"Ruang kecewa"

251 9 0
                                    

Tubuh ku terdampar pada sebuah ruang kecewa. Senyumku kau balas dengan punggung yang tanggal dan tawaku kau hapus dengan kain pengingkaran. Ini bukan yang pertama kali, kau melakukannya sering sekali hingga menjadi kebiasaan, dan anehnya aku mencintainya. Kebiasaan burukmu itu aku menyukainya.

Caramu melukaiku membuatku semakin cinta. Aneh memang, tapi bukan kah cinta seperti itu? Sesuatu yang di biasakan, lambat laun akan menumbuhkan rasa. Terbiasa bertemu, contonya sama sepertimu yang terbiasa melukai. Dan saat ini saat kau melakukannya lagi, tak ada amarahku terburai, obatnya adalah senyummu.

Anehnya, ketika melihatmu semua yang berkaitan dengan pengkhianatan yang kemarin-kemarin memuakkan telinga, terlupakan segalanya.

Kau kembali ada di hadapanku dan menjadi milikku. Walau aku tau sesaat setelah itu kau kembali melakukan kebiasaanmu itu, begitulah caramu melukai. Sekali, berkali-kali bahkan hingga berhari-hari.

Perihal LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang