tujuh belas

1K 54 0
                                    

Author pov

"papah... hiks..." isak tangis eunha masih belum reda sampai suho melepas pelukannya.

"papah, adek kangen..." ujar eunha sambil mengusap airmatanya kasar.

"papah juga kangen adek, maafkan papah ya" ujar suho sambil mengelus lembut kepala anaknya.

"papah adek pengen kayak dulu, adek capek, adek pengen kita bareng bareng lagi" ujar eunha menyampaikan permintaannya yang dibalas senyuman oleh suho.

"adek tinggal lagi sama papah ya? balik kayak adek yang selalu banggain papah" jawan suho sambil mengajak eunha untuk duduk di kasurnya.

"tapi adek gak mau ada dia! dia mau jahatin kita pah, adek gak ngelarang papah nikah lagi, adek juga ngerti ayah butuh orang buat ngerawat papah. adek cuma pengen papah bilang dulu, ngenalin calon pengganti mamah ke adek, apa adek gak punya hak buat ikut memilih?" tanya eunha yang sekarang sudah mau mengungkapkan isi hatinya.

"dulu pikiran papah kacau, papah gak bisa nerima mamah kamu pergi sayang, papah gak tau harus gimana ditambah liat kamu yang sama terpuruknya. papah merasa gagal menjadi kepala keluarga" ujar suho menyesali perbuatannya dulu.

"kamu tau kan papah bukan lelaki yang baik dulu? papah kembali masuk ke dunia itu. papah tau papah salah malah menikahi orang lain disaat kamu masih berduka, tapi papa harus bertanggung jawab" lanjut suho yang di simak dengan baik.

"pernikahan bukan hal yang main main pah..." jawab eunha pelan.

"maka dari itu papah tidak bisa sembarangan meninggalkannya, papah udah mengucap janji di hadapan tuhan bersamanya. dan yang buat papah terikat yaitu karna dia sedang mengandung adik kamu..." ujar suho memelan di akhir yang membuat eunha kaget.

"PAPAH JAHAT!!! EUNHA BENCI PAPAH!!" teriak eunha marah di hadapan suho sambil mengepalkan tangannya erat.

"apa papah gak mikir?! teganya papah ngehamili orang lain disaat mamah baru pergi?!" ujar eunha beranjak dari duduknya dan berdiri menaap tajam ke arah sang papah.

"tadinya eunha pikir buat berdamai sama kenyataan, nyatanya eunha malah tau fakta yang menyakitkan buat eunha. maaf eunha mungkin butuh waktu lebih lama untuk balik ke sini" ujar euha kembali datar dan meninggalakan rumahnya.

suho hanya bisa mengusap wajahnya kasar, dia tidak bisa mencegah anaknya pergi karana dia tidak punya hak.  dia yang salah disini jadi dia juga yang harus menanggung akibatnya.

suho hanya bisa berdoa semoga anaknya tidak kenapa kenapa dan bisa menemukan kebahagiaan nya disana saat dirinya belum bisa membuat eunha kembali. anaknya yang dulu hanya bisa merengek sekarang sudah dewasa.

bodoh sekali suho bisa melewatkan pertumbuhan putri satu satunya itu. bukannya setelah istrinya meninggal dia lebih menyayangi putrinya dengan baik, dia malah mencari pelampiasan kesedihan nya yang salah.

dilain sisi eunha terlihat berjalan gontai tak tau arah sampai tidak menyadari jika hari sudah semakin gelap. eunha hanya memegang ponsel saat pergi tadi, uang sepeser pun eunha tidak membawanya apalagi kartu kredit miliknya.

saat merasa kakinya sakit eunha terduduk di sebuah kursi panjang yang ada di pinggir jalan dan mencoba untuk menghubungi seseorang.

"halo, kamu baik baik aja kan?" ujar seseorang di seberang sana saat telfon baru saja tersambung.

"chan sakit..." ujar eunha lirih sambil menahan agar air matanya tidak kembali turun.

"kirim alamat kamu, jangan kemana mana aku kesana sekarang" ujar chanyeol cepat karna terlalu khawatir dengan eunha.

tanpa menjawab eunha segara mematikan telfon nya dan melaksanakan perintah chanyeol tadi. setelah selesai eunha kembali tertunduk dan menyembunyikan wajahnya dengan rambut yang di gerai.

tidak lama kemudian chanyeol sampai dan dengan sedikit tergesa turun dari motornya dan menghampiri eunha untuk berlutut dihadapan nya.

"mana yang sakit hm?" ujar chanyeol pelan sambil menyingkirkan rambut eunha yang menutupi wajahnya.

"hiks sakit banget chan.. kaki aku sakit dari tadi jalan.. hiks" jawab eunha dan kembali terisak meluap kan tangisan nya dihadapan chanyeol.

chanyeol tidak cukup yakin eunha menangis karna sakit kaki, ayolah eunha bukan cewek cengeng yang karna terlalu banyak berjalan nangis. masa iya menyayat lengannya saja eunha terlihat baik baik saja.

"pulang yuk, aku anter kamu ke apartement" ujar chanyeol yang menyadari jika sekarang bukan saatnya menanyakan penyebab semua ini.

eunha membalasnya dengan anggukan singkat dan chanyeol pun segera menggandeng eunha untuk menuju motornya dan membantu eunha untuk naik motor karna sepertinya eunha juga benar benar merasakan sakit kaki.

"maaf aku buru buru jadi gak bawa mobil" ujar chanyeol yang sekarang sudah dalam perjalanan.

"gak papa" ujar eunha pelan sambil mengeratkan pelukan nya di pinggang chanyeol dan menyenderkan kepalanya di bahu chanyeol.

...

sesampainya di apartement, eunha langung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. sedangkan chanyeol sedang menyiapkan teh hangat ditambah lemon untuk eunha agar lebih segar.

setelah selesai chanyeol langsung membawa teh itu ke kamar eunha. disana terlihat eunha baru selesai mengeringkan rambutnya dan duduk di sofa yang ada di kamarnya sambil melamun.

"diminum, biar badan kamu seger" ujar chanyeol sambil menyerahkan gelas teh yang diterima eunnha lalu diminumnya.

setelah dirasa cukup, eunha menyimpan gelas teh itu di meja depannya dan beralih menatap ke arah chanyeol dan tanpa diminta pun eunha mulai menceritakan semuanya sambil kembali terisak dan tentu saja di dalam dekapan chanyeol.

"aku bener bener sendiri sekarang, papah udah punya keluarga baru dan bentar lagi mereka udah punya anak baru" ujar eunha yang masih segukan sambil melingkarkan tangannya di pinggang chanyeol.

"jangan gitu, kamu harus inget masih punya aku" jawab chanyeol sambil mengelus rambut eunha lembut.

chanyeol sadar ada rasa cemburu di ucapan eunha sebelumnya, dia hanya terlalu takut ayahnya tidak menyayanginya lagi bukankah semua anak seperti itu?

"jangan pergi" ujar eunha yang makin mengeratkan pelukanya dan menyembunyikan wajahnya di dada chanyeol dengan keadaan yang masih duduk di sofa yang kurang nyaman.

"biar gak pegel, pindah sini ya" ujar chanyeol sambil mengangkat eunha untuk pindah ke pangkuannya dan eunha pun menyamankan kepalanya di dada chanyeol dan kembali memeluk erat.

"biar gak pegel, pindah sini ya" ujar chanyeol sambil mengangkat eunha untuk pindah ke pangkuannya dan eunha pun menyamankan kepalanya di dada chanyeol dan kembali memeluk erat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"dengerin aku, kamu gak salah kalo ngerasa kecewa atau marah sama papah kamu, tapi kamu ngerti kan kalau seseorang itu gak luput dari kesalahan. tuhan aja maha pengampun, masa kamu gak bisa maafin papah kamu" ujar chanyeol sangat hati hati takut menyinggung eunha dan ternyata mendapat respon degan remasan kuat di pinggang chanyeol.

"eunha anak baik kan? coba kamu inget hal baik dari papah kamu. papah itu pahlawan bagi anak anaknya, apa papah pernah ngeluh capek kerja buat kamu? papah pasti sayang banget sama kamu. sekarang kalau kamu capek tidur ya aku nginep hari ini, jangan takut aku pasti ada di deket kamu terus." ujar chanyeol dan tidak lama kemudian hembusan nafas teratur keluar dari mulut eunha yang sudah tertidur.

Bad girl - pcyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang