xi - behind, continuation, and surprise

853 92 10
                                    

Yena membuka kamarnya perlahan, menemukan Kyra dengan kacamata bertengger pada hidungnya dan tangannya sibuk di atas keyboard dan mouse. sesekali tangan gadis itu berpindah dari mouse ke kantong jajan yang biasa Kyra simpan di kamarnya.

Yena menggeleng pelan sebelum akhirnya melangkah mendekat. meletakkan segelas cokelat panas di dekat tangan Kyra.

"lo kayaknya sibuk banget ya? baru juga masuk semester empat," ucap Yena sembari merangkul adiknya.

"eh, kak. tugas kuliah sih ga banyak, cuma ini lo bang Hamdan ngasih projek banyak banget. mana deadline mepet-mepet gini," keluh Kyra, namun masih saja sibuk menyelesaikan pekerjaannya.

"ya maklumin lah, doi kan baru aja buka studio pribadi setelah ngumpulin duit bertahun-tahun. kakak mah kagum tau sama bang Hamdan, bisa loh dia tuh nabung untuk dua prioritas, nikahin kak Wina sama bikin studionya sendiri. lo aja dijadiin karyawan tetap, ga pake wawancara babibu, dan belum lulus S1 lagi. harusnya lo seneng,"

"iya sih bener, cuma masa sampe segini banyaknya. tekor dong gue kak,"

"tekor? yakin? apa lo cuma pura-pura sibuk buat ngelupain masalah lo sama Ravindra?"

ucapan Yena tentu menghentikan pergerakan Kyra pada mouse dan keyboard pc.

"seinget gue, lo sendiri nih yang cerita kalau deadline kerjaan lo masih lama. tapi lo udah sibuk dari sekarang. lagi menghindar ya?"

"ah enggak kok!" elak Kyra.

"ngaku aja lah. emang ga kangen sama doi?"

"enggak tuh,"

"ah masa? siapa sih yang kapan hari ngigau, bilang kangen. terus ada juga nih yang kapan hari mimpi ga jelas sampe ngedesah," goda Yena.

"ih apaan sih! mana gue ngedesah?"

"malu ya? akuin ajalah kangen disentuh. lagian gue juga pernah kali sama Elang begitu, jadi ya gue tau dong suara desahannya macem apa,"

"tuh kan ngarang! emang gue jablay! udah deh, kakak keluar aja kalau bisanya godain gue mulu," ucap Kyra mendorong tubuh sang kakak.

"iya iya gue berhenti. tapi lo tetep harus selesain masalah lo. ga boleh ah lari gitu,"

"buat apa? orang dianya aja ga nyari gue buat selesain masalah," ucap Kyra pelan.

"halah, tadi bilang enggak enggak. sekarang bilangnya 'dia ga nyariin gue', tapi nadanya sedih," goda Yena kembali.

selanjutnya, hanya teriakan dan kejar-kejaran antara kakak dan adik yang terjadi di dalam kamar Kyra.

selanjutnya, hanya teriakan dan kejar-kejaran antara kakak dan adik yang terjadi di dalam kamar Kyra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kyra membuka pintu salah satu gedung ruko di bilangan Pondok Cabe tersebut. ruko dimana studio milik Hamdan didirikan. tidak benar-benar ruko, karena gedung tiga lantai tersebut di bagi dengan lantai satu difungsikan sebagai studio, sementara lantai dua dan tiga difungsikan sebagai rumah bagi Hamdan dan Wina yang sudah menikah sebulan yang lalu.

perplexité | renryu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang