Frozen Love & Symphony Orchestra (bag 2)

281 25 1
                                    

     "Kimberly sayang...," sambutan hangat Onti Rose plus pelukan kasihnya menyerbu, begitu Kimberly tiba di halaman rumah Onti Rose.
     Kimberly kembali menangis dalam pelukan Ontinya. Tangisan rindu plus mencurahkan kesedihannya.
     "Come on, Erly.. Onti tau kau gadis yang kuat," ujar Onti sambil membawa ponakan tersayangnya itu ke dalam rumahnya yang nyaman dan hangat. Lalu ia menuju pantry yang ada di tengah ruangan itu.
     Kimberly menghapus air matanya dengan jemari lentiknya. Menghela nafasnya seraya duduk di sofa tamu menghadap ke jendela dan menatap butiran salju yang turun perlahan.
     "Minumlah, Erly. Coklat hangat ini akan membuatmu lebih tenang." Onti Rose tersenyum seraya menyodorkan secangkir coklat hangat yang kelihatannya nikmat.
     "Aku akan merepotkanmu di sini Onti," ujar Kimberly dengan wajah yang masih murung. Lalu diteguknya coklat hangat itu perlahan.
     "Kau tentu tau. Setiap menjelang peng-ujung tahun, Onti seringkali terlibat dalam penyelenggaraan konser amal. Memang tidak selalu. Namun kali ini Onti memang akan sangat sibuk sekali. Apalagi beberapa hari kedepan. Karna konser amal besar itu akan terselenggara dalam waktu dekat ini. Dan yang tak kalah penting dari konser ini adalah sebuah konser amal yang akan menyuguhkan Orkestra Simfony Klasik yang berkelas." Jelas Onti Rose sangat antusias. "Namun begitu, lakukan apa yang kau mau. Buat harimu menyenangkan di sini," ujar Onti Rose yang sangat memahami keadaan hati Kimberly.
     "Trima kasih, Onti. Maaf aku tidak bisa membantumu... Mungkin aku akan menghabiskan waktu di rumah Onti saja." Kimberly tampak tidak memiliki semangat.
     "Baiklah. Tidak mengapa. Tapi Onti harap kau bisa menghadiri konsernya nanti. Karna ini konser amal terbesar menjelang peng-ujung tahun ini. Kau pasti akan menyukainya, dan kau akan berkesan dengan ini," tutur Onti dengan senyum dan menyemangati Kimberly.
     Kimberly tampak mencoba mengukir senyum dengan terpaksa.
     "Onti sudah menyiapkan kamarmu di atas. Naiklah, dan istirahatlah. Onti akan menyiapkan makan malam yang lezat untuk kita." Onti Rose tersenyum penuh pengertian seraya membelai Kimberly dengan lembut.
     Kimberly mengangguk lalu beranjak ke kamarnya di atas.
     Sebenarnya bukan rumah yang asing apalagi kamar yang asing bagi Kimberly. Karna sejak kecil beberapa kali Kimberly menghabiskan waktu berlibur di kediaman Onti Rose yang nyaman ini. Biasanya pun bersama Papa Mama. Namun kali ini, Kimberly ingin mengikis kesedihannya itu sendiri...
Kimberly berharap bisa melupakan Ethan, melupakan semua kenangan tentang Ethan!!!
     Sesaat Kimberly tertegun begitu memasuki kamar. Lalu ia kembali melangkah.
Jendela kamar itu menjadi salah satu tempat favorit Kimberly, untuk melepas pandangannya di kejauhan. Menemukan sejuta keindahan di luar sana. Biasanya Kimberly selalu tersenyum dan terpesona dengan apa yang dilihatnya. Namun kini, tatapannya seolah hanya menemukan senja dan sunyi. Salju tampak menghiasi hamparan taman samping di bawah itu. Sebetulnya begitu indah, seolah tertata apik menghiasi pohon-pohon itu berpadu dengan cahaya lampu-lampu taman yang temaram. Sungguh cantik dan memukau. Namun Kimberly hanya menangkap kehampaan, rasa dingin dan kebekuan. Air matanya kembali menetes. Sulit sekali rasanya melepaskan kesedihan ini, keluh hati kimberly perih. Kenangan-kenangan itu kembali muncul dan menyiksanya! Dan peristiwa buket bunga, undangan dan pesan itu kembali menorehkan luka di hatinya.
Mau tak percaya namun semua itu nyata. Kimberly harus berhadapan dengan realita yang tak ingin diterimanya. Akh!
     Tanpa terasa Kimberly hanya menghabiskan waktu dengan menangis dan melamun saja di kamar itu. Lalu dikejutkan dengan panggilan Onti yang sudah siap dengan sajian makan malam...

     "Kenapa tidak kau makan, Erly?" Tanya Onti lembut saat di meja makan.
     Kimberly tersekat. Ia sendiri terkejut dengan dirinya yang kembali melamun.
     "Itu kan steak...? Makanan kesukaanmu..?" Tanya Onti yang melihat Kimberly hanya memegangi saja pisau dan garpu tanpa menyuap sedikitpun.
     "Maaf, Onti.. aku.." mata Kimberly kembali berkaca-kaca. Lalu ia beranjak ke ruang tengah, duduk di sofa, dekat penghangat. Di sebelahnya tampak piano besar hitam bertahta dengan eloknya.
     Onti Rose mendesah prihatin. Dihampiri Kimberly perlahan.
     "Katakanlah, Erly.... Onti mendengarmu di sini...." Onti duduk di samping Kimberly.
     "Bagaimana mungkin ini terjadi, Onti..?! Aku begitu mencintainya.. dan kukira ia pun mencintaiku!? Tapi nyatanya?! Ia memilih pertunangan itu dan memutuskan aku!!! Kenapa ia sampai hati membiarkan aku terluka!? Dimana rasa cinta itu, Onti.. ?!" lepas emosi Kimberly sambil menagis tersedu. Air matanya jatuh deras di pipinya.
     Onti Rose terdiam. Seolah membiarkan Kimberly menumpahkan segala rasa di hatinya. Namun wajah Onti tampak ikut bersedih dengan apa yang dialami Kimberly. Keningnya berkerut seperti tengah berpikir sesuatu.
     "Kau tau?...Musim salju tak hanya menghadirkan rasa dingin dan kebekuan saja, namun juga mampu menciptakan keindahan yang luar biasa... cobalah untuk membuka mata dan hatimu untuk melihat yang kau alami ini dari sisi lain.. mungkin kau akan mendapat pengertian yang baru.. bahkan mungkin saja kau akan menemukan cinta yang berbeda dan lebih indah. Jika kau bertanya cinta itu dimana.. sesungguhnya, cinta itu ada di dalam hatimu. Apa yang terjadi dengan cinta itu, tergantung bagaimana kau membawanya. Jika cinta itu kau letakkan di dalam hatimu yang beku, bisa jadi cinta itu pun membeku. Begitupun jika kau ingin memposisikan cinta itu sebagai pelita.. maka cinta akan menerangi hatimu... Semua hal bisa saja terjadi Kimberly, bahkan tanpa permisi dan sulit untuk dimengerti apalagi dipahami.. Tapi, kuatkan dirimu dan cobalah untuk terus melangkah.. dan kau harus yakin.. kesedihanmu akan berakhir.. berganti dengan datangnya kebahagiaan..." papar Onti Rose perlahan dan bijaksana.
     Kimberly terdiam. Tangisnya mereda. Tak sepenuhnya memang, ia memahami apa yang Onti katakan. Namun sekelumit yang Kimberly dapat adalah tetap menjalani hidup ini dengan harapan bahwa musim akan berganti.. masa beku ini akan terlewati.. Ah, mungkinkah??? Karna saat ini, baginya seakan hati dan rasa cinta itu tetap tinggal di kutub utara! Begitu dingin dan beku rasanya.
     "Kita kembali ke meja makan ya, Erly?" Ajak Onti. "Cuaca sangat dingin, dan Kau harus makan," imbuhnya tampak khawatir.
     Kimberly menganguk. Lalu melangkah bersama Onti Rose ke meja makan...

     "Apa kau mengundang seseorang, Onti?" Tanya Kimberly di sela suapannya. Matanya baru saja menangkap perlengkapan alat makan yang tertata seolah sengaja dipersiakan itu, tepat berada di sebelah kanan Onti Rose.
     "Ya, kau benar," sahut Onti seraya meletakkan garpu yang baru saja dipakainya untuk menyuap sepotong kecil daging steak. Lalu ia meneguk air putih itu. "Uncle Jack, beliau seorang Composer Music. Tadinya Onti ingin memperkenalkannya padamu," tandasnya.
     "Dia tidak jadi datang?! Dia mengecewakanmu, Onti?!" Duga Kimberly dengan nada tidak suka.
     "Tidak. Jack adalah pria yang baik. Justru Jack semakin membuat Onti yakin beliau adalah pria yang tepat untuk Onti." Jelas Onti meluluhkan kesalahpahaman Kimberly.
     "Oh, ya?!" Kimberly merasa terkejut campur senang. "Uncle Jack adalah kekasihmu?" Tanyanya antusias.
     Onti Rose mengangguk tegas.
     "Ya, Jack akan segera menjadi Unclemu. Karna kami tengah merencanakan pernikahan," ungkap Onti dengan mata berbinar.
     "Oo.. Congratulation, Onti.. aku senang sekali mendengarnya.." Kimberly segera menghampiri, memeluk Onti dan mencium kedua pipinya. Perasaannya begitu haru.
     "Terima kasih, Erly sayang..." Onti Rose menyambut tampak bahagia. Dan memandang Kimberly dengan kasih sayang. "Kau tahu?... Jack tadi membatalkan untuk datang karna dia pikir, kau pasti memerlukan waktu yang khusus bersama Onti. Perkenalan bisa esok atau lusa. Tapi lebih penting adalah waktu kebersamaan kita," jelas Onti sambil tertawa bahagia.
     "Oh, sepertinya dia akan menjadi Uncle terbaikku," timpal Kimberly juga dengan tertawa bahagia sambil duduk di kursi samping kiri Onti.
     Untuk sesaat Kimberly dapat melupakan kesedihannya.
     Onti terdiam sesaat. Menghela nafas dalam.
     "Perjalanan waktu. Mengejar karier. Tanpa terasa Onti melewati masa-masa berharga.., mengecewakan beberapa pria dengan cintanya. Suatu saat Onti tersadar dan sangat membutuhkan seorang pria datang, dengan cintanya. Namun saat itu sepi, semua pria itu seolah menjauh. Sesal itu datang namun Onti tetap menunggu dan berharap. Hampir putus asa, karna kecantikan yang mulai memudar. Disaat itulah, seorang pria dengan kisah yang hampir sama itu datang, membawa cintanya untuk Onti. Ya! Pria itu Uncle Jack," tutur Onti penuh kesan dan mata yang berkaca-kaca karna haru dan binar bahagia.
     Kebahagiaan Onti Rose yang ikut dirasakan Kimberly, menutup kisah malam itu.

***

Jika kamu sudah membaca📖 bagian ini👍💕
Kasih vote ya🌟
Klik di bawah kiri tanda bintang⭐
   ⬇️
   ⭐
Boleh juga komen atau kirim ke teman untuk ajak membaca cerita ini📖💕
So, lanjut baca sampai habis 💕💕💕

FROZEN LOVE & Symphony OrchestraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang