♠️ Chapter II - Fired ♠️

2.3K 89 21
                                    

Jane telah merapikan rambut dan make up-nya, sehingga dia boleh sedikit sombong karena terlihat lebih cantik daripada di toilet tadi. Tetapi dia malas meladeni pria yang telah menghinanya secara tidak langsung. Dia memberikan tangannya asal-asalan.

Namun, yang Thomas lakukan adalah mencium punggung tangan Jane, membuat wanita itu terlonjak. Pria itu lalu melemparkan senyuman menawan yang sejak tadi sama sekali tak terlihat di wajahnya.

Jane melongo memandangi Thomas yang ternyata sangat tampan. Bulu-bulu halus di rahang dan sekitar bibir Thomas membuatnya terlihat maskulin. Belum lagi alis tebal dan hidung tinggi mancungnya menyempurnakan semuanya. Sorot mata tajam yang tadi diperlihatkan Thomas di toilet seakan menghilang. Jane seolah terhipnotis oleh ekspresi nakal Thomas yang menggoda. Tapi dia harus segera kembali ke bumi.

"Wonderful!" seru Natasha, mengagetkan Jane. "Aku suka pria gentleman seperti anakmu, Lady Grace."

Brittany, yang dari tadi berdiri di belakang Jane, tak tahan untuk tidak mengumbar berita terbaru. "Tadi aku memergoki mereka sedang bermesraan di toilet!" katanya cepat tanpa jeda dan salah kata.

Perlu beberapa detik bagi kedua ibu untuk mencerna kalimat Britanny. Seketika itu juga mereka tertawa, bahkan mensyukuri kejadian tersebut.

"Ternyata mereka saling menyukai," kata Natasha lega.

"Kalau begitu rencana perjodohan ini telah berhasil tanpa perlu campur tangan kita," sambung Grace.

"Perjodohan?" tanya Jane bingung. "Dengan dia?" Keningnya berkerut seraya menatap jijik pada Thomas, mengingat pria itu telah sembarangan menciumnya di toilet.

"Hey, lady, jangan melihatku seolah aku virus mematikan," protes Thomas.

"Kau pria kurang ajar, mister!"

"Aku tidak menginginkan keributan di pesta adikmu, Jane," Natasha memperingati putri sulungnya. "Bersikaplah sopan!"

Thomas berdehem. "Mother, aku selalu berusaha menjadi anak yang baik dengan menuruti semua perintahmu dan perintah Kakek, tapi untuk rencana perjodohan ini, tanpa mengurangi rasa hormatku, aku menolaknya," katanya elegan.

"I beg your pardon? Thomas...," Grace terkejut oleh perkataan anaknya.

"Kau kira aku mau dijodohkan denganmu? Jerk!" umpat Jane penuh kekesalan.

"Jane Watson!" panggil Natasha. "Beraninya kau bersikap seperti itu kepadanya." Kedua mata wanita itu melotot menyeramkan.

"Huh... Memangnya dia siapa?" Jane tersenyum sinis. Lengannya dilipat di depan dada, tanda kesombongannya telah menembus Planet Asgard.

"Lady Grace adalah anak ketiga dari King George Arthur Freinsted, Raja dari Kerajaan Vlada, dan Prince Thomas Geller adalah puteranya. Kau harus menghormati mereka!" tegas Natasha.

Napas Jane tercekat. Dia dijodohkan dengan seorang pangeran dari sebuah kerajaan yang namanya baru saja dia dengar. Sungguh keanehan luar biasa. Tapi muncullah ketakutan, khawatir dirinya akan ditangkap bila menghina keluarga kerajaan. "I'm so sorry, Your Highness. Aku tidak bermaksud menghina Anda," ucapnya seraya menekuk lutut dan membungkuk.

Thomas tak dapat menahan tawanya.

Jane kebingungan sekaligus kesal. Dia mengangkat kepalanya dan menatap Thomas juga Grace.

Grace tersenyum. "Tom, sebaiknya kau memberikan jasmu kepadanya. Dia pasti kedinginan," ujarnya lembut.

Sumpah serapah diucapkan Jane di dalam hati. Dia telah mempermalukan dirinya sendiri karena sebagian besar dadanya pasti terlihat ketika dia membungkuk. Dia melirik Natasha, ibundanya, yang sedang memutar bola mata. Perlu diakui, dia salah memilih gaun.

Marrying The PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang