Prolog

2.3K 89 11
                                    

Gadis itu begitu terpukul menatap benda pipih yang kini menggoreskan dua garis merah di tengahnya. Positif, benda pipih itu mengatakan demikian.

Si gadis tak mampu lagi menahan air matanya yang terjatuh meski mati-matian ia tahan, air mata penyesalan, ketakutan, kekecewaan, terluka, juga air mata kesakitan ketika mengetahui kehancuran ada di depan matanya.

Ia hamil ... di usia yang baru menginjak 16 tahun.

Kakinya gemetar, bahkan seluruh tubuhnya mengeluarkan keringat dingin dan juga kini lututnya terasa mulai lemas hingga tak dapat menahan beban tubuhnya sendiri. Gadis itu terjatuh di atas dinginnya keramik toilet wanita di salah satu mall ternama di Jakarta.

Tadinya ia hanya iseng saja membeli tes pack itu dan diam-diam mencobanya di toilet, betapa syoknya si gadis ketika testpack ke empat yang ia coba tetap menunjukkan hasil yang sama, hanya ada satu testpack yang menunjukkan hasil negatif. Ia memang sengaja membeli lima buah alat itu untuk meyakinkan dirinya bahwa hasilnya adalah benar.

Tapi kini, justru kekecewaan yang ia dapat, gadis itu positif mengandung ketika masih duduk di bangku sekolah menengah atas.

Panggil saja dia Rin, nama lengkapnya adalah Airin Calista Viandra. Gadis SMA kelas 1 yang tengah berbadan dua tanpa ia sengaja. Kenapa demikian?

Ia bukanlah gadis nakal, ia tidak suka berpakaian minim bahan, apalagi sampai menggoda lelaki agar bersedia menjadi kekasihnya.

Semua itu berawal dari sang pangeran sekolah yang tak lain adalah kakak kelasnya, Zen Arsenio Gerald, putra tunggal dari keluarga Gerald yang terkenal ningrat.

Zen adalah lelaki yang dingin, arogan, dan menjadi pujaan teman-teman sekolahnya. Hanya saja, Rin lebih menyukai sahabatnya Zen, namanya adalah Ervan Nathaniel Darwin.

Ervan bukanlah lelaki sempurna seperti Zen, ia hanyalah lelaki biasa dengan paras yang tak setampan Zen. Kulitnya berwarna sawo matang, dan lagi Ervan bukanlah seorang idola seperti Zen.

Ia tidak dipuja dan tidak pernah mendapat setumpuk surat cinta, tak ada yang mengucapkan selamat ulang tahun dengan tumpukan kado yang selalu menjadi ciri khas seorang Zen si populer. Bahkan hari ulang tahunnya sendiri pun ia tidak ingat.

Tapi, entah kenapa semua yang ada di diri Ervan adalah suatu keistimewaan di mata Rin. Gadis itu mengagumi dan juga mencintai Ervan dengan segala kekurangan pria itu.

Namun, semua menjadi mimpi buruk setelah Zen menghancurkan masa depannya malam itu. Malam yang merubah segalanya hanya dalam hitungan detik, malam di mana untuk kali pertamanya ia menyesal telah menolong seseorang.

Karena sekarang, justru ia yang membutuhkan pertolongan.

Zen memang tak lari dari tanggung jawab, tapi semua kebahagiaan yang berusaha Zen berikan tak dapat mengembalikan apa yang telah hilang.

Permintaan maaf dan ucapan menyesal, tak dapat merubah apapun yang sudah ia rusak.

Bagaikan Gelas kaca yang sudah pecah, benda itu tidak akan pernah kembali utuh seperti semula.

Entah dosa apa yang Dilakukannya, hingga Tuhan memberikan cobaan begitu berat pada si bungsu keluarga Viandra itu.

Dan semua permasalahan dalam hidupnya berawal dari Zen, laki-laki yang tak pernah bertegur sapa dengannya sekali pun.


__________Tbc.

Baru prolognya aja ya hehe
Kalau bagus ya lanjut, kalau enggak ya unpublish wkwk

Selamat membaca, semoga kalian suka.
Jangan lupa tinggalkan komentar dan tekan tanda bintang 🌟

Ketika Aku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang