Terimakasih untuk segala apapun yang pernah terjadi, datang pergi dan pertemuan lagi.
Sebagian ada yang memilih bertahan, sebagian ada yang memilih diam-diam hilang, dan sebagian ada yang terang-terangan untuk tak melanjutkan.
Semua ada tentang dua hal, memberi dan menerima. Ada yang memberi dan setelahnya membawanya terbang terbawa angin, ada yang menerima luka dan setelahnya datang membawa maaf.
Dan ada yang berjanji setia, dan setelahnya khianat yang di diterimanya.Segalanya tentang meredam, sebelum keliru menjadi terlalu dalam. Hingga memahami bahwa ada sabar yang tak terbatas untuk sebuah rasa ikhlas:)
Aku pernah mencoba untuk tak mengingat kisah yang sudah berujung ini, namun aku gagal.
Bukan nya tak bisa lepas atau tak ingin lepas,tapi bayangan kisah yang sudah berujung itu selalu menghantui,menghantui hati yang tak tau kemana akan berlabuh (lagi).
Kalo dapat ku katakan padanya "selamat 3 tahun" ingin saja ku katakan padanya.
Seharusnya kami saling mengucapakan kata "selamat", namun ternyata pamit terucap terlebih dulu.
Malam ini aku duduk dengan kesendirian. tidak sendiri,aku dan bersama bayangan kisah yang sudah lama berakhir. Bayangan tawa dulu selalu muncul di fikiranku, ingin saja ku maki bayangan itu.
Jika ku tatap ia dari kejauhan ini, matanya tak menandakan rindu sepertiku sekarang ini. Jika ku tatap yang ku tampak hanya lah ini tanggal yang pernah spesial, hanya pernah!
Aku dan kebodohanku masih duduk di tengah keramaian yang selalu merasa sepi, menghadirkan kisah yang telah berujung, berharap penjelasan terlontar di telinga.
Fikiranku berkecamuk sebenarnya aku sangat merindukannya, sehingga hatiku sangat menggebu ingin menjeritkan "aku rindu kisah kita".
Tapi aku sadar akan sia-sia saja jika memang dapat kujeritkan kau tidak akan merespon karena aku tau hanya aku yang mendam rasa yang belum hilang.
Dan kau?
Iya kau?
Nyaman dengan keadaan yang seperti ini, iya seperti ini aku yang selalu memiliki hati rindu yang menggebu-gebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Luka
Short Story"Teruntuk luka yang tak kunjung reda, kukatakan bahwa ini adalah pesan dari semesta yang berbisik manis di telinga. Tentang sahabat laraku yang kuberi nama luka, kuceritakan tentangmu yang tak kunjung membaik,lalu kubilang bahwa kamu bodoh dan selal...