Misunderstanding IV

486 64 21
                                    

Itu cincin, jari manis, tangan kanan. Pertanda apakah?😂😂

A b a i k a n.

Tangan kirinya juga ada, di manis sama telunjuk.

-«»-

Ji Heon menatap sendu pada Jihoon yang masih terbaring lemah tak sadarkan diri. Ji Heon sudah sadar pada sore hari kala ia di bawa ke rumah sakit, berbeda dengan Jihoon yang masih bertahan tidur meski dua hari sudah berlalu.

Ceklek!

Pintu ruang rawat Jihoon terbuka. Menampilkan pemuda dengan wajah rupawannya, ia menapik senyum tipis pada Ji Heon, yang dibalas sebuah pelukan padanya. "Kamu udah lama gak main kerumah. Aku kan kangen." ujar Ji Heon manja, sedangkan Younghoon hanya terkekeh pelan. Aa, jadi begini rasanya berpelukan dengan seseorang yang kau cintai.

"Aku cukup sibuk Heon." jawabnya. Ya memang Younghoon tergolong orang yang cukup sibuk diusianya yang masih muda, hanya saja kala Jihoon menelpon dan memaksa ia untuk menemaninya bermain basket, ia tak dapat menolak, karena ia sudah menempatkan Jihoon sebagai prioritasnya setelah keluarganya.

"Baiklah aku mengerti." ujar Ji Heon dengan senyum manis. "Apa sudah ada perkembangan pada Jihoon?" pertanyaan itu melunturkan senyum Ji Heon, ia menggeleng pelan dengan wajah sendu.

Ceklek!

Pintu ruangan kembali terbuka, menampilkan Guanlin dengan seragam sekolahnya. "Oh? Maaf." ujarnya tak enak hati, karena saat ini posisi Ji Heon masih memeluk Younghoon.

"Not a big problem."

Guanlin mengangguk, ia lantas menaruh keranjang buah yang ia beli sepulang sekolah tadi. "Kalian berdua udah makan? Kalau belum, makan dulu aja, biar Jihoon gue yang jaga."

"Kamu udah makan?" tanya Younghoon pada Ji Heon yang di jawab sebuah gelengan kepala. "Yaudah gue sama Ji Heon makan dulu ya Lin. Titip Jihoon." setelahnya Younghoon dan Ji Heon berjalan keluar ruangan, menyisakan Guanlin dan Jihoon disana.

Guanlin menggenggam lembut tangan Jihoon yang terbebas dari selang infus, dan ia mengelusnya pelan, hingga pergerakan kecil jemari dan kelopak mata itu membuat ia mengulas senyuman haru.

Jihoon sudah sadar.

◽️◽️

Jihoon menatap sendu pada Younghoon yang duduk dengan kedua tangannya yang ia lipat diatas dada.

Younghoon baru saja menceritakan keadaan Ji Heon yang sebenarnya pada Jihoon. Itu tentu saja membuat hati seorang Park Jihoon seperti dihantam oleh batu besar.

Dirinya telah masuk dalam sebuah kesalahpahaman besar. Kenapa ia baru mengetahui keadaan Ji Heon disaat dirinya sudah menginjak umur 20 tahun?!

"Kenapa mereka nyembunyiin hal kayak gini ke gue?! Kenapa Hoon?!" air matanya meluncur bebas, isak tangisnya mulai terdengar. Begitu memilukan.

"Kenapa gak ada satu orang pun, termasuk lo buat ngasih tau keadaan Ji Heon ke gue, hiks. Kalau udah begini salah siapa?!" Jihoon menangis, bahunya bergetar hebat.

Mereka berdua terdiam, sampai notifikasi ponsel Younghoon memecah keheningan tersebut.

Younghoon merogoh saku celananya, ia lantas membaca rentetan kalimat itu, sedetik kemudian wajahnya menegang.

"Hoon. Ji Heon masuk rumah sakit, lagi.—"

"—Lo tunggu sini aja ya, biar gue ke Ji Heon dulu." lanjutnya dan di jawab sebuah anggukan kecil dari Jihoon.

One Of Our Love [Panwink]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang