saat membuka kedua matanya, Kyra menemukan dirinya terbaring di atas kasur. ia mengerjap perlahan, dan terkejut saat menemukan dirinya tidak berada di kamar yang biasa ia huni.
kamar tempat dirinya berada kini bernuansa putih. dari mulai dinding hingga perabotan, semuanya berwarna putih.
semilir angin berhembus dari arah jendela, membuat gorden yang satu-satunya berwarna hitam di kamar tersebut terayun. yang sukses menarik atensi Kyra.
dengan perlahan gadis itu bangun dan berjalan menuju jendela. ia membuka gorden dan langsung menutup matanya sangat matahari menyilaukan matanya.
"what? udah pagi? ini lagi, gue ada dimana sih?" gumam Kyra tidak jelas.
Kyra lalu berjalan ke arah pintu, namun sayangnya terkunci karena ia tak bisa memutar gagangnya.
dengan lesu, Kyra berbalik menuju kasurnya. inginnya kembali tidur dan terbangun saja saat seseorang membukakan pintu untuknya.
namun keinginannya pupus saat mendengar suara pecahan dari balik pintu.
prang
penasaran, Kyra pun menempelkan daun telinganya pada pintu.
"apa? lo mau marah?"
"aku punya hak Ravi! aku ini tuna......,"
"lo mau pake alasan kalau lo tunangan gue? basi Mona!"
"tapi emang kita dari dulu udah dijodohin. aku sudah mencoba menerima takdir itu,"
"hah? menerima takdir? saking nerimanya, lo bahkan dengan pasrah nyerahin tubuh lo ke gue? lo murahan Mona!"
plak
"kamu...,"
"kenapa? lo mau nangis sekarang? emang lo pernah mikirin soal gue yang nerima pertunangan ini atau enggak? ga usah playing victim Mon! lo kan yang maksa keluarga lo buat ngejodohin diri lo ke gue, hanya karena lo pingin karir lo ngelonjak,"
"aku beneran cinta sama kamu Rav,"
"gue ga makan cinta Mona! lo tahu? buat bisa nikmatin tubuh cewek, gue ga butuh cinta. disini, emang lo yang bego!"
"dan sekarang, lo mau marah karena gue deketin fans gue? lo ga terima? lo lupa janji lo sama gue apa?"
"gue biarin lo ada disekitar gue, bahkan lo yang kasih consent ke gue. gue boleh ngelakuin apa aja ke lo, tapi lo ga ada hak ganggu kehidupan dan keputusan gue,"
"iya, tapi bukan berarti kamu bisa bawa cewek itu ke rumah ini!"
"rumah ini punya gue Mona Larasantie! hak gue. kalau lo ga suka, lo aja yang cabut,"
"dan gue udah bilang di awal, gue ga akan nikahin lo sampai kapan pun!"
'kamu akan nikahin aku kalau aku hamil!"
"lo? hamil? lo lupa lo udah ngejalanin prosedur KB?"
"kenapa diem? gue ingetin sama lo Mona! selama lo masih milih stay sama gue yang brengsek ini, jangan harap lo bisa lepas prosedur itu di dokter manapun di Jakarta!"
"dan terakhir, sampai kapan pun lo cuma pemuas nafsu gue dan ga bakal jadi apa-apa buat gue. camkan itu Mona! pilihan lo hanya satu, pergi dari hidup gue!"
setelah bentakan itu, tak ada lagi suara terdengar dari luar. Kyra sendiri sudah menutup mulutnya sedari tadi. ia terkejut saat mendengar semua penuturan Ravindra.
KAMU SEDANG MEMBACA
perplexité | renryu ✔
General FictionKyra pikir dengan menjadi anak orang kaya, semua keinginannya dapat terpenuhi. Seperti ambisinya untuk memiliki seorang Ravindra, ia rela membeli peralatan canggih mulai dari kamera hingga alat penyadap, bertingkah bak 'sasaeng' vokalis band indie b...