Frozen Love & Symphony Orchestra ( bag 18 )

139 18 0
                                    

     Pagi itu Kimberly tengah asik berkutat dengan iphone nya. Ia berniat memberikan tiket pesawat yang terlanjur dibelinya itu kepada followersnya di tweeter. Tapi tiba-tiba Kimberly teringat sesuatu...!
Mungkinkah akun itu..?! Batinnya menduga. Lalu jemari lentiknya segera mencari....
Akun milik seseorang yang hanya bertuliskan inisial... yang pernah secara tidak disengaja di follownya sekitar satu setengah tahun yang lalu, karna tulisan-tulisannya yang mengulik rasa penasarannya.

VAloveJA mungkinkah itu adalah Velicia Angel love Josevan Arlando?!
Kimberly lalu membuka cuitan-cuitan akun VAloveJA itu...

Cuitan February :
Sungguh aku jatuh cinta padanya. Dia begitu tampan dan begitu baik. Begitu banyak wanita menggodanya tapi pria tampan itu begitu perhatian padaku.

Cuitan May :
Dia tak juga menyatakan cinta padaku. Akh! Dia tak mencintaiku!
Sepertinya aku harus mengalah pada cinta yang akan datang!

Cuitan March :
Betapa baik kau pria tampan yang mempesonaku. Waktuku hampir habis tapi kau mau menyisihkan waktu bersamaku, disisiku dan membuatku bahagia. Membuatku iklas mencintaimu dengan tulus.

Cuitan July
Ah! Inginnya aku sembuh dan merebut cintamu. Tapi tidak! Aku tak mampu! Karna cintamu akan datang! Siapakah dia cintamu? Cinta yang belum datang itu! Cinta sejatimu...
Cuitan itulah pertama kali yang membuat Kimberly akhirnya memfollow. Kemudian ia nge-like dan memberikan koment :
Hi, jangan sedih. Kau akan sembuh dan kau akan dapat cintamu. Doaku yang terbaik untukmu..
Lalu Kimberly mendapat balasan:
Trima kasih. Sepertinya kau gadis baik. Mungkin saja kau cinta itu 🤗

Cuitan September:
Hi, siapakah kau?! Jika kau wanita yang mendapatkan cinta pria tampan itu kau sungguh beruntung. Kau pasti sangat istimewa!

Cuitan January:
Bertemu denganmu pria tampan yang mempesonaku. Bersama 2 gadis kecil. Kaya, tampan dan penuh kasih. Wanita mana yang tak terpesona. Kau pria sejati pujaan hati!

Cuitan October :
Puisi cintaku
Hidup itu seperti mimpi
Tapi cinta akan terus tumbuh dan abadi
Jika tak ada cinta
Hidup seperti mati
Mimpi pun tak indah
Jika memiliki cinta
Mimpi panjang sekali pun membawa cinta selamanya
Terlelap pun penuh senyum kebahagiaan

Kimberly menghela nafasnya dalam-dalam. Dihapusnya air matanya yang menetes lagi itu. Sedih hatinya. Kimberly yakin akun itu milik Velicia. Karna setelah cuitan puisi itu sudah tak ada cuitan lagi... Mungkin itu tulisan terakhirnya. Velicia pergi dengan membawa cintanya kepada Josevan...

"Erly sayang...," panggil Onti Rose. Yang langkahnya terdengar menaiki tangga.
Kimberly buru-buru menghapus air matanya. "Ya, Onti..," sahutnya pelan.
"Kimberly, bukankah kau seharusnya sedang berbahagia?" Tanya Onti tak habis pikir begitu mendapati ponakan cantiknya yang tengah duduk di sofa kamar tampak seperti habis menangis. "Apa kau sedang ada masalah dengan, Josevan?" Imbuhnya cemas.
"Tidak Onti. Tapi ini mengenai Velicia dan aku," sahut Kimberly.
"Maksudmu?" Tanya Onti seraya duduk di kursi meja rias.
"Sejujurnya aku membandingkan diriku dengan Velicia, Onti. Menurutku Velicia adalah wanita yang sempurna, tapi mengapa Josevan tidak mencintainya. Dan aku merasa tak sebaik dirinya. Aku tidak yakin pada diriku sendiri, Onti. Aku tak yakin Josevan memilihku," ungkap Kimberly sedih.
"Menurut Onti, hal itu karna kau pernah kecewa, Kimberly. Hingga membuatmu tak mudah yakin dengan cinta Josevan kepadamu. Dan, kau tau tak ada manusia yang sempurna, begitupun Velicia. Velicia melakukan kebaikan untuk anak-anak dipanti asuhan karna ia memang berasal dari sana. Tapi kau? Kau berasal dari tempat yang nyaman dan berlimpah Kimberly. Kau tidak pernah mengalami apa yang mereka alami tapi kau mau bersama mereka bahkan ikut merasakan apa yang mereka alami. Hal itu lebih sulit, Kimberly. Tapi kau melakukannya dan kau mampu. Bahkan ketika Onti mendengar dari Josevan bahwa kau menyelamatkan Stella dan bayinya. Itu sungguh luar biasa, Kimberly. Mungkin jika Onti atau Velicia sekalipun, yang mengalami hal itu, belum tentu mau melakukannya."
Kimberly menatap Onti.
"Sadarilah kau itu sangat cantik, Kimberly. Bukan hanya tubuhmu atau parasmu yang cantik tapi juga hatimu lembut dan baik. Josevan adalah pria yang serius dan sulit jatuh cinta. Begitu banyak wanita cantik yang mengagumi bahkan mengejarnya, tapi tak lantas meluluhkannya. Jika Josevan akhirnya memilihmu, sudah pasti karna kau istimewa di matanya."
Kimberly tertunduk. Merenungi kata-kata Onti. Mencoba menyadari dan bersukur.

***
Saar diner bersama Josevan.
"Ceritakan mengenai Ibu dan Ayahmu, Josevan?" Pinta Kimberly. "Aku ingin mengenalmu lebih jauh?" Imbuhnya.
"Ibuku adalah wanita yang baik. Ia mengajari aku bagai mana menjadi kuat dan tangguh, dalam menghadapi tantangan hidup yang berat. Dan yang menjadikan aku seperti sekarang ini."
"Ibumu adalah wanita yang hebat dan luar biasa. Aku yakin itu. Tapi aku tak menyangka kau pernah melewati masa masa berat dalam hidupmu?"
"Saat terberat dalam hidupku adalah saat aku kehilangan Ayahku. Aku sempat terpuruk dan begitu sedih. Usaha ayah waktu itu pun nyaris hancur. Aku melihat Ibuku bekerja keras untuk menyelamatkan usaha itu. Sementara aku masih kuliah semester pertama. Dia tampak tetap tersenyum dihadapanku meskipun aku tau ia menagis di belakangku. Namun hal itu membuatku bangkit. Dan aku pun bekerja sangat keras."
"Dan kau berhasil..."
"Ya. Aku menebusnya dengan kesibukan yang sangat tinggi."
"Hal itu yang membuatmu menjadi seorang pria yang serius?"
"Ya, kau benar."
"Kau bahkan tak punya akun media sosial."
"Aku tak punya waktu untuk itu. Lagi pula aku menghindari wanita. Bagiku dulu tak ada waktuku untuk mengenal cinta?"
"Masakan kau tak pernah berkecan?"
Josevan tertawa.
Kimberly terperangah. "Kenapa kau tertawa?" Tanya Kimberly binggung. Tapi sungguh, ia senang sekali melihat pria tampan itu tertawa. Pria itu sungguh punya seribu pesona. Ah, tampan sekali!
"Aku tak ingin membahasnya," tandas Josevan.
"Kejujuranmu itu penting bagiku," ujar Kimberly.
"Baiklah, memang sebaiknya kau tau. Aku adalah pria yang banyak mengencani wanita. Kesuksesan justru membuat begitu banyak wanita cantik datang menggoda. Begitu mudah mereka menyatakan cinta. Justru membuatku kehilangan makna cinta bahkan sulit jatuh cinta."
"Lalu?" Tanya Kimberly penasaran. Sekaligus menyembunyikan rasa cemburunya.
"Aku jatuh cinta saat pertama kali melihatmu. Kau turun dengan mengenakan piyama kebesaran dan beralaskan sandal bulu." Josevan tertawa lagi.
Kimberly terbelalak malu. "Saat itu kah? Tapi mengapa kau tampak dingin dan angkuh padaku? Tak kulihat cinta itu?" Ujarnya keki.
"Ya, kau bangun kesiangan, bukan? Sementara aku harus bergegas karna staffku sudah menunggu dan banyak hal yang harus ku urus."
"Jadi sejak saat itu kah ada rasa cinta itu?"
"Sebenarnya getaran itu sudah ada sejak aku mendengar suaramu yang menangis saat menelpon Onti. Kau tau saat kau menelpon, Onti sedang rapat bersamaku membahas konser itu dan tanpa sengaja aku mendengar suaramu. Dan aku semakin penasaran. Lalu aku bertanya tentang dirimu pada Onti." Jelas Josevan.
Wajah cantik Kimberly bersemu. Tak menyangka pria tampan itu sudah menyimpan cinta untuknya sejak awal.
"Itu sebab, aku mengatakan padamu. Bahwa kau membuktikan padaku keajaiban cinta itu ada."
Kimberly tersenyum. Aku mengerti. Dan apa kau tau, Josevan. Aku menyukai pria yang sulit jatuh cinta. Karna saat pria itu menemukan cintanya ia pasti akan setia selamanya. Ungkap Kimberly dalam hati.

***










FROZEN LOVE & Symphony OrchestraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang