berada di Korea selama seminggu kemarin. Menginap di hotel dekat bandara. So yeah, aku baru sampai kemarin malam.’

Shuhua mendengus sebal, ia beralih menidurkan tubuhnya diatas ranjang selagi ia berbincang dengan Jihoon. “Lalu kau sekarang berada dimana? Asal kau tau ya Hoon, Kak Jimin mendesak diriku agar memberitahu keberadaanmu yang bahkan aku sendiri saja tidak tahu. Dasar menyebalkan.”

Terdengar kekehan lembut dari sebrang sana, membuat Shuhua ikut tersenyum mendengar kekehan itu.

‘Tapi kau memberitahu padanya syarat agar aku pulang kan?’

“Sudah, dan ia masih mengunggu kabarku tentang nomor ponselmu.”

‘Ah yasudah, habis ini langsung kasihkan padanya.’

“Hm. Jadi kau ada dimana sekarang?”

‘Netherland.’





















To be continued...

Susah ya ngetik ide lain berseliweran, sebel😂 aku sampe nemu ide buat bikin 2 book:') tapi inget utang ceritaku masih ada beberapa, jadi yaa... Yaa... Yaa... Gituㅠㅠ

See you un next chap;*

One Of Our Love [Panwink]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang