Frozen Love & Symphony Orchestra ( bag 14 )

144 17 0
                                    

     Menyusuri lorong rumah sakit. Kimberly dan Onti Rose begitu tergesa hampir setengah berlari. Wajah mereka begitu panik.
     Begitu mendapati Josevan mereka langsung menghujani pria tampan itu dengan pertanyaan-pertanyaan...
     "Bagaimana Merla?" Tanya Kimberly.
     "Dimana Merla sekarang?" Tanya Onti Rose.
     "Apa yang terjadi sampai Merla dirawat seperti ini?" Kimberly sangat cemas.
     "Bagaimana kondisi Merla sekarang, Josevan?" Onti Rose tampak sedih.
      "Josevan?!" Pekik Kimberly tertahan, sementara matanya yang berkaca-kaca itu agak melotot sewot menatap Josevan yang hanya diam.
      Josevan hanya memandang balik pada Kimberly dan juga Onti. Sikapnya tetap tenang.
     "Duduklah, akan kujelaskan," tandasnya. Seraya menunjuk pada kursi. Mereka lalu duduk.
     "Siang tadi Merla tiba-tiba terjatuh tak sadarkan diri di ruang makan, dan suhu badannya tinggi. Suster Mery lalu mengabariku saat dalam perjalanan ke rumah sakit ini. Aku segera ke sini, dan tadi sudah menanyakan kondisi Merla. Dokternya bilang, ini terjadi karna Merla terlampau lelah dan pola makan yang tidak teratur. Menurut Suster Mery, belakangan ini Merla memang kurang nafsu makan. Jadi, Dokter mengharuskan Merla untuk di rawat di sini beberapa hari sampai kondisinya pulih." Jelas Josevan.
     Seorang perawat kemudian datang.
     "Tuan Josevan, Merla sudah ada di ruangannya. Tuan bisa mengunjunginya sekarang," ujarnya sambil tersenyum ramah.
     "Baik. Trima kasih, Suster," sahut Josevan.
      Pria tampan itu lalu mengajak Kimberly dan Onti Rose menuju ruangan Merla dirawat.
     Begitu sampai di ruangan, Kimberly tak dapat menahan air matanya melihat kondisi Merla yang terbaring lemah dengan beberapa infus yang terpasang. Ada rasa bersalah dan penyesalan yang hinggap dibenaknya. Ia dan Onti mendekat ke ranjang Merla perlahan sekali. Gadis kecil itu tampak terlelap dan wajahnya pucat.
     "Biarkan Merla istirahat, kita duduk di sofa saja agar tidak membangunkannya," Onti Rose berbisik pada Kimberly.
     "Aku ingin di dekat Merla, Onti," ujar Kimberly juga dengan berbisik.
     Onti mengangguk lalu memeluk Kimberly seolah memberi kekuatan pada Kimberly.
     Onti melangkah menuju sofa dan duduk bersebelahan dengan Josevan yang tampak duduk di sofa dekat jendela.
     Sementara Kimberly duduk di kursi yang posisinya dekat dengan kaki Merla. Kimberly merapatkan selimut yang menutupi kaki Merla. Lalu wajahnya tertunduk bertumpu pada sisi ranjang.
      Maafkan aku Merla, seandainya aku datang kemarin, seandainya aku lebih memperhatikanmu, mungkin kau tak sampai seperti ini! Batin Kimberly menyalahkan dirinya.
     Sembuhkanlah gadis kecil ini, Tuhan. Aku sangat mengasihinya. Dia anak yang baik dan ceria. Sangat sedih melihatnya seperti ini. Aku mohon sembuhkanlah..! Doa Kimberly dalam hati. Air matanya menetes. Entah mengapa hatinya sampai begitu sedih.
     Tiba-tiba sentuhan lembut dibahunya sedikit menyentaknya namun itu sedikit membuatnya tenang.    Onti Rose memang selalu memahamiku, pikir Kimberly. Diraihnya tangan itu dan digengamnya, tapi...!!!
     "Maaf Josevan, kupikir Onti," ujar Kimberly terkejut dan malu sambil melepas genggamanya yang ternyata itu adalah tangan Josevan.
     "It's oke, Kimberly. Apa kau mau bersandar di bahuku?" Bisik Josevan.
      What?!! Tentu saja aku mau Josevan. Mungkin aku pun sama seperti banyak wanita lain di luar sana, tanpa kau tawarkan pun begitu ingin bersandar di bahumu yang tegap dan gagah itu. Dekat denganmu dan mencium aroma tubuhmu yang segar, pasti sangat nyaman dan menenangkan. Tapi tidak! Kau milik Velicia. Aku tidak ingin mengambil kesempatan saat wanitamu berlibur! Ucap Kimberly dalam hati.
     Josevan tampak masih menanti jawaban, dengan menatap dalam wajah Kimberly yang tampak bersemu dan kikuk.
     "Kimberly," panggil Merla lirih.
     "Aku di sini Merla," segera Kimberly menyahut dan mendekati Merla. Sungguh, panggilan itu menyelamatkannya!
     "Kau di sini, Kimberly?" Merla tampak senang namun ia meneteskan air mata.
     Kimberly medekati wajah Merla lalu tersenyum. Digenggamnya tangan mungil itu dengan lembut dan kasih. Air matanya kembali jatuh.
     "Mengapa kau tak datang, Kimberly. Aku mencarimu dan menunggumu. Berjanjilah kau tak kan pergi kemana-mana. Aku tak ingin kehilanganmu, Kimberly...," tuturnya dengan suara lemah sambil menangis.
     "Maafkan aku Merla. Aku menyesal. Aku akan berusaha lebih memperhatikanmu lagi. Sekarang aku di sini. Aku menjagamu. Kau harus sembuh Merla.." tutur Kimberly juga sambil menangis.
     Keduanya bertatapan sambil menangis.
      "Kau gadis kecil yang kuat," timpal Onti Rose yang ikut mendekat. "Onti yakin kau akan kembali sehat sayang," ujar Onti dengan senyum menguatkan meskipun matanya berkaca dan wajahnya tampak sedih dan prihatin melihat kondisi Merla.
      Merla mengangguk. Kemudian ia tampak bersemangat.

      Menjelang senja, Suster Mery datang. Namun Merla ingin Kimberly yang menyuapinya makan. Tentunya Kimberly melakukannya dengan senang hati.
      Setelah disuapi Kimberly makan dan minum obat. Beberapa saat kemudian Merla kembali terlelap.
     "Ayo kita pulang, Kimberly," ajak Onti.
     "Aku akan menjaga Merla di sini bersama Suster Mery, Onti," sahutnya.
     "Sebaiknya kita segera pulang, Kimberly. Aku antar kau dan Onti. Biar Suster yang menjaga Merla," timpal Josevan mengandung perintah.
     "Tapi aku mengatakan pada Merla kalau aku akan menjaganya." Kimberly kekeh.
     "Aku terpakasa akan menggendongmu, jika kau tetap tak mau pulang, Kimberly," ancam Josevan. Wajahnya menatap serius pada Kimberly.
     Kimberly mendesah kesal. Tapi apa boleh buat?! Onti dan Suster tampak tersenyum-senyum membuat Kimberly merasa malu. Dan akhirnya menuruti perintah Josevan.
     Sepanjang perjalanan Kimberly hanya diam...
     Sungguh, Kimberly begitu ingin menemani Merla, begitu ingin merawat gadis kecil yang cantik namun malang itu.
Saat sampai pun ingatannya masih pada Merla.
Betapa gamang rasanya pulang ke rumah Onti, meskipun sangat nyaman dan terasa hangat di musim dingin seperti saat ini.
     "Kau harus menjaga kondisimu sendiri, Kimberly. Onti juga tampak lelah. Aku jemput kau besok sore untuk mengunjungi Merla lagi," ucap Josevan sebelum berlalu.
     Kimberly hanya terpaku di teras. Menatap pria tampan itu pergi bersama mobil mewahnya.
     "Masuklah, Erly sayang.. segera kita istirahat," panggil Onti dari dalam.

     ***

     

FROZEN LOVE & Symphony OrchestraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang