♠️ Chapter XIII - Study ♠️

752 54 2
                                    

Kali ini Jane yang gugup karena posisinya adalah bawahan Thomas. Mau tak mau dia harus bertindak profesional. "Forgive me, Prince Thomas. Aku tidak tahu Anda sudah pulang," katanya.

"Apakah Daisy berulah lagi?" tanya Thomas yang menatap Daisy dan Jane bergantian.

"Tidak, Prince Thomas," jawab Jane yang melirik Daisy. Dilihatnya gadis kecil itu sedang berharap kakak angkatnya tidak marah. "Mr. Jameson yang belum siap untuk mengajar Princess Daisy hari ini," lanjut Jane.

"Benarkah begitu?" Thomas menoleh pada Daisy.

Daisy sendiri sedikit terkejut atas jawaban Jane, sehingga dia hanya diam. Kedipan sebelah mata Jane membuatnya tersenyum. "Tom, aku tidak mau diajar oleh Mr. Jameson," katanya.

"Why, honey?"

"Karena dia banyak memberiku tugas dan hanya memainkan ponselnya terus-menerus."

"Apa kau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan olehnya?"

Daisy menggeleng. "Tidak, tapi dia tidak peduli."

"Well, aku bisa memberitahunya supaya tidak datang lagi, tapi kau jadi tidak punya guru les."

"Kau bisa menjadi guruku," Daisy tersenyum.

"Kau tahu aku tidak bisa."

Daisy menundukkan kepala. Terlihat kekecewaan di wajahnya.

"Tapi Jane bisa mengajarmu," lanjut Thomas.

"Aku?" Jane terkejut.

🐘🐘🐘🐘🐘

Keesokan harinya, Kevin Jameson benar-benar tidak datang lagi. Sebagai gantinya, Jane yang diperintah oleh Thomas untuk memberikan les kepada adik angkatnya, Daisy.

"Okay, Princess Daisy," Jane menghela napas setelah duduk di kursi belajar yang terletak di kamar Daisy. "Apa yang sudah kau pelajari selama ini?"

Daisy tersenyum malu-malu di samping Jane, ragu untuk menjawab.

"Aku akan membaca sebentar buku pelajaranmu," Jane memilah berbagai text book di meja belajar dan memutuskan akan memulai sesi les dengan Matematika. "Karena pelajaran lainnya terasa membosankan, bukan?" Anggukan kepala Daisy membuat Jane bersemangat.

Tidak disangka, dibandingkan dengan Mr. Jameson, kali ini Daisy memperhatikan setiap arahan dan penjelasan Jane. Cara Jane mengajar diselipi oleh candaan, sehingga terasa menyenangkan. Daisy tak lagi berlarian ke sana kemari, seolah-olah dirinya dihipnotis oleh wanita cantik itu.

"Sudah dua jam, Princess Daisy. Kita sudah selesai belajar. Sekarang saatnya kau mandi," kata Jane.

"Okay, Jane," sahut Daisy.

Jane agak heran karena Daisy sangat penurut di sepanjang hari itu. Namun, dia pikir mungkin besok Daisy tidak akan bersikap seperti ini lagi karena biasanya anak kecil hanya ingin terlihat baik pada kesan pertama.

Akan tetapi, di hari-hari berikutnya, Daisy semakin lengket pada Jane. Alhasil, Jane mendapatkan tugas khusus untuk menjaga Daisy. Pekerjaan bersih-bersihnya di istana digantikan oleh pelayan lainnya.

"Jane!" seru Daisy ketika melihat wanita itu datang. Segera saja dia berlari untuk menyambut. "Ayo kita belajar!"

Jane berlutut di hadapan Daisy. "Kau sudah siap, Princess Daisy?"

Daisy mengangguk keras-keras.

Dua jam penuh dihabiskan mereka untuk menggambar dan mewarnai. Daisy sangat suka mewarnai. Gadis kecil itu dapat memilih warna yang tepat agar gambarnya terlihat hidup. Jane melihat bakat dalam diri anak itu dan berniat menceritakannya kepada Thomas nanti.

Marrying The PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang